Aeryn bisa bernapas lega karna ia sudah menjadi pekerja tetap diperusahaan baru setelah 1 minggu training akhirnya ia akan menjadi sekretaris bos KH, yes selama ia training disitu, ia tak pernah berhadapan langsung dengan CEO KH, selalu dengan TaeHo, kalau kata TaeHo, ia baru bisa bertemu sang CEO jika ia sudah menjadi pekerja tetap, CEO-nya tak suka membuang waktu pada manusia-manusia tak penting.
Aeryn sudah berada dilantai 89, khusus CEO KH, yes, lantai 89 adalah ruangan CEO dan tentunya akan menjadi tempat Aeryn juga karna kedepannya ia yang akan menjadi sang sekretaris.
Pakaian yang Aeryn gunakan pun khas pakaian kantor, rok pensil diatas lutut dengan blouse dan juga highheels tentu saja, tapi sebenarnya ini adalah pakaian yang biasa ia gunakan saat menjabat sebagai sales mobil di KIA dulu.
Aeryn sedang menunggu kedatangan sang CEO sambil merapikan barang-barangnya, gugup? Tidak, Aeryn tak pernah gugup hanya untuk pekerjaan.
Lift berdenting bersamaan dengan lift yang terbuka, Aeryn pun lantas bangkit dari duduknya untuk menyambut CEO. Mata bambi Aeryn menangkap siluet yang membuatnya menyesal tak mencari tau tentang KH terlebih dahulu.
Harvy Kim, berjalan gagah dan penuh kharisma dengan stelan abu-abu yang membuat wanita mana saja jatuh hati, kecuali Aeryn tentu saja. Di sebelah Harvy ada TaeHo yang sepertinya menemani pria itu untuk memperkenalkan sekretaris baru.
"Aeryn, kenalkan, ini Harvu Sajangnim." Ujar TaeHo pada Aeryn yang langsung membuat Aeryn membungkuk sopan, ia sempat bertatapan dengan Harvy tadi dan pria itu menunjukkan ekspresi yang profesional maka dari itu Aeryn juga bersikap profesional.
"Bae Aeryn imnida." Ujar Aeryn dengan sopan.
"Aeryn yang akan menjadi sekretaris anda Sajangnim, aku sudah mengajari hal-hal penting padanya dan ia lulus sesuai dengan kriteria yang sajangnim butuhkan." Jelas TaeHo dan Aeryn bisa melihat Harvy menganggukkan kepalanya.
"Hm, Kau kembalilah bekerja." Ujar Harvy yang ditujukan pada TaeHo dan pria itu mau tak mau pun meninggalkan lantai 89 meskipun ia masih mau tinggal disana untuk memantau Aeryn.
"Aku tak tau bahwa sales mobil sepertimu bisa berpotensi menjadi sekretaris Bae." Ujar Harvy begitu TaeHo menghilang dibalik pintu lift, inilah Harvy yang sesungguhnya, Harvy yang selalu mencari ribut dengannya.
"Aku juga tak pernah tak pernah tau bahwa Kim's corp sudah berganti nama menjadi KH dan sangat memohon-mohon untuk mengajariku menjadi sekretaris yang handal, apakah kau memang sangat-sangat membutuhkan sekretaris Harvy?" Aeryn sudah menghilangkan sopan santunnya sekarang.
"Tidak juga, hanya memang aku tak suka membiarkan meja ini kosong tak berpenghuni. Jadi apa yang membuatmu melamar menjadi sekretarisku BaeBae? Aku baru merubahnya Bae, terlalu banyak Kim di Korea tapi hanya satu Kim Harvy."
"Uang tentu saja, perusahaanmu memberikan gaji yang mengiurkan, jadi tak ada salahnya aku mencoba. Kau salah Harvy, aku tak melamar menjadi sekretarismu, jikapun aku tau kau yang akan menjadi bosku, tentu aku tak akan mengambil pekerjaan ini. Kau tau, aku dan dirimu bukan sesuatu yang cocok Vivi." Aeryn mengedipkan matanya saat menyebutkan kata Vivi yang membuat Harvy menghela napas kesal.
"Harvy, Bae, Harvy." Desis Harvy.
"Ne, Vivi." Aeryn tentu tak mengikuti apa yzng dikatakan Harvy. Jikae Harvy memanggilnya Bae atau BaeBae maka Aeryn selalu memanggil Harvy Vivi, kesal? tentu saja, Vivi seperti nama perempuan atau anjing seorang Oh Sehun dan Harvy tak mungkin menyamakan dirinya dengan anjing.
"Kau tau, aku bisa memecatmu kapan saja Bae, sekarang pun."
"Katakan sesukamu, kau memang bos disini tapi kau juga membutuhkan sekretaris, dan seingatku TaeHo bilang bahwa aku satu-satunya pelamar yang lulus dan berkompeten, jadi silahkan pecat aku semaumu maka kau yang akan dirugikan disini."
Aeryn bisa melihat Harvy menarik napas panjang dengan kesal yang menandakan bahwa ia yang menang dalam perdebatan kali ini.
"Siap-siap, setengah jam lagi kita akan pergi ke HongKong untuk bertemu dengan rekan bisnis." Ujar Harvy pada akhirnya sebelum memasuki ruangan kerjanya meninggalkan Aeryn yang menganggukkan kepala, ia memang sudah tau tentang jadwal mereka hari ini.
------
Aeryn dan Harvy tengah berada dalam mobil Benz yang dikendarai oleh supir pribadi Harvy dengan Aeryn yang duduk disamping kemudi sementara sang bos duduk dibelakang.
Mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat janjian di HongKong. Ini pertemuan Aeryn yang pertama dalam meeting saat menjabat sebagai sekretaris seong Harvy dan jujur saja ia sama sekali tidak merasa gugup, lebih pada tenang, ketahuilah, Aeryn bukan wanita yang ceroboh dan gampang gugup, ia penuh percaya diri dan itu menjadi nilai plus untuknya.
"Kau yakin bisa meng-handle ini Aeryn?" Suara baritone Harvy memenuhi mobil.
Aeryn menaikkan sebelah alisnya sesaat, merasa aneh dengan namanya yang keluar dari bibir Harvy karna biasanya pria itu selalu memanggilnya Bae, cukup asing baginya, tapi sepertinya pria itu sedang bersikap profesional.
"Tentu saja sajangnim." Aeryn pun menjawab dengan penuh rasa profesionalisme.
"Aku tak ingin kau menghancurkan meeting ini dengan pengalamanmu yang nol dalam menjadi sekretaris." Sarkas Harvy.
"Tentu sajangnim." Aeryn masih tau cara bersikap profesional disini, jika tidak bisa-bisa ia sudah membalas perkataan bosnya itu.
Mereka pun sampai disebuah restoran mewah yang menjadi tempat janjian Harvy dan rekan bisnisnya dari HongKong, Aeryn langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Harvy sebelum keduanya memasuki ruangan VIP.
Selanjutnya mereka menunggu rekan bisnis selama 5 menit sebelum akhirnya meeting dimulai.
Aeryn menunjukkan totalitas yang baik selama meeting berlangsung, bahkan Aeryn bisa merasakan Harvy menatapnya dengan ekspresi kagum, sial, sepertinya matahari akan terbenam disebelah utara sekarang.
Selama 2 jam meeting berlangsung dan Aeryn bisa bernapas lega, kedua perusahaan setuju untuk melakukan kerjasama, bolehkah Aeryn bergembira sekarang, karna secara tak langsung ia sudah menunjukkan betapa kompetennya ia menjadi sekretaris meskipun tak berpengalaman sama sekali.
"Kau cukup memuaskan Bae." Bisik Harvy secara tiba-tiba saat mereka sudah berpisah dengan rekan bisnis mereka.
Aeryn memicingkan mata, entah kenapa pernyataan Harvy sangat ambigu ditelinganya.
"Sudah ku katakan, aku memang tak pernah mengecewakan." Sahut Aeryn dengan santai.
Harvy menganggukkan kepalanya mengakui bahwa apa yang dikatakan Aeryn benar.
"Tak pernah tau jika soal perkara ranjang." Sahut Harvy semakin melenceng.
"Hmm, you will never find out Vivi." Aeryn menepuk bahu kokoh Harvy sebentar sebelum mengedipkan sebelah matanya, jika Harvy bisa melenceng tentu saja ia akan meladeninya.
"Kenapa kau begitu yakin bahwa aku tak akan pernah mengetahuinya?" Harvy tak terima.
"Karna kau bukanlah type-ku Vivi, bahkan jika pria hanya ada kau satu-satunya didunia ini pun aku lebih memilih memuaskan diriku dengan jari-jariku sendiri."
Jawaban Aeryn membuat Harvy menegang.
TBC
Hayoloh, jadi bos sama sekretaris nih. Santai guys, work yang ini nggak bakal bikin darah tinggi kok, aman-aman.
AeilsyIr
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomanceHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.