Kartesius : (4,0)

272 37 7
                                    

"Halo frost,

Ini Satama, sorry ya anak buah lo ini mati, gue cuma pengen dia lebih cepet ketemu tuhannya aja sih haha.
Ini baru permulaan lo bakalan lihat hal hal yang lebih gila lagi nanti, dan inget, ini semua terjadi karena lo.
Btw beberapa minggu lalu sekolah nyari siapa ketua kalian kan? Kenapa lo ga ngaku kalau lo ketua Vessel? Atau emang lo penakut? Bodoh"

Nathan menghembuskan nafasnya gusar setelah membaca surat yang terselip di saku baju mayat temannya itu yang berasal dari Satama ini.

Ia kembali fokus dengan diskusi yang tengah dilakukan disini, untuk pertama kalinya Jovan terlihat begitu marah, gelisah, sedih bercampur menjadi satu.

"Gimana kronologinya, kok lo bisa ketemu mayat dia?" Tanya Jovan kepada salah satu orang yang ada disana.

Orang yang menemukan mayat itu tergeletak di gang dekat dengan markas Vesselsoft, Jay.

"Gue awalnya seperti biasa aja mau balik kesini sepulang gue dari main kemarin malem sekitar pukul dua subuh, terus gue lihat ada banyak orang pake jaket warna biru dan satu orang berjaket kulit merah maroon yang kayaknya pemimpin mereka, terus pas gue lihat itu gue lihat dia udah jadi mayat, udah tergeletak di aspal, awalnya gue kira yang dibunuh itu bukan anak Vessel, tapi setelah gue pastiin ternyata itu anak Vessel soalnya dia pake jaket warna putih"

  "Setelah itu gue ga sengaja mekik kaget, gue bilang astagfirullah, terus mereka lihat gue sejenak, tapi mereka cuman nge lempar gue pake batu, gue sibuk menghindar dan saat itu mereka kabur, lalu gue nyamperin dia, ternyata dia udah meninggal tanpa ngejar anak anak yang ngebunuh itu, gue bener bener ga kepikiran buat ngejar, maaf Frost" tutur Jay sembari menundukan kepalanya.

  Sontak Jovan menghela nafasnya gusar sembari mengusap wajahnya gusar.

  "Iya gapapa lo udah ngelakuin yang terbaik yang bisa lo lakuin, makasih udah bawa dia kesini" sahut Jake kepada Jay.

  Jay sontak mengangguk dan kembali ke kerumunan anggota Vessel yang lain.

"Gue tolong sekali kepada kalian semua temen temen dan kakak kakak, karena salah satu saudara kita sampe meninggal, gue mohon jangan ada yang pergi sendirian atau gimana gimana malem malem, gue takut si Satama ini bakalan makin menjadi, dan sampe sekarang gue belum tau motif dia apaan" tutur Jovan dengan tegas.

Kemudian, seorang lelaki berambut ikal bernama Ifan pun mengangkat tangannya hendak berucap.

"Sorry Frost, lo ga kepikiran kah? Gimana kalau ini tuh sebenarnya balas dendam?" Ucapnya yang langsung membuat seluruh pemuda yang ada di area itu mendesir terkejut.

"Bukannya gue lancang tapi kalau di throwback, waktu Ethan milih lo as ketua baru banyak anggota yang keluar Vessel kan karena mereka menganggap ga adil kalau lo yang waktu itu baru join Vessel bisa jadi ketua?" Ucapnya kembali sembari memandang ke arah Jovan.

Sontak Nathan menepuk tangannya sekali seolah mendapatkan jawaban dari apa yang terjadi selama ini.

"Nah gue setuju, bagaimana kalau sebenarnya si 'Satama' ini tuh anggota lama Vessel yang malahan bikin geng baru gitu lah buat like menguji atau berusaha buat jatuh in Frost?" Ucapnya berspekulasi.

  "Kalau udah terlanjur gini, gimana kalau kita bicarain ini sama Ethan?" Saran Jake.

  Dengan cepat Jovan menggeleng.

  "Kayaknya Ethan lagi banyak hal yang perlu diurus sekarang, mengingat keadaan dan kesibukan dia, kayaknya ga memungkinkan kalau misalnya kita harus usik dia buat bantuin kita" Tutur Jovan.

  "Iya mengingat dia harus kuliah, kerja, dan ngurus keluarnya, sementara kita gausah ganggu dia dulu" timpal Nathan.

—————- ——————

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang