Kartesius : (3,6)

250 41 17
                                    

  "Tadi Nathan ada kesini dek?" Tanya Mahesa kepada sang adik yang tengah memakan cookies di ruang tamu sembari menonton TV di depannya.

  "Au ah" jawabnya dengan bete.

  Eva pun datang dari arah dapur sembari membawa cookies yang baru datang di atas piring yang ia bawa, ia lalu meletakan cookies itu di meja depan Mayuri.

  "Engga sayang, adanya Sega tuh tadi kesini cuman udah pulang baru banget" sahut Eva.

  Mahesa pun mengangguk paham kemudian duduk di samping adiknya.

  "Kenapa lagi sih kamu? Ngambek? Marah ya karena tadi ga dianter ama Nathan?" Tanya Mahesa kepada Mayuri.

  Eva yang sudah siap dengan drama ini pun memilih untuk duduk di sofa sembari menonton adik kakak ini.

  Mayuri menghentikan kegiatannya memakan cookies lalu memandang kakaknya.

  "YA GIMANA GA BETE IH, SI MONYET UDAH DITUNGGUIN MAU PULANG BARENG EHH MALAH PULANG AMA YG LAEN" tutur Mayuri sebal.

  Mahesa terkekeh sejenak lalu berucap.

  "Udahlah dek, maafin aja dia mungkin si cewe itu bener bener butuh bantuannya, Udahlah jangan salty gitu, kayak orang bucin aja kamu"

  "Iya, jangan jangan Mayuri suka sama Nathan ya?" Ucap Eva sembari tersenyum.

  Sontak Mayuri mendelik ke arah kakak iparnya itu.

  "IH ENGGA AHH" ucapnya sembari berlari ke arah kamarnya di lantai atas.

  "SALTING NIH YEEE, AWAS JATUH DEKK" teriak Mahesa dari lantai bawah.

  Mahesa dan Eva pun terkekeh dengan sang adik yang ada ada saja kelakuannya.

  Setelah Mayuri menghilang Eva pun pindah tempat duduk menjadi di sebelah Mahesa.

  Ia memeluk suami kesayangannya itu dengan erat dari samping dengan kepala yang bersandar di dada Mahesa.

  Mahesa yang menyadari ada istrinya itupun segera mengelus kepala istrinya itu.

  "Sayang, kenapa sih? Bucin banget" ucap Mahesa sembari terkekeh.

  "Ihh apaansih" sahut Eva sembari menenggelamkan kepalanya di dada Mahesa.

  "Kamu pengen itu ya?" Tanya Mahesa dengan senyum bapak bapaknya.

  PLAKKK

Sontak geplakan nyaring terdengar dari arah dada Mahesa, dadanya di geplak oleh istrinya ini.

  "Mesum banget otaknya" ucap Eva agak berbisik takut di dengar Mayuri.

  "Mas tadi telpon rumah bunyi, tebak siapa yang nelpon?" Tanya Eva.

  Mahesa berpura-pura berfikir sejenak lalu berucap.

  "Tagihan listrik? Perasaan udah aku bayar deh"

  "Ih bukan itu tauuu" sahut Eva sembari mempoutkan bibirnya.

  "Terus apa sayang?" Tanya Mahesa sembari melingkarkan tangannya di pinggang Eva.

  Setelahnya lelaki itupun mengangkat Eva ke atas pangkuannya, alhasil itu membuat tubuh Eva dan Mahesa sangat dekat saat ini.

  "Weh astaga bapak bapak ini, turunin ga!" Bentak Eva.

  "Gausah marah marah, aku tau kamu suka" ucap Mahesa, ia pun mengeratkan pelukan mereka.

  "Ih mas turunin nanti dilihat Mayuri malu"

  "Orang dia udah lihat" sahut Mahesa sembari tersenyum miring.

  Sontak Eva membalikan kepalanya melihat ke arah belakang dimana Mayuri berada beberapa meter dibelakangnya. Refleks Eva pun langsung berusaha turun dari pangkuan Mahesa namun ditahan oleh suaminya itu.

  "Hehe iklan bentar, lanjut lanjut ini Mayuri cuman mau ngambil cookies bentar hehehe" ucap Mayuri lalu mengambil sepiring cookies yang ada di meja.

  "Udah udah sok lanjut lanjut" ucap Mayuri kembali, setelahnya pun ia langsung setengah berlari menaiki tangga agar tak menganggu kakaknya.

  "MAYURI JANGAN LARI AWAS JATUH SAYANG" teriak Eva.

  Beberapa saat setelahnya pun Mayuri sudah tak ada disana, Eva pun berniat untuk melanjutkan ceritanya.

  "Nah tau ka—

  "Ceritanya dikamar aja yuk ?, aku cape nih" ucap Mahesa sembari menggendong Eva ala koala menuju kamarnya di lantai bawah.

————-

"BYURRR"

  Suara air yang terdengar dari halaman belakang rumah Mahesa itu dibuat oleh sang adik yaitu Mayuri.

  Gadis itu tengah berenang di kolam renang yang ada di belakang rumahnya itu, tak terlalu besar tapi setidaknya cukup untuk dia bolak balik halu jadi duyung.

  Setelah berenang beberapa saat ia pun mendudukkan dirinya di tepi kolam, ia mengusap air yang ada di wajahnya, ia sedikit menyesal berenang sekarang.

  Ya iyalah berenang jam 6.45 pagi siapa yang ga kedinginan coba.

  Mayuri melihat ke arah pintu kaca yang menyorot ke arah dapur dalam rumahnya itu, disana terlihat Eva yang sepertinya baru bangun tengah sibuk mondar mandir.

  Mayuri yang masih basah kuyup itupun membuka pintu geser kaca itu dan menyapa sang kakak ipar.

  "Kak ngapain?"

  Eva sontak terkejut setelah mendengarnya ia pun menengok ke arah Mayuri.

  "Eh Mayuri kamu ngapain berenang? Kamu kan sekolah hari ini, ini kan Senin Mayuri !!" Ucap Eva dengan panik.

  "SAYANGGG DASI AKU MANAA AKU TELAT KERJA NIH" teriak Mahesa dari dalam kamarnya.

  "DI LEMARINYA MAS KAMU SIH GA SETEL ALARM KAN KESIANGAN" teriak Eva balik dari arah dapur.

  Mahesa pun datang menghampirinya dengan pakaian kemeja namun rambutnya belum rapi, ia meminta Eva untuk memasangkan dasinya.

  "Sayang pasangan dasi" rengek Mahesa.

  Eva pun segera menghampiri suaminya guna memasangkan dasi.

  Mahesa yang melihat Mayuri melongo di depan pintu dengan pakaian basah pun menepuk jidatnya.

  "Mayuri kamu ngapain berenang dek, ini udah telat sekolah loh ayo cepet ganti bajunya" omel Mahesa.

  Mayuri nampak kebingungan menatap kedua suami istri yang tengah sibuk ini.

  "Ini kan hari minggu, kenapa kalian riweh banget" ucap Mayuri pelan sembari menunjuk ke arah kalender.

  Dan ya benar saja hari ini adalah hari minggu.

  "LAHH" ucap Mahesa dan Eva bersamaan.

  "Kebisaan" sahut Mayuri sinis sembari melangkah kembali menuju kolam.

  Ia pun kembali menceburkan dirinya kedalam kolam dingin itu.

  Ini Mahesa and Eva sama sama lupa hari.

——— —-

  Hampir 30 menit Mayuri berenang ia kini memilih duduk di pinggiran kolam dengan kaki yang masuk ke air.

  Ia duduk di pinggir kolam sembari meminum secangkir teh yang di siapkan Eva beberapa saat lalu.

  "Ga dingin berenang jam segini?" Tanya seseorang di sampingnya yang sontak membuat Mayuri terkejut.

___________________

K A R T E S I U S

________________

Syapa disini ya mabuk chaemura tiktokan?

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang