Note's : Nathan milik Mayuri

1.3K 157 0
                                    

Dua tubuh kecil itu bergerak ke kanan dan kekiri berdansa diiringi musik dari salah satu kartun yang menunjukan adegan berdansa di atas lantai dansa yang begitu luas dan megah. Nathan dan juga Mayuri kini sedang berdansa mengikuti alunan musik dari sana, Mayuri dan juga Nathan yang telah berteman sejak kecil itupun semakin cocok dalam dansa ringan itu dimana tangan Mayuri ada di dada Nathan, dan tangan Nathan di pinggang Mayuri.

Penulis paham, mungkin bahasa ini terlalu sulit untuk anak anak, namun mereka masih lugu tapi mengerti apa itu rasa sayang ke orang lain. Nathan selalu bermain di rumah Mayuri setelah ia pulang sekolah dan baru akan pulang malam. Anak TK dan SD ini benar benar membuatku iri, sebelumnya mari aku jelaskan tentang Mayuri dan Nathan.

Nathan adalah anak berumur 7 tahun yang kurang lebih baru 1 SD, dan Mayuri yang berumur 6 tahun kurang lebih TK.

Saat tengah berdansa mengikuti alunan musik tersebut tiba tiba Nathan terkejut karena Mayuri tidak sengaja menginjak kakinya. Ia pun memekik kesakitan.

"Aww!!! Yuri kamu kenapa injek kaki Nanat ishhhh" ucap Nathan kepada Mayuri.

Mayuri yang melihat Nathan kesakitan pun hanya tertawa terbahak bahak sembari memegangi perutnya. Nathan yang tidak terima pun menggelitiki perut Mayuri hingga ia berbaring di lantai kamarnya yang dilapisi karpet bulu lembut itu. Merasa puas, Nathan pun akhirnya kelelahan dan berbaring di karpet samping Mayuri, ia menggenggam tangan anak perempuan yang dia anggap adiknya itu dengan erat.

"Kalau kamu gede kamu mau jadi apa dek?" Tanya Nathan dengan nada serius.

"Ndatau, gede itu cucah atau nda? cakit atau nda?" Mayuri malahan bertanya balik.

"Aku juga gatau, aku belum pernah gede" sahut Nathan.

"Euggg, alau gede itu sulit ama sakit aku mau hilang aja deh atau ga dikasih mantla ama Tuhan biar aku kecil telus nda gede-gede" ucap Mayuri yang masih cadel dengan penuh keyakinan.

"Hahaha, ngomong apa sih kamu Yuri Yuri, setiap orang pasti gede, pasti nanti kita bakalan lebih tinggi, bakalan bisa makan ayam goreng sepuasnya, bisa main sampe malam banget juga gapapa" sahut Nathan sembari menatap ke arah Yuri.

"Pokokna nanti kalau dah gede halus tinggi, melebihi tinggi gunung, terus mau bebas bisa kemana mana aja pasti selu.. tapi takut contohna aja kak Hesa, kak Hesa sekarang udah gede malah bikin kak Hesa ga main ama Yuri lagi...menjadi gede itu takut, selem,,,, EH GIMANA ALAU KITA BIKIN PELJANJIAN AJA?" Ucap Yuri dengan penuh semangat, membuat Nathan menyerit kebingungan.

"Perjanjian? Perjanjian apa?" Tanya Nathan singkat.

"Alau gede itu jahat, jelek, sakit Nanat harus janji bakalan bantu Yuri oke? Yuri juga mau bantu Nanat oke?" Ucap anak itu sembari tersenyum menatap langit langit kamarnya.

Nathan yang mendengar itu sedikit menyeritkan alisnya, permintaan yang ia tidak pahami.

"Oke, Nanat janji Bantuin Yuri kok kita gede bareng bareng oke?" Sahut Nathan.

Mayuri pun tersenyum lalu memeluk erat Nathan yang ada di sampingnya, pelukan itu pun menjadi pelukan kupu kupu anak kecil yang sangat hangat seolah tidak ingin dilepaskan satu sama lain.

- K A R T E S I U S -

Mayuri melangkahkan kakinya dengan penuh air mata dan boneka beruang di tangannya menuju rumah di sebelahnya yakni rumah Nathan. Ia mengunjungi anak laki kaki itu lebih dahulu karena tidak biasanya Nathan belum berkunjung ke rumah Mayuri beberapa hari terakhir ini. Mama Mayuri selalu bilang jika Nathan mungkin sibuk jadi Mayuri tidak berani untuk mengunjungi Nathan. Namun, saat ini anak TK itu berjalan sembari menangis karena mendengar bahwa kondisi Nathan sedang tidak baik baik saja alias sakit.

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang