Kartesius : (2,2)

500 65 3
                                    

  Full Of Gina & Deo

Gina mengelap keringat dari pelipis Deo yang terus bercucuran pada malam hari itu. Betapa terkejutnya ia ketika si matahari ini ia temukan tengah terkulai lemas dirumahnya tadi sore sepulang sekolah, bahkan pakaian Gina yang masih terbalut seragam sekolah karena tidak sempat pulang tadi. Dirumah Deo tidak ada seorang pun kecuali Deo sendiri tadi, para ART dan Satpam sedang libur, dan kedua orang tuanya tengah bekerja keluar kota.

  Gina masih terus menempelkan kompres pada dahi lelaki manis itu, ia sesekali juga mengelap keringat Deo. Sementara Deo sendiri sudah terbalut selimut tebal dengan wajah pucat dan bibir yang bergetar terus menggumamkan sesuatu meski matanya tertutup.

  "Ihh meng lo tuh jangan sakit kek, kalau gue ga kesini coba, palingan udah metong lo" cibir Gina sembari mengganti kompres Deo yang mendingin.

  Deo yang sebenarnya mendengar itupun tidak menjawab dan tetap memejamkan matanya. Gina pun menggelengkan kepalanya, perhatiannya pun teralihkan ke notifikasi dari aplikasi pesanan online di ponselnya.

  "Ntar dulu, makanan udah nyampe" ucapnya.

  Gina pun segera meninggalkan kamar Deo untuk menuju gerbang depan mengambil makanan yang ia pesan. Setelah makanan tersebut ia ambil, kakinya pun melangkah menuju dapur dimana ia tengah memasak bubur untuk si beban Deo ini, untungnya ini bukan pertama kali dirinya membuat bubur jadi tidak terlalu dikhawatirkan rasanya. Ia mewadahi bubur itu ke dalam mangkok dan menaruhnya di atas nampan. Untung saja Gina sudah sering kerumah ini jadi ia sudah tau letak semua perabot dirumah ini karena ia memasak dengan orang tua Deo hehe.

  Setelah semuanya siap ia pun melangkahkan kakinya dengan bubur dan makanan yang ia beli menuju ke lantai atas kamar Deo. Ia pun langsung masuk ke kamar itu menampakkan Deo yang tengah terduduk di atas kasur dengan pandangan kosong, wajah pucat, dan bibir kering tengah termenung.

  "Bangun juga, banyak banyakin minum air ya bibir lo kering tuh, terus nih makan tapi ntar dulu gue tempelin kompres bayi dulu, pegel tangan gue ngompres terus dari tadi" ucap Gina sembari meletakan nampan dan plastik makanan yang ia bawa ke atas meja di kamar Deo.

  Setelah itu gadis itu pun duduk di kasur samping Deo lalu membuka bungkus kompres bayi itu untuk ditempelkan ke Deo, saat akan ditempelkan di kepalanya lelaki itu pun menghindar dengan sangat menyebalkan.

  "Gamau ah, ntar rasanya kayak panas panas gitu" ucapnya berusaha menolak.

  "Mana ada ini tuh dingin bego, lo kira ini Koyo cabe apa?" Bantah Gina sambil berusaha menempelkannya.

  Deo pun menggeleng keras dan menidurkan tubuhnya kembali lalu membalut seluruh tubuhnya dengan selimut. Gina yang sudah sangat sebal pun naik ke atas tubuh Deo lalu terduduk di perut lelaki itu. Merasakan tubuh Gina duduk di perutnya pun membuat Deo membuka selimutnya dan memekik kencang karena sakit.

  "Ahhhh anjing sakit" ucapnya.

  "Gausah desah ya lo njing" sahut Gina sembari menempelkan kompres bayi itu di kepala Deo.

  Deo pun terkejut karena ia mengira sensasinya akan panas namun sangat segar dan dingin seperti es batu yang ditempelkan di kepala.

  "Udah kan?" Tanya Gina ke Deo.

  Deo pun mengangguk kecil sambil tersenyum manis. Gina yang kegemasan pun mencubit pipi lelaki yang perutnya tengah ia duduki itu.

  "Gumush banget anaknya pak Surya" ucap Gina memanggil nama ayah Deo.

  "Anjing lo anak si Jono" balas Deo.

  Keduanya pun tertawa hingga tak sadar jika Gina masih duduk di perut lelaki tersebut.

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang