Kartesius : f = x1 + y

877 152 2
                                    

 
PLS GIVE THE STARS COLLOR WITH TAP VOTE






Flashback

Mayuri terbaring di atas kasurnya dengan earpods yang bertengger di telinganya. Ia tengah mendengarkan lagu berjudul 'I still haven't found what i'm looking for' di ponselnya. Ia menutup matanya sembari mendengarkan lagu cover dari film kartun yang ia saksikan dari orisinal karya U2.

  Tanpa Mayuri sadari, Mahesa yang ada di depan pintu pun mendatangi adiknya itu ke dalam kamar dan ikut berbaring di samping adiknya. Ia mengambil satu earpods yang bertengger di telinga adiknya itu lalu segera memakainya. Mahesa yang mengetahui lagu ini pun tersenyum manis kala mendengar lagu tersebut.

  Mayuri yang menyadari keberadaan Mahesa pun memilih untuk diam tak bergerak agak kakaknya itu tidak terganggu.

  "I have climbed highest mountains"
  "I have run, thourgh the fields"
 
  Mahesa memeluk erat adiknya yang berada di sampingnya itu kala lagu itu bisa ia dengar dengan seksama, Mayuri yang dipeluk pun membalas pelukan kakaknya lalu mengelus surai hitam milik sang kakak itu dengan lembut.

  Mahesa hanyalah seorang pria yang di dalam tubuhnya masih ada seorang anak kecil yang ingin sekedar bermain sepeda dan berlari larian tanpa mengejar mimpinya.

  "Adek, kamu jangan kecewa in Abang ya?" Ucap Mahesa.

  "Iya bang" sahut Mayuri pelan namun masih bisa di dengar oleh Mahesa.

  "Kamu tau?" Tanya Mahesa ke Mayuri.

  "Kaga hehehehe" sahut Mayuri sembari menyengir kuda.

  "Tahan dulu Curut, Abang belum ngomong" ucap Mahesa.

  Mayuri pun mengerucutkan bibirnya ke depan.

  "Iya Abang lanjutin dulu hehe" sahut Mayuri.

  "Kalau Abang pergi dari rumah ini, kamu ikut Abang ya? Kita tinggal bareng nanti oke? Abang gamau kamu sendirian disini ya? Kalau Abang pergi hari ini kamu datang ke rumah yg dikasih kakek ke Abang kamu masih inget kan? Tolong dek Abang gamau kehilangan kamu" Ucap Mahesa.

  "Em iya bang, tapi kenapa?" Tanya Mayuri kembali dengan sedikit bingung karena sang kakak yang berbicara acak seperti sedang melantur.

  Tidak menjawab. Mahesa pun mulai menangis di pundak Mayuri yang ia peluk. Sepertinya Mahesa mendapatkan tekanan dari kampus atau kehidupan percintaan jika seperti ini.

  Biasanya Mahesa akan selalu berbicara acak atau melantur jika stress berlebihan, ia akan mengatakan apapun di kepalanya ketika ia sedang dalam kondisi yang tidak baik. Tangisan Mahesa makin menjadi jadi ketika tangan Mayuri makin mengelus kepala belakang Mahesa.

  Namun,

"ETHANA MAHESA" Teriak seorang dari depan kamar Mayuri.

Sepertinya tak lain dan tak bukan itu adalah orang tua Mayuri lebih tepatnya Papanya yang berteriak.

"ETHANA MAHESA, KENAPA KAMU KAYAK GINI? KAMU KIRA SAYA BAYAR KAMU KULIAH PAKE DAUN APA? KALAU KAMU TERUS TERUSAN KAYAK GINI PERCUMA KAMU PINTER, DASAR ANAK GATAU DIRI KAMU, KELUAR KAMU GAUSAH SEMBUNYI DIBALIK ADIK KAMU, KAMU AJA GA BECUS SAMA DIRI KAMU SENDIRI, GIMANA KAMU MAU JAGA ADIK KAMU NANTI HA? DENGAN PRILAKU KAMU YANG SEPERTI INI KAMU INGIN SAYA BIAR CEPET CEPET MATI ?" Teriak sang Papa kembali dari depan kamar Mayuri, tidak hanya itu sang Papa sepertinya telah menggedor gedor pintu hitam itu.

Mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan sang Papa membuat Mahesa sontak terdiam dari tangisannya dan membeku seperti patung, saat itu Mayuri sadar, bukan kampus atau percintaan yang membuat Mahesa seperti ini, melainkan Papa.

Mahesa sontak berdiri dari tempat tidur Mayuri melangkah pelan menuju pintu kamar sang adiknya itu, sepertinya ia ingin menyerahkan dirinya ke sang Papa.

"Abang, Abang mau kemana?" Tanya Mayuri dengan sangat halus.

Mahesa diam, hanya melangkah sembari menahan isak tangisnya itu.

"Abang jangan keluar ya? Sini duduk sama Yuri, bentar lagi Ay—-

"AHHHH PAPAA JANGAN TARIK RAMBUT HESA PA" teriak sang kakak yang entah sejak kapan sudah berada di depan pintu dengan kondisi pintu yang terbuka dan menampakkan surai hitamnya yang lumayan panjang tengah dijambak oleh sang Papa.

Melihat itu Mayuri tidak tinggal diam, ia berlari menuju ke tempat sang kakak.

"PAPA PAPA , YURI MOHON PAPA JANGAN GITUIN ABANG, PAPA MAAFIN ABANG PAPA" ucap Mayuri sembari bersujud di depan sang papa.

Sang Papa yang sudah di puncak emosi pun menendang Mayuri dengan kaki nya lalu berjalan ke arah tangga menuju lantai satu tanpa melepaskan jambakan di rambut Mahesa yang sontak membuat lelaki itu meraung raung kesakitan.

"PAPA LEPASIN PAPA SAKIT" teriak Mahesa dengan penuh tenaga yang malahan di hadiahi tamparan oleh sang papa.

Sang Mama yang sudah terbiasa dengan hal ini pun memilih untuk mengajak Mayuri masuk ke dalam kamarnya sembari mengunci pintunya dari dalam.

"MAMA, KENAPA MAMA AJAK YURI KESINI? MAMA GA LIHAT MA? ITU ANAK MAMA LAGI DI JAMBAK SAMA SUAMI MAMA SENDIRI? DAN MAMA MALAHAN BAWA AKU MASUK? MAMA TAKUT APA GIMANA MA?" Tanya Mayuri dengan dada yang sudah naik turun menahan emosi.

"Diam Mayuri ga ada yang bisa kita lakuin, diam dan tunggu sampai papa kamu selesai baru kita turun" ucap sang Mama.

Mayuri pun menggeleng tak percaya dengan apa yang dikatakan sang Mama.

Hingga dari luar terdengar suara kegaduhan yang begitu keras sampai suatu suara yang membuat Mayuri membelalak.

"Kalau itu mau papa Mahesa pergi pa, cukup segini aja" ucap Mahesa yang terdengar sampai lantai dua.

Mayuri pun melihat dari jendela yang mengarah ke parkiran depan dimana Mahesa yang dalam ke adan babak belur pergi dari rumahnya menaiki suatu mobil yang diberikan hadiah oleh sang kakek saat ulang tahunnya tahun lalu.

Sungguh hati Mayuri bak terkoyak saat itu juga, sang kakak pergi?

Mahesa benar benar pergi.

Hati Mayuri bergejolak kebingungan apa yang ingin ia lakukan saat ini, ia tidak tau memilih antara orang tuanya atau kakaknya.




___________________

  K A R T E S I U S

________________

*) Untuk judul part selalu berbentuk angka koordinat
*) Untuk judul flashback selalu berbentuk model matematika

Maaf aku slow update ya!!

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang