Happy reading ya, All! Jangan lupa vote dan komen ya, teman-teman 🥰☺😉.
.
.
.
.
.
.Satria memandang pria itu dengan datar. Dia berjalan menuruni anak tangga dengan kedua tangan di saku celana. Dia melewati pria itu dengan acuh tak acuh.
"Satria, tunggu nak! " pria itu berjalan mengejar langkah Satria. Dia menghadang Satria.
"Minggir. Saya mau berangkat kesekolah! " ujar Satria dengan nada sedikit membentak.
"Tunggu, Nak. Beri Daddy kesempatan bicara. Daddy minta maaf padamu. Daddy menyesal, Nak. Sekarang ibumu jatuh sakit. Dia memintamu untuk menemuimu. Ada hal yang harus kita bicarakan padamu. Ini sangat penting, Nak, " ucap Pria bernama Sakti Pramjaya.
"Maaf, Tuan Sakti Pramjaya. Kesempatanmu sudah tidak ada sejak anda mengusirku dari rumah. Tidak ada gunanya mendengar omong kosong kalian. Lebih baik anda pergi dan bilang pada istri anda untuk tidak mengganguku lagi! " Satria melanjutkan langkahnya, tetapi ucapan Sakti Pramjaya menghentikan langkahnya.
"Sebenarnya kamu bukan putra kandungku, Satria. Karena itu, saya mohon kamu harus ikut saya menemui istri saya. Dia akan menjelaskannya padamu! "
Degh!
Rasanya ada ribuan jarum menusuk jantungnya. Sekarang pria itu mengatakan padanya kalau dia bukan anak kandungnya. Lelucon macam apa ini?
"Hahaha, " Satria tertawa hambar. Ada kepahitan yang dirasakannya. "Omong kosong apa yang anda bicarakan, Tuan Pramjaya? Sekarang anda tidak mengakui saya sebagai putra kandung anda sendiri? Apa anda sekarang anda sedang melucu? " tanyanya sarkastik.
"Dia benar, Satria. " Seorang wanita berambut gelombang sebahu keluar dari dapur.
"Bi-bibi.... " Satria menatap bibinya tidak percaya. Kenapa bibinya percaya pada omongan si tua bangka ini? Oh, apa karena dia adalah kakak laki-laki nya?
Sebelum dia buka suara, tiba- tiba suara wanita lain menyelanya. Dia terkejut melihat keadaan wanita itu. Dalam hati, dia merasa iba melihatnya. Apa yang sudah dilalui oleh wanita itu?
"Satria, putraku. Tolong dengarkan Mommy, Nak. Setelah itu kau boleh tidak menemui Mommy lagi, " ucap wanita itu.
Satria diam. Dia menatap bibinya. Bibinya mengangguk. Satria pun membuang napasnya.
"Fine! "
******
Pandangan Kara tak pernah lepas dari pintu kelas. Sudah jam tujuh, Satria belum menunjukkan batang hidungnya. Kemana dia? Eun Woo yang duduk di belakang Kara langsung menghampiri Kara.
"Kamu sedang mikir apa, hm ? " tanya Eun Woo. Dia mengikuti arah pandangan Kara. Tak lama muncul sosok Andre. Wajah Kara berubah cerah, tetapi langsung berubah murung ketika tidak melihat Satria bersama Andre.
"Bang Andre, Bang Satria mana? " tanya Kara pada Andre yang duduk di tempat bangku yang diduduki oleh Eun Woo.
"Kayanya dia nggak datang, Dek. Ada urusan sama orang tuanya, " jawab Andre. Matanya menangkap sosok Eun Woo. " Siapa dia? " tanya Andre pada Kara.
"Dia saudara kembar Kara, Bang, " jawab Kara. Andre menyahut dengan oh saja. Dia mendekati Eun Woo dan mengulurkan tangannya.
"Andre Digital, " ucapnya.
"Eun Woo, " balas Eun Woo datar.
"Waw, satu spesies dengan Satria, " ucap Andre.
"Ha? Satu spesies? " Eun Woo mengernyit bingung.
"Ah, lupakan! Dek, ada pr nggak? " tanya Andre.
Kara menoleh. Dia menggeleng lesu. " Kok nggak semangat jawabnya? Mana adeknya Andre yang ceria? Masa karena Satria tidak datang satu hari udah nggak semangat, " ledek Andre.
"Nggak ada Satria, nggak asyik Bang. Kaya makan nasi tanpa ayam goreng, " balas Kara.
"Yee, tinggal pakai kecap sama kerupuk udah enak, " celetuk Andre.
"Abang, Kara tuh serius lho! " Kara menatap Andre tajam.
"Abang juga serius, " jawab Andre santai.
"Gak tuh. Muka abang kaya mengejek Kara, " tampik Kara.
"Ta—" ucapan Andre dipotong oleh suara pintu yang ditendang. Teman-teman sekelas mereka yang tadi berisik langsung diam. Ekspresi marahnya membuat mereka tidak berani untuk mengusiknya.
Orang itu langsung memeluk Kara dari samping. " Abang kenapa? " tanya Kara bingung.
"Lo kenapa, Sat? Datang kekelas langsung mengamuk. Bukannya Lo izin tidak masuk hari ini, ya? " tanya Andre heran.
Satria diam. Dia tidak menjawab pertanyaan Andre membuat Andre mendengkus kesal. Dia mengutuk sepupunya itu dalam hati.
"Bang, abang kenapa? Ada masalah? " tanya Kara lembut.
Satria mendongak. Matanya lalu berkaca- kaca. Kemudian....
"Hiks, huweeee!!! " tangis Satria pun pecah. Teman- teman sekelas langsung cengo. Kara mengerjap- ngerjap matanya lucu. Andre melongo seketika. Sedang Eun Woo menatap Satria datar. Dia sangat cemburu adiknya dipeluk oleh orang lain. Mana lagi dipanggil abang oleh Kara.
"Sat, Lo ... Lo.... " Andre tidak bisa berkata sepatah katapun.
Brruukh!
Andre tumbang dengan tidak elit. Sepertinya dia harus bangun dari mimpi buruk ini. Dia belum bisa menerima sepupu kutubnya yang tidak pernah keluarin air mata tiba-tiba menangis bagaikan anak kecil di depan semua orang.
" Lebay, " ejek Eun Woo tanpa ekspresi.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku kara
Teen FictionKara itu hitam manis tapi imut. Banyak orang ingin mendekatinya karena merasa gemas dengan tingkah lucunya. Kara yang tidak punya siapa- siapa selain kucing peliharaannya bernama Mumu. Suatu ketika, Kara bertemu dengan seseorang. Orang itu lalu men...