fam are not ily

257 40 0
                                    

Flashback eps 1,5

"UDAH SAYA BILANG KAMU JANGAN PERNAH SEBUT NAMA ANAK SAMPAH ITU DI TEMPAT SAYA!" Bentak seorang lelaki paruh baya itu.

  Saat ini Mayuri, tengah berada di rumah kedua orang tuanya untuk makan malam bersama katanya.

  Namun makan malam ini berubah ketika Mayuri tak sengaja menyebutkan nama Mahesa di acara ini.

  "Tapi pa, Abang juga anak papa, Mahesa dia anak papa pa, ga ada salahnya papa maafin anak papa" ucap Mayuri lirih.

  "PRANGGG" satu piring dari atas meja makan itu dibanting oleh sang papa sehingga menjadi serpihan serpihan kecil.

  "SUDAH SATA KATAKAN, SAYA TIDAK SUDI MENGANGGAP DIA SEBAGAI ANAK SAYA LAGI, DIA ITU SAMPAH YANG CUMA MEMPERMALUKAN KELUARGANYA, BOCAH ITU, SI JALANG, DAN ANAK SETAN DI KANDUNGAN SI JALANG ITU MEMPERMALU—

"CUKUP PA" Mayuri memotong ucapan sang papa sembari terbangun dari tempat duduknya.

  "JANGAN SEKALI PUN PAPA BILANG ITU, KAK EVA BUKAN JALANG, DAN ASAL PAPA TAU ITU BUKAN ANAK SETAN PA, DIA CUCU PAPA, DIA ANAK PEREMPUAN MAHESA, CUCU PERTAMA PAPA DIA UDAH LAHIR KE DUNIA PA! " bentak Mayuri.

  Sang mama yang awalnya diam pun kini mendelik tajam setelah mendengarkan apa yang dikatakan Mayuri.

  "Apa? Bayi itu, sudah lahir?" Tanya sang mama dengan pelan.

  "IYA MA, CHIARNIA MAHESA CUCU PERTAMA MAMA DAN PAPA"

  "ASAL MAMA DAN PAPA TAU, MAMA DAN PAPA GA MENANG DARI MAHESA, YANG MENANG ITU KEGOBLOKAN MAMA DAN PAPA YANG UDAH NGEBUAT KALIAN JADI BUTA DAN GA BISA NERIMA KENYATAAN YANG ADA"

  "ASAL MAMA DAN PAPA TAU, SETIAP HARI ABANG DAN KAK EVA SELALU MENANGISI PERBUATAN MEREKA DAN MERASA BERSALAH SAMA ANAK MEREKA SENDIRI, PAPA, MAMA, SESUSAH ITUKAH KALIAN MENERIMA SESUATU YANG UDAH TERJADI?!" Cecar Mayuri dengan panjang, bahkan tanpa dirasa ia meneteskan air matanya dan dadanya yang naik turun akibat nafasnya.

  "Mayuri" panggil sang Mama lirih.

  "Udah nak, kamu datang kesini buat makan malam sama kita, gausah bahas hal itu, ayo" ajak sang mama berusaha menenangkan kemarahan Mayuri.

  Mayuri seketika menatap sang mama dengan lirih.

  "Ma, mama seorang ibu, mama punya anak, mama ga ngebayangin gimana perasaan Kak Eva?"

  Setelah itu atensi Mayuri beralih ke sang Papa yang sudah menatapnya dengan sangat marah.

  "Pa, papa ga ngebayangin jadi Mahesa? Dia tetap kuliah dengan biayanya sendiri sembari kerja paruh waktu buat ngehidupin keluarga kecil dia pa? Abang dan kak Eva udah menyadari apa kesalahan mereka, mereka udah menyesal pa, apakah papa dan mama gamau menerima mereka? Mayuri mohon ma, pa, kalau kalian masih marah jangan lihat Mahesa, jangan lihat kak Eva, lihat Chiara"

  "BAYI ITU JUGA GA MILIH UNTUK DILAHIRKAN KE KELUARGA YANG SEPERTI INI PA, DIA GATAU APA APA, JANGAN JADIIN DIA KORBAN DARI KE EGOISAN KALIAN"

  "MAYURI CHEANA" bentak sang papa yang sepertinya sudah tak bisa menahan emosinya lagi.

  "CUKUP MAYURI, TAU APA KAMU TENTANG EGOIS, TAU APA KAMU TENTANG MASALAH KAMI DAN ANAK BAJINGAN ITU, KAMU APA? KAMU CUMA ORANG YANG ADA DI TENGAH TENGAH KAMI, SAYA DAN MAMA KAMU UDAH BERUSAHA JALIN HUBUNGAN YANG BAIK SAMA KAMU TAPI KAMU MALAHAN KAYAK GINI, KAMU GA TERDAMPAK APA APA MAYURI!" Bentak sang papa.

  Mayuri mengelap air matanya kemudian dengan nafas yang tak beraturan ia berkata.

  "Apa? Papa nanya aku tau apa? Papa nanya aku tau apa tentang egois? Papa nanya apa dampaknya bagi aku?"

  "AKU YANG PALING SUSAH DISINI PA, AKU DI TENGAH TENGAH KALIAN YANG SAMA SAMA EGOIS, AKU PUSING PA. AKU KAYAK ORANG BODOH YANG DITARIK TARIK KEKANAN DAN KEKIRI, AKU GABISA DIPISAH PISAH KAYAK GITU PA, AKU GABISA NEMUIN JATI DIRI AKU" ucap Mayuri sembari terduduk lemas kembali ke kursinya.

  "Aku cape denger kalian berantem pa, aku ga ngerti, aku gatau apa yang harus aku lakuin, kalian selalu berantem dan ngelakuin kekerasan fisik ke Abang, Abang cuma bisa senyum ke aku, tapi aku gatau apa yang seharusnya aku lakuin" ucap Mayuri dalam tangisnya.

  Tak hanya Mayuri, sang Mama kini juga meneteskan air matanya mengingat kenangan pahit itu.

  "Keluar" ucap sang Papa singkat mengusir Mayuri agar keluar dari rumahnya.

  "Pa Apasih, Mayuri sini bentar makan dulu loh ini" ucap sang Mama sembari memegang tangan Mayuri.

  Mayuri bungkam, ia mengambil tasnya kemudian melangkah gontai keluar dari rumah itu dengan perasaan sedih yang hancur di hatinya.






Andai, waktu bisa diputar


___________________

  K A R T E S I U S

________________

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang