( Happy reading, All. Jangan lupa vote dan komen ya, teman-teman 😉☺)
Sesampainya di depan mansion, Kara langsung keluar dari mobil sesudah Satria memberhentikan mobil di depan. Kebetulan Selatan baru keluar dari rumah. Dia sedang menelpon dan sepertinya mau berangkat kerja lagi.
"ABANG!! "
Selatan yang lagi menelepon asistennya kaget dan langsung menangkap tubuh Kara yang melompat ke arahnya. Dia menatap Kara tajam.
"Kenapa lompat, hm? Baby mau dihukum? " Kara menggeleng. Dia langsung mencium pipi Selatan. Biasanya kalau Selatan marah pasti dia langsung menciumnya supaya abangnya ini nggak marah lagi.
"Maafin Adek, Bang, " ucap Kara yang dibalas deheman dari Selatan. Mana bisa dia marah pada kesayangannya jika sudah melihat ekspresi sedihnya yang imut.
"Sama siapa kesini? " Selatan menengok kedepan ketika mendengar langkah seseorang. Dia langsung mengerti.
"Satria, Kamu pulang aja. Biar Kara, Saya yang mengurusnya, " ujar Selatan.
"Nggak. Saya tetap disini menemani Kara, " jawab Satria membuat Selatan mendengkus. Dia kan ingin berdua dengan adiknya.
"Abang, jalan-jalan yuk! " ajak Kara.
"Tunggu sebentar ya. Abang mau telpon Rio dulu. Kamu sama Satria ya. " Selatan menurunkan Kara hati- hati. Dia menitipkan Kara sebentar pada Satria.
'Ada apa, Bos? " tanya suara dari seberang earpiece.
"Tolong kamu handle sisanya, ya . Saya mau jalan- jalan sama adik saya, " titip Selatan.
"Tapi, Bos... "
Tut.
Selatan langsung memutuskan komunikasinya. Dia kembali pada Kara yang sedang mengobrol dengan Satria di teras.
"Baby, Ayo! "
Kara menoleh dan berjalan menghampiri Selatan diikuti Satria dari belakang. Mereka pergi dengan menggunakan mobil milik Selatan.
Sedangkan di seberang sana, Rio menyumpah serapah bosnya. Kalau bukan bos, mana mau dia mengerjakan semua ini. Mana banyak lagi yang harus dia selesaikan.
"Aaaarghhhh! SELATAN SI—"
Tok tok tok.
"Masuk! " jawabnya ketus.
Seseorang membuka pintu dan tersenyum padanya. "Halo, Bro! " sapa pemilik suara yang menyebalkan itu.
****
Karena ini hari Minggu, Kara mengajak mereka berdua ke taman saja. Dia sudah bosan Ke Mall mulu. Mending dia pergi ke taman. Apalagi disana sudah dikunjungi anak-anak untuk bermain. Tidak hanya itu, orang-orang yang mengunjungi taman itu menjadikan taman sebagai area piknik.
"Abang, Adek kesana ya! " Kara menunjuk tempat bermain yang letaknya tidak jauh di depan mereka duduk.
"Iya. Hati-hati, baby. Satria, Kamu temani dia, " suruh Selatan. Satria hanya berdehem. Tanpa disuruh pun, Dia tetap menemani Kara.
"Abang, Bang sini, sini! " panggil Kara pada Satria. " Abang dorong, ya. Kara yang naik."
Kara langsung duduk di ayunan. Satria mendorong ayunan itu pelan- pelan. " Yang kencang, Abang! " rengek Kara. Satria lalu mendoronya kencang, sebelum itu Dia menyuruh Kara untuk memegang talinya dengan erat.
Puas bermain Ayunan, Kara mencoba beberapa mainan yang lain. Satria hanya mengekori anak itu dari belakang.
Selatan yang sedang duduk sambil memeriksa laporan di ponsel, tiba- tiba dihampiri seseorang.
"Tan, Kamu Selatan, bukan? " tanya lelaki berjas hitam itu.
Selatan mendongak. Matanya langsung membola.
Deg!
'Dia?? ' Selatan tidak menduga bisa bertemu dengan orang yang sudah lama putus kontak dengannya. Orang itu adalah Kim Jun, putra ketiga dari keluarga Kim.
'Jangan sampai Dia bertemu baby. '
"Tan, Apa kabar? " tanya Jun ramah. Dia mengulurkan tangannya dan mereka berjabat tangan.
"Baik. Lo gimana? " tanyanya santai.
"Gue... tidak begitu baik, " jawab Jun.
"Kenapa? " tanya Selatan heran.
"Lo masih ingat dengan kejadian sepuluh tahun lalu saat Gue dan keluarga yang lain kembali ke Seoul? " tanya Jun.
"Ya, " jawab Selatan.
"Ternyata anak yang kami bawa bukan adek kandung gue. Saat itu Gue marah besar, tapi tidak tahu sama siapa. Kami mengetahuinya setelah dua hari di Seoul. Gue pikir mungkin adek gue masih bersama keluarga Abimanyu. Waktu gue kerumah Abimanyu, mereka sudah pindah rumah. Gue lacak mereka dengan menggunakan hacker keluarga Kim, tapi tidak berhasil. Lo tau nggak dimana keluarga Bumi? Gue mohon, soalnya beberapa hari ini gue dan yang lain tidak berhasil mencarinya. Mommy gue belum sadar sampai sekarang, " cerita Jun.
"Kenapa Lo nggak telpon Abimanyu? Lo kan punya nomor kontaknya? "
"Nomor gue sudah diblokir sama tuh anak. Gue yakin 100 % adek gue sama mereka, " ujar Jun.
Baru kali Selatan merasa panik dan gelisah. Untung saja Kara belum kembali. Semoga dia nggak bertemu dengan Jun. Dia takut berpisah dengan Kara. Egois memang, tapi dia terpaksa melakukan ini karena tidak mau kehilangan adiknya. Dia tidak peduli kalau keluarga Kim marah padanya. Kalau perlu, Kara tidak boleh bertemu dengan mereka selamanya.
Setelah berbincang dengan Jun, Selatan minta izin untuk pergi. Jun mengangguk karena dia mau pergi. Tujuan Selatan adalah menemui adiknya. Dia harus membawa adiknya pulang sebelum Jun menemukan sang adik.
Dug!
"Aduh! "
Suara familier membuat langkah Selatan terhenti. Dia menoleh kebelakang dan melihat seorang anak duduk di depan Jun. Sepertinya anak itu barusan menabrak Jun. Tunggu! ciri-ciri anak itu kok mirip dengan Kara, ya? Jangan-jangan....
Selatan berlari menghampiri mereka sebelum Kara mendongak dan Jun melihatnya. Dari jauh Satria muncul. Dia berteriak memanggil Kara. Untunglah Jun tidak dengar, karena fokus pada sosok yang duduk di bawahnya. Dia merasa pernah mengenalinya. Apa dia....???
"Kamu—"
"JUN!!! "
.
.
.
.TBC.
Makasih Loh sudah baca ceritaku? Semoga kalian suka ya. Sampai ketemu di episode berikutnya. See you. Jangan lupa mampir ke ceritaku yang lain, siapa tahu kalian tertarik dengan salah satu ceritaku ya kan😁.
Terimakasih🥰.
![](https://img.wattpad.com/cover/322987651-288-k659451.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku kara
Fiksi RemajaKara itu hitam manis tapi imut. Banyak orang ingin mendekatinya karena merasa gemas dengan tingkah lucunya. Kara yang tidak punya siapa- siapa selain kucing peliharaannya bernama Mumu. Suatu ketika, Kara bertemu dengan seseorang. Orang itu lalu men...