Epilog #1

274 31 5
                                    

  Dengan erat Mayuri masih menggengam tangan Nathan yang terbaring di bangsal rumah sakit dengan penuh perban di sekujur tubuhnya. Ia hanya memandangi perut Nathan yang mengembang dan mengempis yang mengartikan bahwa dirinya bernafas.

  Sementara itu di lain tempat, Gina tengah termenung di kursi taman rumah sakit itu, dengan lengan yang diperban ia duduk sendiri disana berusaha mencerna apa saja yang sudah terjadi hari ini.

  Tiba tiba saja, seorang berpipi bulat itu datang menghampirinya, Deo.

  Ia duduk disamping Gina dan menawarkannya segelas jus mangga yang ia bawa. Namun, Gina menolak tawarannya itu dan kembali termenung.

  "Lo percaya ga sama yang terjadi hari ini?" Tanya Gina kepada Deo.

  Deo sontak berhenti meminum jusnya dan menaruhnya di sampingnya.

  "Ya gimana, percayalah, orang udah terjadi kan?" Sahutnya.

  "Meski gue ga ikut club baca tarot atau dukun, gue dah tau besok pasti ada hari yang lebih baik kan? Jadiin pembelajaran aja" tambahnya.

  Gina mengusak rambutnya kebelakang dan menghela nafasnya.

  "Gue kaget aja, gue ga percaya sama yang dia lakuin, setelah semuanya yang gue lakuin sama dia, ternyata dia gitu, semudah itu gue dibohongin?" Eluh Gina.

  "Ya gitu deh, kenyataannya lo dibohongin sejauh ini" ucap Deo kembali sembari meminum jusnya.

  Sontak Gina memberikan tatapan tajam ke arah Deo, bukannya menenangkan, malah makin memberatkan.

  Deo yang menyadari itupun menyengir kuda lalu mengalihkan topik pembicaraan.

  "Hehe, jus alpukat katanya bagus buat orang sakit, bentar ya gue beliin" ucap Deo lalu meninggalkan Gina sendirian.

  Gina terkekeh kemudian kembali termenung memandangi langit.

  Tiba tiba saja Gina merasakan ada orang yang berdiri dibelakangnya, hal itu sontak membuatnya menoleh kebelakang. Betapa terkejutnya ia setelah melihat orang itu adalah Jake.

  Sontak Gina mengalihkan pandangannya ke arah lain, tak mau melihat lelaki itu.

  Jake pun duduk disamping Gina. Mereka duduk berdua tanpa mengucapkan sepatah kata sekalipun hingga akhirnya Jake membuka mulutnya terlebih dahulu.

  "Maaf ya" ucap Jake sembari menggengam tangan Gina.

  Gina melirik ke arah tangannya yang digenggam oleh Jake dan ia pun menundukan kepalanya.

  "Aku salah apa sih, sampai kamu mainin perasaan aku kayak gini kak? Ini ga selucu itu" ucap Gina.

  Jake menggelengkan kepalanya sejenak.

  "Kamu  ga ada salah Gin, denger penjelasan aku dulu, aku yang salah karena udah ngelakuin hal itu ke kamu, aku yang bodoh disini karena mereka jadiin aku alat, maafin aku ya, aku akui aku memang deketin kamu karena hal itu, tapi itu ga berjalan lancar sayang" Ucap Jake.

  Nampaknya topik ini mulai menarik perhatian Gina, ia menolehkan wajahnya menatap wajah Jake di sampingnya dengan sendu.

  "Karena misi itu, aku malahan suka beneran sama kamu Gina, semua tingkah kamu yang awalnya harus engga aku hiraukan malahan selalu menarik perhatian aku, aku ga mungkin bisa akting seperti itu jika aku ga beneran mencintai kamu, setiap ditanya progres sama Sega, aku selalu diperingatkan untuk engga mencintai kamu, tapi aku gagal Gina, aku beneran sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, mungkin cara awal aku memulai sama kamu itu salah, tapi akhirnya, aku benar benar punya perasaan sama kamu" tutur Jake.

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang