Part 13

6.1K 495 1
                                    

Pagi-pagi buta, Kara memberi makan Mumu. Dia menuangkan susu yang sudah dibuatkan oleh Bunda Nila. Dia memilih susu merek goat milk karena bagus dengan pencernaan Mumu. Sebelumnya, Dia pernah memberi susu merek lain, besoknya Mumu diare. Kara sampai menangis. Untunglah Mumu cepat ditangani oleh teman dari Ayah Bagas.

" Mumu suka? " tanya Kara.

"Meong! " sahut Mumu.

"Anak baik, sayangnya Kara. " Kara mengelus kepala Mumu. Dengan manja, Mumu menduselkan wajah ke kaki Kara.

"Dek, Kamu dimana?!" panggil Abimanyu dari dalam.

"Kara di belakang, Bang! " sahut Kara.

"Cepat kesini, Dek! nanti ayam gorengnya habis di makan Utara! " teriak Abimanyu.

"Eee, jangan dihabiskan!! " rengek Kara. Dia meninggalkan Mumu dan berlari ke arah dapur.

"Ayam goreng Kara! " pekik Kara. Wajahnya murung ketika tidak melihat ayam goreng di meja tersebut.

"Udah habis di embat Utara, " tuduh Abimanyu.

"Apa ni? Fitnah tuh, yang menghabiskannya si Abi, Dek. Marahin tuh anak, " bantah Utara menuding Abi balik.

"Kara nggak mau tahu. Pokoknya Kara ngambek sama kalian! " Kara pergi. Tujuannya adalah kamar Selatan.

"Tuh, Adek ngambek gara- gara Lo, Tar, " kata Abimanyu.

"Lo kali, Gue kagak, " ujar Utara.

"Dia pasti ngadu ke Selatan, " tebak Abimanyu.

"Serius Lo? Selatan kalau marah mirip Mami lho. Nggak bisa dibiarin, nih. " Utara segera mengejar Kara.

"Adek sayang, tunggu! Abang minta maaf, deh. Nanti Abang beliin yupi satu box, " sogok Utara.

Kara berhenti. Dia menoleh. " Abang nggak tipu- tipu, kan? Beneran beliin adek yupi satu box? " tanyanya tidak yakin. Soalnya Bang Utara selalu bohong. Dia bilang mau beli, eh besoknya pura- pura lupa.

"Iya, Dek. Cius deh, " jawab Utara mantap sambil mengangkat dua jari.

"Adek nggak percaya tuh. Ntar Abang bohongi Adek lagi, " ucap Kara.

"Waktu itu Abang khilaf, Dek. Kali ini nggak bohong, kok. Percaya deh sama Abang, " ujar Utara dengan wajah memohon.

"Awas kalau Abang bohong lagi. Kara nggak mau bicara sama Abang, " ancam Kara.

"Iya, Abang nggak bohong lagi, kok. " Untuk saat ini biarlah uang jajannya dikorbankan untuk beli yupi, asalkan tidak kena omelan dari Selatan yang bikin telinganya panas.

Kara tidak jadi ke kamar Selatan. Dia kembali ke tempat Abimanyu yang sedang memakan keripik kentang.

"Abang, minta! "

Abimanyu memberikan keripik kentang nya pada Kara. Pandangannya fokus ke acara yang ditayangkan televisi.

"Udah gede masih nonton doraemon, " cibir Utara.

" Masalah buat Lo? Memangnya situ tidak? Tiap malam nonton power ranger, " balas Abimanyu sinis.

"Um, Kara suka power ranger. Apalagi kamen rider, " sahut Kara. Dia pikir ke dua abangnya sedang membicarakan tontonan kesukaan mereka.

"Adek tahu darimana kamen rider?" tanya Abimanyu.

"Bang Utara, " jawab Kara. Utara langsung mengangkat dagu dengan angkuh. Abimanyu lalu berdecih.

"Gitu aja bangga, cih, " cibir Abimanyu.

"Iri bilang bos, " ejek Utara.

"Siapa yang iri sama titisan alien kaya Lo! " balas Abimanyu tak mau kalah.

"Bilang aja iri, Bos, " provokasi Utara.

"Gelut kita, Yuk! " ajak Abimanyu.

"Dih, nggak mau gue. Mending gue main barbie sama Mumu, " tolak Utara.

"Gila, " sebut Abimanyu sinis.

Mereka terus berdebat tanpa tahu Kara sudah menukar acaranya. Kara langsung bersorak ketika film favoritnya muncul.

Cup!

Tiba-tiba Selatan mencium pipi Kara membuat anak itu kaget.

"Eh, Abang! "

"Selamat pagi, baby," sapa Selatan.

"Pagi, Abang, " jawab Kara dengan mata fokus ke Tv.

"Bau acem. Baby belum mandi, ya? " tebak Selatan.

"Iya, hehehe, " jawab Kara cengengesan.

"Ayo, mandi biar segar, " ajak Selatan.

"Nggak mau. Airnya dingin, " tolak Kara.

"Nggak dingin, kok. " Selatan langsung mengangkat tubuh Kara.

"Kara nanti aja mandi, Bang. Kara mau nonton, " rengek Kara.

"Nggak ada nanti- nanti. " Selatan membawa Kara ke kamar. Dia tidak peduli dengan rengek anak Kara yang minta turun.

"Lho, mana Adek? " tanya Utara.

"Diculik Alien kali, " jawab Abimanyu asal.

"Gue serius lho, Bi, " ujar Utara.

"Maaf, Gue masih normal, " jawab Abimanyu.

"Abimanyu Setan! " Utara menimpuk wajah Abimanyu dengan bantal. Terjadilah aksi lempar melempar antara mereka berdua.

Disisi lain, Kara berlari dari kejaran Selatan. Dia hanya menggunakan sempak bergambar nobita.

"Kara nggak mau mandi!! "

" Baby, jangan lari- lari! " teriak Selatan.

Bruuukhh....

Kara terjatuh ke lantai dengan posisi telungkup. Dia terdiam cukup lama. Tak lama, anak itu menangis kencang.

"Abang sudah bilang, jangan lari- lari. Baby nakal, sih, " omel Selatan.

"Hiks, atit Abang. Jangan marahin Kara. Kening Kara nyut- nyutan nih, huhuhu, " isak Kara.

Selatan membuang kasar napasnya. Dia membawa Kara ke kamar lagi untuk mengobati keningnya yang sedikit memar.

"Untung kening baby tidak bolong. Makanya kalau dinasehatin itu nurut, beginikan jadinya. Mau jidatnya bolong- bolong? " tanya Selatan. Kara menggeleng kuat dengan jemarinya yang saling ditautkan.

"Maafin Kara, Abang, " cicit Kara. " Abang jangan marah lagi, " ucapnya. Kara mencium pipi Selatan supaya amarahnya reda.

"Abang nggak marah, cuma kesal karena baby nggak nurut tadi. Lain kali jangan lari, ya. Gimana kalau baby jatuh ke bawah tangga? Abang itu khawatir sama baby. Abang nggak mau baby terluka. Paham, Baby? "ungkap Selatan sambil bertanya.

" Hu' um, " jawab Kara.

Tbc.

Namaku karaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang