Kartesius : (1,6)

659 79 0
                                    

  Mata Mayuri mengerjap beberapa kali ketika cahaya matahari mulai menusuk pengelihatannya yang terpendam itu. Ia pun mulai memperjelas pandangannya, tubuhnya terasa sangat sakit karena ia tertidur di sofa ruang tamu. Ia pun melihat ke arah kanannya dimana Nathan masih tertidur sembari memeluk erat tangan kanannya itu.

  Mayuri pun memeriksa ponsel yang ada di sebelah kirinya setelah membaca pesan dari sang kakak yang berisi bahwa Mahesa baru akan pulang sore nanti ia pun menghembuskan nafas lega karena Mahesa tidak pulang ke rumah kemarin dan melihat ia tertidur dengan seorang pria di sofa rumahnya.

  Mayuri pun berusaha untuk membangunkan Nathan yang tertidur di sampingnya dengan menepuk-nepuk halus pipi pria itu.

  "Nanat, bangun" ucap Mayuri dengan suara yang masih agak serak karena baru bangun.

  Dengan tangan yang masih menepuk-nepuk pipi Nathan yang tak kunjung membuka matanya.

  "Nanat bangun ih, ekstra" ucap Mayuri kembali.

  "Ha? Lima menit" sahut Nathan dengan suara beratnya yang sontak membuat jantung Mayuri berdebar-debar ketika mendengarnya.

  Nathan yang bukannya bangun malahan mengangkat tubuh Mayuri lalu mendudukkan tubuh gadis itu di pangkuannya berhadapan dengannya. Mayuri yang terkejut pun mendelikan matanya terkejut, ia hendak memukul dada pria di depannya namun ia tahan ketika Nathan menarik tubuhnya mendekat lalu memeluknya dengan erat. Kini kepala Nathan tepat berada dibawah dagu Mayuri dengan tangan yang melingkar sempurna di pinggang Mayuri.

  Mayuri pun membalas pelukan tersebut dengan erat sembari mengelus elus rambut bagian belakang pria itu dengan halus. Saat Mayuri ingin melepas pelukan itu betapa terkejutnya ia saat mendengar suara isakan dari sana yang sepertinya berasal dari Nathan. Mayuri pun sedikit mengangkat kepala Nathan dan benar saja pria tinggi itu tengah menangis sembari memejamkan matanya, sepertinya ia mengingau.

  "Hei, kenapa?" Tanya Mayuri berusaha berkomunikasi dengan Nathan.

  "Bunda Nathan gamau minum obatnya lagi Bunda, obatnya bikin tenggorokan Nathan sakit banget hiks,  Nathan gamau minum banyak obat gitu sehari Bundaa, Nathan mau lakuin apa aja biar Nathan ga minum obat lagi Bunda" rengek Nathan yang memanggil Mayuri dengan sebutan 'Bunda' sepertinya pria ini benar benar mengingau sekarang.

  Mayuri pun tersenyum tatkala mendengarkan Nathan yang mengingau mengira bahwa dirinya adalah sang Bunda. Dengan tenang, Mayuri pun berusaha untuk menenangkan Nathan sekarang juga.

  "Nathan? Jangan nangis, ini Mayuri " ucap Mayuri sembari mengusap air mata di pipi Nathan yang masih terdapat sisa sisa lebam itu.

  Dengan senyum yang lebar Nathan pun terkekeh senang lalu memeluk gadis itu kembali dengan erat. Nathan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Mayuri yang sontak membuat gadis itu kegelian. Mayuri pun membalas pelukan tersebut enggan untuk melepasnya.

  Beberapa saat berpelukan terasa sangat jangan dan menyenangkan hingga Mayuri merasa aneh karena Nathan tengah mencium leher jenjang miliknya dan memberi satu jilatan kecil yang membuat Mayuri sukses bergidik geli. Saat itu pula Mayuri mendorong Nathan dan melepaskan pelukan mereka.

  Nathan yang terkejut pun terduduk dengan kesadaran penuh melihat Mayuri yang ada di depannya. Nathan pun sedikit terlihat bingung berusaha mengingat apa yang ia lakukan disini.

  Mayuri yang panik pun langsung segera berkaca di depan kaca kecil yang ada di atas meja dimana terlihat bekas ciuman dari Nathan yang membiru di lehernya itu.

  "Mayuri ko—
  "AAAAAA NATHANNNNN" teriak Mayuri cukup keras.


- K A R T E S I U S -

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang