Part 20

5.2K 451 8
                                    

(Makasih udah baca ceritaku, vote dan komen. Happy reading ya, all! Jangan lupa vote dan komen ya, teman- teman 🥰😉)

.
.
.
.
.
.
.

Kim Jung-Kook merupakan putra sulung Kim Hyun Gi. Dulunya sang Ayah adalah seorang pengusaha kecil di Seoul. Ayahnya  jatuh cinta pada perempuan asal Indonesia. Mereka menikah dan dikaruniai dua orang putra, Kim Jung- Kook dan Kim Jung Hwan. Sayang, istrinya meninggal dunia ketika Jung Hwan lahir kedunia.

Kim Hyun Gi memutuskan menjadi single parent dan mengasuh dua putranya sampai mereka dewasa. Pada saat kedua putranya dewasa, Jung Hwan meminta izin untuk menikah dan mendahului sangat kakak tertua. Dia menikah dengan wanita asal chinese dari keluarga Fu, Jia.

Setelah menghadiri pernikahan adiknya, Jung Kook terbang ke Indonesia melalui jet pribadi. Dia ingin menemui kedua sahabatnya, Barat dan Bagas. Disanalah, Jung Kook bertemu dengan Aina, gadis cantik dari keluarga biasa. Mereka jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah di Jakarta. Tentu saja Ayah, adik dan keluarga adiknya datang menghadiri pernikahan sederhana atas permintaan Aina. Saat itu, adiknya sudah memiliki tiga orang putra dari pernikahannya dengan Jia.

Satu tahun kemudian, Aina hamil. Kabar itu membuat keluarga lain bahagia. Mereka menunggu dengan tidak sabar. Akan tetapi, kebahagiaan itu sirna saat musuh dari Jung Kook muncul dan menculik salah satu anak mereka. Untunglah, Barat datang tepat waktu dan menyelamatkan bayi satunya lagi dari rencana pembunuhan.

Sejak itu, Aina mengalami trauma yang mendalam. Apalagi anak satunya lagi hilang. Jung Kook memutuskan untuk membawa istri dan anaknya ke Korea.

"Setelah dua tahun hilangnya adikku, Daddy mendapat kabar dari Om Jeno kalau adikku masih hidup. Daddy dan yang lain melakukan pencarian, tetapi tidak berhasil. Keluarga kami yakin kalau adikku masih hidup. Begitulah ceritanya. " Eun Woo mengakhiri ceritanya. Bagaimana dia tahu? Tentu saja ayahnya yang menceritakan itu padanya.

Papi Barat dan yang lain mengangguk tanda mengerti. Sedangkan Kara sudah tertidur. Mungkin dia mengantuk karena mendengar cerita dari Eun Woo.

"Lalu, bagaimana cerita kamu dipanggil Udin sama baby? " tanya Jun.

"Pffft, " Utara menahan tawanya supaya tidak keluar. Dia langsung diam saat mendapat tatapan tajam dari Selatan.

"Itu, soal itu.... " Eun Woo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia pun menceritakan kisah yang sebenarnya. Meledaklah tawa Utara. Semua orang menatap Utara aneh. Sedangkan Selatan menghela nafas melihat kelakuan kembarannya.

"Apa Kara sudah tahu kalau kalian adalah keluarga kandungnya? " tanya Mami Timur.

"Kami akan menjelaskannya besok. Apa boleh kami membawa Kara? " tanya Aina.

Mereka saling pandang. Selatan diam dan tidak menoleh sedikitpun. Mungkin dia cukup berat menerima hal ini.

Aina tahu kalau mereka pasti keberatan mengizinkannya membawa Kara. Dia bisa tahu melalui mata mereka yang sangat menyanyangi putranya.

"Kami tidak akan membawanya selamanya. Jika Kara memilih bersama kalian, kami akan memutuskan untuk tinggal disini, " jelas Aina.

Bunda Nila menghembuskan napasnya. " Baiklah. Kamu boleh membawa Kara. Kalian berhak atas Kara karena kalian adalah keluarga kandungnya. Kami tidak apa- apa jika nanti Kara memilih kalian, " ucap Bunda Nila dengan bibir bergetar. Bagaimanapun juga ada rasa tidak rela dihatinya, tetapi dia tidak boleh egois. Dia tersentak ketika tangannya digenggam oleh suaminya. Pria itu tersenyum tulus padanya dengan pandangan teduh membuat Bunda Nila merasa agak lega.

"Terimakasih. Aku sangat berterimakasih. Jangan khawatir, Aku akan mengembalikan Kara pada kalian, " janji Aina. Keluarga Kim pamit dan meninggalkan rumah keluarga Bumi.

"Ayah!" Bunda Nila menangis dalam pelukan suaminya. Begitupun dengan Mami Timur. Dia ditenangkan oleh Papi Barat. Sedangkan Selatan dan Abimanyu sudah pergi. Utara yang ceria mendadak jadi pendiam dengan pandangan kosong. Dia merasa dunianya tidak bersinar lagi.

'Tidak apa- apa Tara. Mereka cuma bawa adik sebentar. Kamu pasti melihatnya besok. Tapi, tapi.... " Seketika semua kenangan saat bersama adiknya berputar di pikirannya , membuat Utara tidak bisa membendung air mata. Dia tidak sanggup ditinggalkan oleh sang adik hanya satu hari saja. Baginya satu hari sama seperti satu abad. Sepertinya dia sudah terlanjur menyanyangi bocah itu.

'Kuharap kamu memilih pilihan yang tepat, Kara. Kamu harus bertanggung jawab pada kami. Jika tidak.... Kami tidak akan segan- segan merebutmu dari mereka dengan paksa. ' Utara menghapus air matanya dengan kasar, lalu Ia menyeringai tipis sebelum masuk ke kamar.

Biarlah semua orang menganggapnya egois. Bagi keluarga Desmond, seseorang yang berani masuk kedalam keluarga mereka tidak akan pernah mereka lepaskan. Prinsip mereka 'milik mereka adalah milik mereka'.

Tbc.


Namaku karaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang