Kartesius : (1,7)

629 76 6
                                    

  Mayuri menghembuskan nafasnya lega setelah ia keluar dari ruang english club yang menjadi pilihan ekstranya. Gadis itu keluar paling akhir karena ia ada sedikit urusan dengan pembina yang membuatnya sedikit lebih lama berada di ruang ekstra. Saat ini ia begitu kelelahan apalagi dengan punggungnya yang masih sakit karena tertidur di sofa semalam bersama Nathan.

  Kaki Mayuri melangkah menuju Halaman sekolah yang terdapat lapangan basket disana, tempat dimana halaman basket berada untuk menemui Nathan yang menunggu disana.

  Sesampainya di halaman sekolah, Mayuri celingukan mencari pria itu ke bangku bangku halaman dan juga lapangan basket yang sepi karena ekstra sudah bubar sejak tadi. Merasa Nathan tidak ada disana, entah kenapa kaki Mayuri malahan bergerak menuju taman kecil di belakang sekolah dengan firasat yang mengatakan bahwa Nathan ada disana.

  Setelah sampai disana Mayuri memurungkan wajahnya karena Nathan tidak ada disana, ternyata firasatnya salah. Saat hendak meninggalkan tempat tersebut Mayuri pun terkejut karena ada batu kerikil yang terlempar ke arahnya berkali kali.

  Merasa ada batu kerikil yang mengenai punggungnya, Mayuri pun sontak menengok sekeliling berusaha mencari siapa pelakunya. Setelah melihat ke kanan kekiri Mayuri juga tak kunjung menemukan siapa pelakunya yang membuatnya sontak bergidik ngeri.

  "Siapa sih, jangan jahil deh" ucap Mayuri yang mulai ketakutan karena beberapa hari lalu ia mendengar dari Deo bahwa ada seorang siswi yang menjumpai sesosok hantu di halaman belakang ini.

  Mayuri masih sangat ketakutan setengah mati hingga ia merasa seseorang tengah berjalan di belakangnya. Gadis itu menutup matanya lalu berusaha merafalkan semua mantra yang ia ingat di dalam hatinya hingga kedua tangan yang dingin menutup matanya dan sontak membuatnya berteriak.

  "AAAAA-emmmhhh" Teriak Mayuri yang terjeda karena ada tangan yang menutupi mulutnya.

  Mayuri pun segera berbalik lalu menatap orang itu, ternyata orang itu adalah Nathan yang tertawa melihat Mayuri yang terkejut.

  "IHH NGESELIN BANGET AHH ANJING LO"  ucap Mayuri yang di hadiahi pelototan mata tajam oleh Nathan.

  "DIEM LAGI LO, KAN UDAH YURI BILANG TUNGGU DI HALAMAN KOK KESINI SIHH" tambah Mayuri.

  Sementara Nathan hanya tersenyum tanpa membalas gadis tersebut yang sedang mengomel gemas di hadapannya.

  "IHH KEK ORANG DONGO, SENYUM SENYUM GA NGOMONG NGOMONG" omel Mayuri sekali lagi.

  Kemudian Nathan pun segera mengambil ponsel dari saku celananya lalu mengetik sesuatu disana.

  "Tadi di motor kamu nyuruh aku stop ngomong, jadi aku ga ngomong" ketik Nathan yang ia perlihatkan kepada Mayuri.

  Setelah membaca itu Mayuri sontak menepuk jidatnya lelah.

  "Iya iya sekarang ngomong aja deh lo" ucap Mayuri kepada Nathan.

  "Kok tadi bilang anjing? kok manggil aku 'lo' ?" Tanya Nathan kepada Mayuri.

  "Dih apa urusan lo" ucap Mayuri sembari mendorong dada Nathan cukup kuat.

   Nathan yang kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh pun menarik pinggang Mayuri agar terjatuh bersamanya. Benar saja Mayuri pun jatuh menindih Nathan yang ada dibawahnya terbaring di atas rumput hijau taman sekolah.

  Nathan pun tersenyum dari bawah dan menyelipkan rambut gadis itu ke belakang telinganya lalu mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu lalu berbisik.

  "Jangan di biasain ngomong kasar, dulu kalau kamu nangis aku bakalan makan mata kamu kan? kalau sekarang kamu ngomong kasar, mulut kamu yang aku makan oke?" Bisik Nathan di dekat telinga Mayuri.

Kartesius [ChaeMura] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang