CHAPTER 03

2.3K 123 9
                                        

TUBUHNYA diundurkan kebelakang sambil mengigil ketakutan . Badannya sudah dikepung dan dikunci . Takut dia dengan iblis di hadapannya yang merenungnya seakan kucing yang melihat santapan makan malamnya .

Lelaki muda yang dikatakan pelanggannya ini cuba menyentuhnya namun Seroja Airis sedaya upaya cuba mengelak . Lelaki itu tersenyum senget sebelum dia tertawa halus .

" Why ? Tak biasa ke ? "

" Encik... tolong jangan apa-apakan saya . Tolonglah saya merayu... " air mata itu kian mengalir deras . Dia tidak mahu dirinya dirosakkan sebegitu sahaja .

Tangan itu memegang dahi Seroja Airis yang panas . Berkerut dahinya sebelum dia menghembuskan nafas kecil . Matanya meneliti Seroja Airis yang mengenakan baju kurung . Nampak seperti baru sahaja dia di sini .

" Are you new here , dolcezza ? " Seroja Airis tidak menjawab malah makin menangis . Sudahlah bahasa apa hujung tu dia panggil pun tak tahu . Lelaki itu mula merasakan simpati pula kepada gadis itu . Takut dan mengigilnya seakan tidak biasa dengan tempat ini .

" Hm fine . You free tonight " ditambahkan jarak antara mereka . Seroja Airis sekadar memandang lelaki yang berwajah Itali itu bergerak menuju ke arah katil . Direbahkan tubuh setelah tali leher dilonggarkan .

Mata itu memandangnya dengan senyuman kecil . Nampak diri si gadis tenang , lelaki itu yang sedari tadi baring mula duduk di birai katil .

" Kau sini . Jangan risau aku tak buat apa-apa " ragu-ragu Seroja Airis untuk menghampiri lelaki itu . Dia sekadar turuti dan duduk di atas lantai berhadapan lelaki tersebut . Lelaki itu mengeluh sebelum menarik lengan Seroja Airis agar duduk di sampingnya .

" Aku kata duduk je sini . Aku tak buat apa pun . What is your name , dolcezza ? "

" A... Airis " dalam hati dia mengatakan gadis ini baik . Baik dan terlalu baik . Entah kenapa mati niatnya untuk bersantai dan berhibur pada malam ini . Nak pula selepas melihat wajah Seroja Airis , hilang segala rasa itu .

Entah kenapa dia sendiri pun tidak tahu .

" Macam mana kau ada kat sini ? New here right ? "

" M...makcik saya ju... jual saya " dia tidak tahu mahu merespon apa . Anggukan kecil diberi sebelum tangannya menepuk bahu Seroja Airis yang masih ada sisa tangisnya .

" Aku tak buat apa-apa pada kau malam ni . Aku tak tahulah kenapa and kau patut bersyukur la kan ? " dia tertawa sinis . Dia pun tak fahamlah kenapa dia malas nak layan kehendak nafsunya sendiri .

" Terima kasih "

" Hm . I'm Alvise . Dah pergi jauh sikit sebelum aku ubah fikiran aku " dengan slang pelat melayunya dia menghalau Seroja Airis . Lantas gadis itu mengangkat punggung jauh dan duduk di satu sofa .

Telefonnya berdering dan dia terus mengangkat . Tersenyum senget dia saat nama si pemanggil berada di atas talian .

" Hello Qaid ? "

Seroja Airis mengesat air matanya . Lutut ditarik ke dada sebelum kepala disembamkan di atasnya dan menghambur tangis . Alvise memandang gadis itu dengan rasa simpati .

Simpati ? Entah bila dia ada rasa simpati pada ikan yang ada di hadapan mata .

════ Qᴀɪᴅꜱᴇʀᴏᴊᴀ ⚘ ════

" Bro "

" Hm ? " Qaid yang sibuk melakukan kerja itu menyahut . Jam menunjukkan pukul 12. 15 pagi . Tapi rakannya Alvise ini boleh kata bosan pula .

" Kau tak nak tanya ke aku kat mana ? " Qaid berkerut dahi sebelum satu mug kaca berisikan kopi yang dibuatnya dihirup .

" Mana ? "

QAID BUAT SEROJATempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang