Selamat membaca!
Malamnya....
"Abang, Abang! " Suara mungil milik Kara membangunkan tidur nyenyak Abimanyu. Dia melihat jam di dinding menunjukkan pukul 02.45 WIB.
"Apa sih, Dek? Jam segini bangunin Abang," gerutu Abimanyu.
"Kara lapar, Bang. Temani Kara makan, " mohon Kara.
"Minta sama Bunda, Dek. Abang besok sekolah, " suruh Abimanyu. Dia kembali tidur. Kara mengerucutkan bibir. Perutnya sudah berbunyi sejak tadi.
"Abang! " panggilnya lagi. Kara menggoyangkan badan Abimanyu.
"Iyaiya, ck! " Dengan mata yang masih mengantuk, Abimanyu menemani Kara ke dapur. Sebelum itu, Dia menghidupkan lampu agar tidak gelap.
Untung saja ada sisa sambal makan malam tadi. Dia memanaskannya di microwave. Kara menunggu di meja makan sambil bersenandung lucu.
"Nih, Dek, " kata Abimanyu. Dia meletakkan sepiring nasi dan semur ayam.
"Ma'aci, Abang, " ucap Kara.
"Kok cuma bilang Makasih. Cium pipi Abang dong, " pinta Abimanyu.
Kara menyuruh Abimanyu untuk menunduk dan mengecup pipi abangnya. " Pipi kanan juga, Dek. Nanti Dia cemburu, " ucap Abimanyu.
"Muaach. Udah, ' kan? " Abimanyu terkekeh. Dia mengelus rambut adiknya dengan sayang. Kara lalu menyantap makanannya selesai berdoa ke pada Tuhan.
"Abang mau? " tanya Kara dengan mulut yang belepotan kuah gulai.
Abimanyu tersenyum, " liat Adek makan saja, Abang udah kenyang, " ucap Abimanyu. Dia mengilap mulut Kara dengan tisu yang terletak di depannya.
Selesai makan, Kara meminum susu sebelum tidur kembali. Abimanyu memeluk adiknya dari samping.
"Selamat tidur, Adek sayang, " ucap Abimanyu.
"Selamat tidur juga, Bang Abi jelek, " balas Kara.
" Heh, " tegur Abimanyu. Kara hanya menyengir kuda. Dia membalas pelukan Abimanyu.
*****
Paginya, Kara menangis karena ditinggal oleh abangnya. Bunda Nila membujuk Kara dan menjelaskan pada anak bungsunya kalau Abimanyu sedang menuntut ilmu di sekolah. Oh, ya Abimanyu sekarang kelas 3 SMP.
" Bunda, Kara mau sekolah kaya Bang Abi, " pintar Kara.
"Iya. Besok ya, Sayang. Memangnya Kamu sudah belajar? " goda Bunda Nila.
"Udah dong. Bang Etan yang ngajarin. Katanya biar Kara pintar, " jawab Kara.
"Etan? Selatan ya? " ulang Bunda Nila di anggukkan oleh Kara.
"Kenapa tidak minta di ajarin sama Bang Abi? " tanya Bunda Nila.
"Hum, Bang Abi itu tidak sepintar Bang Etan, Bunda, " jawabnya polos di balas kekehan kecil dari Bunda Nila.
"Kara mau ikut Bunda, nggak? " tawar Bunda Nila.
Alis Kara mengerut, " kemana, Bun? "
"Ke Mall. Bunda mau beli peralatan sekolah Kara, " jawab Bunda Nila.
"Mau! " jawab Kara antusias. Tentu saja Dia mau. Mana mau Dia tinggal sendirian di rumah sebesar ini. Meskipun ada pembantu dan sekuriti, tetap saja membosankan bagi Kara.
Lalu, Mereka berdua pergi dengan mobil milik Bunda Nila. Sesekali Kara berceloteh ria dan di tanggapi oleh Bunda Nila. Tidak salah Dia mengangkat Kara menjadi anak bungsunya. Selain imut, Kara ini bisa menghibur semua orang dengan ocehannya.
Bunda Nila berharap Kara tetap selamanya bersama Mereka. Dia sudah terlanjur menyanyangi anak ini. Mungkin suami dan putranya merasakan hal yang sama. Walaupun jarang pulang, suaminya tetap menghubunginya dan selalu menanyakan Kara. Bahkan, Dia selalu video call dengan Kara.
"Bunbun, Kara ambil ini, ya. Gambarnya lucu, " pintar Kara. Dia menunjukkan kotak pensil bergambar Micky mouse.
"Ambil saja, Sayang. Kamu mau yang mana lagi? " tanya Bunda Nila lembut.
"Um, Kara mau es krim! " pekiknya girang.
"Eh, nanti saja, ya. Kamu belum makan nasi, lho, " ujar Bunda Nila.
"Eeee, tapi Bunbun..." Kara menunduk lesu.
"Makan nasi dulu ya, Sayang. Bunda nggak mau sakit nanti. Yuk, kita sarapan dulu, " ajak Bunda Nila. Kara mengikuti Bunda Nila dengan pasrah.
Selesai sarapan, Bunda Nila dan Kara pulang dengan ke dua tangan yang sudah penuh dengan tas belanja.
"Bunbun, nanti kita kesini lagi, ya. Kara pengen main kesini, tapi sama Ayah dan Abang, " kata Kara.
"Iya, Sayang. Kamu mau main lagi? "
Kara menggeleng, " lain kali aja, Bun. Kara capek. " Kara masuk ke mobil di bantu oleh Bunda Nila. Mereka meninggalkan tempat tersebut. Mungkin karena lelah sehabis bermain di Timezone, Kara tertidur pulas di dalam mobil.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku kara
Roman pour AdolescentsKara itu hitam manis tapi imut. Banyak orang ingin mendekatinya karena merasa gemas dengan tingkah lucunya. Kara yang tidak punya siapa- siapa selain kucing peliharaannya bernama Mumu. Suatu ketika, Kara bertemu dengan seseorang. Orang itu lalu men...