Selamat membaca! ❤❤❤
Semuanya terdiam mendengar ucapan Utara. Kara dan anak itu saling memandang.
'Iyakah?'- batin Kara.
'Dia memang mirip, " batin anak yang bernama Kim Eun Woo itu.
"Siapa namamu? Namaku Kara, " tanya Kara. Kara mengulurkan tangan dengan senyum manisnya yang selalu hadir di wajah nya.
"Nama Saya.... " Kim Eun Woo berpikir sejenak. Dia tidak mungkin menyebut nama aslinya. Dia khawatir mereka akan takut padanya. Apalagi dia mulai menyukai anak manis dihadapannya. Matanya tidak sengaja menatap tulisan di spanduk salah satu penjual makanan " Sate kumis Udin ".
" Udin, " jawabnya spontan.
"Ha?? "
"Bwaahaaha!! " Seketika Utara ngakak. " Serius nama Lo Udin, cil. Ya ampun, masa anak china namanya ndeso gitu, " ledek Utara.
"Saya dari Seoul, " koreksi Kim Eun Woo. " Apa yang salah dengan nama Saya? Apakah itu sangat buruk? "
"Tidak. Jangan pedulikan orang ini. Otaknya lagi sakit, " sahut Selatan.
"Tan, Lo kembaran emang minta disembelih, yee. Tega bener bilang otak gue sakit. Kita musuhan! " Utara melipat kedua tangannya dan membuang wajah kesamping.
"Tidak peduli, " jawab Selatan dingin.
Kara mengajak Udin pergi di susul oleh Abimanyu dan Selatan. Utara yang diabaikan mendengkus kesal. Dia sampai mengabsen nama - nama hewan legend.
****
Karena Udin tidak punya tempat tinggal, Kara membawanya ke rumah. Abimanyu tentu menolak. Namun, ancaman Kara membuatnya tidak berkutik. Dia juga tidak bisa protes karena Bunda Nila sudah menyetujuinya.
Alasannya menolak kehadiran Udin karena anak itu merebut perhatian Kara darinya, membuat dia jengkel dan ingin menjual anak itu ke markas alien yang ada di luar angkasa.
Dia berusaha menarik perhatian Kara dengan berbagai cara, seperti jungkir balik, salto, kayang, lompat kesana kemari dan membunyikan lagu dengan volume besar agar Kara memarahinya. Ternyata, Kara sama sekali tidak menolehnya. Jangankan bersuara, menatapnya saja tidak. Eun Woo menahan tawa melihat komuk Abi yang seperti gelandangan.
"Abang ngapain jongkok di situ. Kalau mau pup jangan disini, Bang. Toilet kan ada, Bang, " tegur Kara membuat Abi yang semula tersenyum berubah datar.
"Adek nggak peka. Abang lagi marahan sama adek, lho, " jawab Abi.
"Memangnya adek salah apa? Adek daritadi diam, Bang, " ucap Kara dengan muka polosnya.
"Tau ah, Abang ngambek pokoknya! " Abi pergi dengan kaki dihentikan layaknya anak kecil yang tidak diberi uang jajan.
Kara memandang Abi dengan bingung. "Udin, Abang kenapa ya? " tanya Kara.
"Tidak tahu, " jawab Eun Woo. "Kita main lagi, ya, " ajaknya mengalihkan pikiran Kara. Kara mengangguk dan mulai melupakan masalah tadi. Mumu hanya menonton Kara dan Eun Woo bermain dengan tatapan polosnya.
*****
"Ngapain dia kesini, Dek. Kamar lain kan ada. " Abi menatap Eun Woo sinis. Menurutnya, anak ini adalah orang ketiga antara dia dan Kara. Wajib dibumi ratakan, nih.
"Udin nggak mau tidur sendirian. Katanya takut, sama kaya adek. Adek nggak mungkin nyuruh dia tidur sama Bunda. Soalnya Bunda tadi bilang kalau Bunda sibuk menjalani bisnis dengan Ayah. Adek nggak mau ganggu Ayah dan bunda. Makanya Udin dibawa kesini. Kalau abang nggak mau, biar adek sama Udin tidur di kamar sebelah, " ucap Kara.
"Eh, jangan! Oke, Dia boleh tidur disini, asal jangan ditengah, " putus Abi dengan nada tidak ikhlas.
"Makasih abang. Abang baik sekali, " puji Kara membuat hidung Abi kembang kempis. Dia menggesek hidungnya dengan jempol dan memamerkan wajah angkuhnya. Eun Woo yang melihat merasa geli.
Sesuai kesepakatan, Eun Woo tidur di sebelah kiri, Kara ditengah dan Abi di sebelah kanan. Mereka sama- sama memeluk Kara dan menyandarkan kepala mereka di leher Kara. Aroma bayi yang khas membuat mereka candu hingga tertidur menyusuli Kara yang sudah duluan masuk ke alam mimpi.
Bunda Nila yang mengintip dari luar tersenyum. Dia membuka pintu dari luar dan menyelimuti ke tiganya. Dia mengecup pipi Kara dan mengelus rambut Abi dan Eun Woo. Sebelum meninggalkan kamar mereka, Bunda Nila mematikan lampu.
"Sayang, gimana? " tanya suaminya, Bagas.
"Sudah tidur. Yuk, lanjut! " Bunda Nila menarik suaminya ke dalam kamar dan menutup pintu.
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/322987651-288-k659451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku kara
Novela JuvenilKara itu hitam manis tapi imut. Banyak orang ingin mendekatinya karena merasa gemas dengan tingkah lucunya. Kara yang tidak punya siapa- siapa selain kucing peliharaannya bernama Mumu. Suatu ketika, Kara bertemu dengan seseorang. Orang itu lalu men...