Part 10

7.9K 634 2
                                    

ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 𝕣𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘....!!

Baru masuk saja, Kara sudah dikerubungi oleh anak-anak lain. Kara tentu kewalahan, untung dia bisa mengatasinya dengan mengajak mereka main bersama. Mereka bermain petak umpet di halaman sekolah.

Giliran Kara bersembunyi, tapi dia bingung sembunyi dimana. Jadi, Dia memilih area belakang sekolah. Konon katanya, rumah kosong di belakang sekolah angker. Tidak seorangpun yang berani masuk kedalamnya.

"Kara sembunyi dimana, ya? Hm, Kara kesana aja, deh, " kata Kara. Dia berjalan menghampiri rumah yang tidak berpenghuni.

Kara sama sekali tidak takut. Dia langsung masuk kedalam. Suasana di dalam terkesan horor membuat siapapun tidak berani masuk lebih dalam lagi.

Kara meraba- raba mencari sesuatu yang bisa menerangi. Dia tidak sengaja menyentuh sesuatu dan memencet nya.

'Klek. '

"Wuaahh! " Kara memandang sekelilingnya dengan kagum. Dia pikir isi dalam rumah ini sama saja dengan yang ia lihat diluar, ternyata..., ruangan ini sangat mewah dan ada tangga menuju lantai bawah layaknya ruang bawah tanah.

Kara yang penasaran memutuskan untuk memeriksa seluruh ruangan tersebut. Dia tidak tahu bahwa ia sedang diawasi oleh seseorang.

"Tuan.... "

"Biarkan saja. Jangan menggangunya. Kalian hanya perlu mengawasinya. Jangan sampai membuatnya takut atau kalian mendapat hukuman dariku!"

"Baik, Tuan. "

Orang itu tersenyum tipis, sangat tipis. Dia mengawasi anak itu melalui Ipad- nya. Dia lalu mengirim sesuatu pada seseorang dan menulis caption dibawah foto yang ia kirim. "Aku menemukannya. Bagaimana denganmu? ".

" Kalian lakukan cara apapun untuk mendapatkan sesuatu dari tubuh anak itu. Jangan sampai dia tahu, paham! "

"Baik, Tuan!! "

Mereka berpencar dengan hati- hati agar anak itu tidak mengetahuinya.

Disisi lain, Kara yang sudah puas menelusuri seluruh isi rumah ini memutuskan untuk kembali. Dia khawatir teman- temannya menunggunya sangat lama. Tiba-tiba seekor kucing melompat kearahnya membuat Kara kaget dan spontan melindungi wajahnya dengan lengannya.

"Aduhh! " ringisnya ketika lengannya terkena cakaran dari kucing tersebut. Kucing itu kabur tanpa mengatakan apapun.

"Hiks, sakit, " isak Kara. Sebelum air matanya tumpah, seorang pria muncul.

"Hei, Kau kenapa? Apa yang kau lakukan disini? " tanya pria itu dengan senyuman lembutnya.

Kara kaget. Awalnya dia ingin memukul pria, tapi melihat sikap ramah pria itu ia urungkan. Dia berpikir mungkin pria ini adalah salah satu guru di sekolahnya. Dia menyimpulkan nya karena pria itu mengenakan seragam olahraga.

"Om, tangan Kara dicakar kucing jahat. Sakit, Om! " rengeknya sambil menunjukkan lengannya yang terkena cakaran itu.

Pria itu menatap Kara. Dia lalu membawa Kara ke suatu tempat untuk diobati. Kara tidak merasakan sakit lagi sesudah diobati oleh Pak guru ini.

"Lain kali hati- hati. Untung tidak parah. Kamu juga ngapain di rumah kosong itu? " tanya Pak guru.

"Kalau ketemu sama orang jahat, gimana? untung Bapak datang ke rumah itu, " lanjut pria yang menyebut dirinya " Pak Leo".

Kara menunduk. " Maafin Kara, Pak, " ucap Kara.

Pak Leo tersenyum. " Tidak apa- apa. Mungkin kamu belum tahu karena masih baru. Sebaiknya kamu kembali. Jam istirahat mungkin sudah habis. Teman-temanmu pasti mencemaskanmu. Bapak kesini karena mereka mengadu tidak menemukanmu saat bermain petak umpet. Nanti Kamu minta maaf sama mereka, ya. Ayo, Bapak antar kamu. "

Kara mengangguk. Dia lalu menggengam tangan Pak Leo. Mereka lalu meninggalkan tempat tersebut. Sesampainya di depan kelas, teman- teman sekelas Kara langsung mengerubungi Kara. Kara meminta maaf karena sudah membuat mereka khawatir. Pak Leo pergi sambil tersenyum penuh arti.

'Misi sukses! '

Tbc.


Namaku karaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang