Harvy membaringkan tubuh Aeryn diatas kasur, ia sudah menggantikan pakaian Aeryn yang basah karna hujan dengan piyama hangat, wanita itu sudah memejamkan matanya, tertidur. Harvy kesal sebenarnya saat mengetahui Aeryn tidak ada dirumah dan benar-benar pergi makan malam dengan Dokter Jung. Kesal dan cemburu lebih tepatnya, ia tidak suka berbagi dalam hal apapun, apalagi jika menyangkut dengan Aeryn, Aeryn hanya miliknya. MILIKNYA!
Saat ia pulang dan mendapati penthouse-nya kosong dan gelap, ia langsung mencari keberadaan Aeryn melalui GPS yang ia pasang pada ponsel Aeryn dan ia tau wanitanya tengah berada di BBQ.
Dengan kecepatan tinggi dan rahang mengeras Harvy mengendarai mobilnya, begitu tiba ia langsung masuk ke restoran BBQ dan mata elangnya semakin tajam, rahang pipinya semakin terlihat jelas, auranya benar-benar mengerikan.
Harvy tak peduli apa yang dikatakan Dokter Jung, yang dipikirannya hanya Aeryn dan hanya Aeryn yang ia pedulikan, ingin membawa Aeryn cepat-cepat keluar dari restoran dan pulang ke penthouse, namun sepertinya wanita itu masih ingin menikmati hujan, Harvy pun membiarkannya, hanya sebentar.
"Harvy." Panggil Aeryn begitu pelan, nyaris tak terdengar.
Harvy bahkan harus memastikan bahwa ia tidak berhalusinasi kalau Aeryn memanggilnya, pasalnya, kedua mata bambi kesukaannya itu tertutup rapat.
"Tidur Bae." Hanya itu yang diucapkan Harvy pada akhirnya sebelum membawa tubuh mungil Aeryn kedalam pelukannya, berniat menyusul wanita itu menuju alam mimpi dan mencium kening Aeryn dengan penuh kasih.
"Please don't leave me again Harvy." Ujar Aeryn begitu pelan dan ia semakin membenamkan wajahnya dileher Harvy, hingga membuat pria itu mematung seketika.
"Bae." Panggil Harvy pelan.
"Please." Hanya itu respon Aeryn dengan matanya yang masih tertutup, bolehkah Harvy melompat bahagia sekarang? Aeryn ingin memulai semuanya dari awal lagi-kan? Bersamanyakan? Iyakan?
Harvy langsung mencium bibir Aeryn dengan lembut, aroma soju dan beer langsung terasa begitu jelas, tapi mana Harvy peduli, Harvy selalu suka jika itu berhubungan dengan Aeryn, sangat suka.
Ciuman Harvy bukan ciuman yang menuntut, hanya ciuman penuh kasih dan cinta, ciuman yang sudah lama tidak diberikan Harvy meskipun ia ingin. Harvy merasa Aeryn membalas ciumannya dan disaat itu juga air mata seorang Harvy jatuh, ia terlalu bahagia, akhirnya penantiannya sampai pada ujungnya, hubungan mereka kembali berlayar.
Harvy bersumpah demi apapun tak akan pernah meragukan Aeryn lagi dan hanya mempercayainya, tidak mengikuti ego sialan yang membuat semuanya menjadi rumit.
"Saranghae Bae Aeryn." Ujar Harvy sebelum mencium kening Aeryn dan membawa wanita itu kedalam pelukannya.
"Nado." Aeryn berujar dengan pelan.
-------
Harvy terbangun dengan Aeryn yang tak ada disampingnya, ia panik, berpikir yang semalam hanyalah mimpi namun belum sempat ia berdiri dari kasurnya, pintu kamar mandi terbuka dan muncullah Aeryn dengan bathrobe putih dan rambut yang dililit handuk.
"Kau sudah bangun?" Aeryn menatap Harvy yang memandangnya dengan tatapan lega alalu seketika pria itu sudah meneluk tubuhnya.
"Aku pikir semalam hanya mimpi."
"Jadi kau mau itu hanya jadi mimpi?"
"Tidak begitu." Jawaban Harvy begitu cepat hingga membuat Aeryn terkekeh.
"Mandilah, aku sedang ingin berjalan-jalan." Titah Aeryn dan langsung dilaksanakan oleh Harvy.
Tak berapa lama Aeryn dan Harvy sudah berada di sebuah cafe yang cukup terkenal, semua orang langsung menatap kearah Aeryn namun langsung mengalihkan tatapan mereka begitu merasakan aura seorang Harvy yang seperti ingin menelan mereka hidup-hidup.
Sedangkan Aeryn sendiri merasa risih sejujurnya, terlebih ini munculnya ia ke publik pertama kali setelah keluar dari rumah sakit, bersama Harvy pula, yah meskipun Harvy sudah memastikan bahwa tidak ada lagi yang bisa menyakiti Aeryn juga semua skandal yang menyangkut dirinya sudah dibersihkan, nama Aeryn sudah kembali bersih tanpa noda, tapi tetap saja Aeryn merasa tak nyaman.
"Sehabis ini kita ke rumah sakit yah." Ucap Aeryn tiba-tiba begitu memeriksa ponselnya.
"Kenapa? Kau merasa sakit?" Harvy sudah memasang wajah khawatir.
"Tidak, tapi Gina sudah melahirkan." Jawab Aeryn sambil menunjukkan ponselnya yang berisikan foto Gina yang sedang menggunakan pakaian rumah sakit sambil menggendong seorang bayi dengan Jonah yang memeluk keduanya.
Harvy hanya menganggukkan kepala, ia turut bahagia untuk sahabatnya itu.
Sesuai dengan perkataan Aeryn tadi, kini keduanya tengah berjalan di koridor rumah sakit, Aeryn membuka pintu ruang inap Gina namun menemukan wanita yang sehabis melahirkan itu tengah tertidur dan bayinya berada dalam box baby disampingnya, kelelahan mugkin, atau pengaruh obat bius, entahlah, Aeryn tak mengerti.
Hanya ada Jonah dan Yeona didalam ruangan itu.
"Chukhae." Ucap Aeryn pada Jonah, hanya ucapan selamat asing, Aeryn sudah tau bahwa pria itu tak begitu menyukainya karna tinggal di apartment miliknya tanpa membayar dan Aeryn tau diri tentunya, ia juga tak begitu dekat dengan Jonah.
"Gomawo." Jonah tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya dan Harvy meninju jail bahu Jonah, seolah memberinya selamat, "Kau sudah menjadi appa sekarang." Lanjut Harvy.
"Tinggal menunggu pasangan yang lain menyusul." Sahut Jonah tenang dengan senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya.
"Mana Noah?" Harvy bertanya pada Yeona yang sibuk memandang Aeryn sedangkan Aeryn sedang melihat bayi mungil yang berada dalam baby box.
"Berbicara dengan Halmeoni, ia sedang ingin membuat Noah menjadi pengacaranya." Sahut Yeona.
Suasana hening dan Jonah berusaha untuk mencairkan suasananya dengan menanyakan kesiapan pernikahan Yeona dan Noah.
"Sudah hampir 90%, hanya tinggal fitting terakhir kali dan memeriksa semua hal sekali lagi." Sahut Yeona pelan, wanita mungil itu mendekati Aeryn dan menyentuh tangan Aeryn perlahan.
"Aeryn, kau maukan menjadi bridemaidsku?"
Aeryn terdiam sesaat, menatap tangannya yang dipegang Yeona lalu menatap wanita cantik yang tengah menatapnya dengan tatapan memohon, terdapat rasa penyesalan, bersalah dan murung dimata Yeona.
Aeryn pada akhirnya menganggukkan kepalanya, selalu seperti itu, memikirkan perasaan orang lain sebelum perasaannya terlebih dahulu, ia tau Yeona sudah pernah menyakitinya dan ia sudah berusaha untuk menjauhi wanita itu namun tetap sama, pada akhirnya hati besar Aeryn menang, ia memutuskan untuk mencoba menurunkan tembok tinggi yang ia pasang untuk semua orang, terlebih setelah percakapannya dengan dokter Jung.
"Semua tidak terjadi tanpa alasan, entah itu menyakitimu atau membahagiakanmu, keduanya sama-sama memberimu pelajaran, itu tergantung dengan bagaimana kau menyikapinya. Seberapa besar pun kau membenci mereka yang menyakitimu tidak akan mengubah masalalu, tapi apa yang kau lakukan sekarang, pilihan apa yang akan kau ambil, akan mempengaruhi masa depanmu, fokuskan dirimu pada masa sekarang dan masa depan, bukan masalalu, so move on from your past Aeryn." Kira-kira seperti itulah perkataan Dokter Jung.
"Harvy." Panggil Aeryn pelan, Harvy menatapnya, tapi bukan hanya Harvy tapi Jonah dan Yeona juga, "Tarik kembali tuntutan untuk Halmeoni dan Hanabi."
1
2
3
4
Hening."Kau serius? Mereka sudah menyakitimu." Harvy sebenarnya tak terima.
"Hanabi masih ada Keiji yang harus dijaga dan Halmeoni, dia adalah nenek kalian, bagaimanapun darahnya ada dalam tubuh kalian, aku akan sangat merasa bersalah jika kau dan Yeona sebagai cucunya namun malah menghukumnya."
Jonah, Yeona dan harvy tak percaya dengan perkataan Aeryn, bagaimana mungkin wanita dingin dan bar-bar seperti seorang Aeryn mampu melakukan hal seberat itu.
TBC
AeilsyIr
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomanceHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.