Aeryn sedang sibuk mencari bahan kain untuk membuat pakaian rancangannya tanpa sengaja ia bertemu dengan Yeona dan kekasihnya, sepertinya keduanya tengah nge-date yang berakhir dengan Aeryn ikut makan siang bersama mereka.
"Kau mau membeli kain? Kau benar-benar akan melakukan acara fashion show-nya?" Yeona bertanya dengan wajah sumringah.
Aeryn menganggukkan kepala sambil memasukkan sesendok bibimbap kedalam mulutnya.
"Oh! Akhirnya Aeryn. Biarkan kami menemanimu." Yeona memberikan saran dan bisa didengar dengan jelas kalau Noah berdecak seolah tak menyukai saran yang diberikan Yeona.
"Kau hanya akan menyusahkan." Omel Aeryn yang pastinya hanya bercanda dan bohong tapi ia sadar diri bahwa sepertinya Noah dan Yeona jarang sekali nge-date karna kesibukan pria, tentu saja pria itu tak ingin diganggu dengan acara Yeona menemaninya membeli keperluan fashion show-nya.
"Ya! Aku juga bisa membantumu memilihkan kain yang cocok." Yeona tak terima.
"Aku tau, tapi kekasihmu itu sudah ingin menelanku hidup-hidup, jadi tolong pahami, aku tak ingin mati sebelum acara fashion-ku selesai." Aeryn berujar sambil membalas tatapan Noah yang tengah menatapnya tajam, Aeryn adalah wanita pemberani yang tak takut pada siapapun.
Mendengar penjelasan Aeryn tentu membuat Yeona langsung menatao kekasihnya, Yeona menepuk paha Noah hingga membuat pria itu berdecak dan mengalihkan pandangannya, "Aku akan tetap menemanimu."
"Lebih baik kau memuaskan Noah diranjang daripada kau mengeluarkan tenagamu untuk menemaniku berbelanja. Ah sudahlah, aku masih sangat sibuk, BYE!" Aeryn bangkit berdiri sambil mengambil tasnya, ia men-transfer-kan uang ke Yeona sebelum akhirnya keluar dari restoran, tak menghiraukan panggilan dari Yeona yang kesal dengan kepergiannya.
Aeryn sudah memiliki rancangan baju yang hendak ia pamerkan, setidaknya ada 30 pakaian, tapi entah berapa yang bisa ia selesaikan, ia lantas langsung berjalan menuju salah satu tempat menjual kain didekat sana. 2 jam Aeryn berbelanja kain, ia mendapatkan 1/4 kain dari yang ia butuhkan, tak apa, setidaknya, ia sudah bisa memulai membuat pola. Dengan cepat Aeryn pulang ke apartment-nya dan mulai bergegas untuk membuat pola.
Setidaknya selama 4 jam Aeryn membuat pola dan mulai menjahitnya, Aeryn memulai dari yang paling simple terlebih dahulu, Aeryn bahkan melewatkan jam makannya, ia hanya minum air dan kopi. Waktu terus berlalu hingga waktu menunjukkan jam 18.30 barulah ia selesai membuat sebuah mini dress simple berwarna hitam dengan belahan dipaha. Aeryn terlalu mengagumi hasil karya sendiri tanpa menyadari jika waktu terus berjalan dan saat ia menatap jam tangannya barulah ia sadar, ia memiliki janji dengan Harvy. Tanpa menunggu waktu lama Aeryn langsung memesan taksi dan melesat menuju hotel semalam, ia melupakan perutnya yang belum terisi, juga melupakan tampilannya yang kacau.
19.15 ia baru tiba dihotel dan segera memasuki president suite semalam, tapi tidak seperti semalam, kali ini Harvy sudah menunggu sambil menyesap rokok di-balcony.
"Kau terlambat." Ucap Harvy dengan tatapan tajam pada Aeryn.
"At least I'm here." Sahut Aeryn yang masih ngos-ngosan karna berlari secara buru-buru untuk mengejar waktu.
Harvy terkekeh sebentar lalu mengeluarkan smirk-nya sebelum mematikan rokok ditangannya, ia menyuruh Aeryn untuk datang dan duduk di pahanya, Aeryn tak ingin tapi tentu tetap ia lakukan. Aeryn melangkahkan kakinya mendekati Harvy dan dengan cepat pria itu sudah menarik tangannya hingga membuat Aeryn terduduk diatas paha Harvy, dengan cepat Harvy menarik leher Aeryn dan mencium bibirnya dengan lembut.
Aeryn tak suka, bibir Harvy bau rokok dan Aeryn benar-benar tak suka, sekuat tenaga ia mendorong tubuh Harvy tapi pria itu justru semakin memperdalam ciuman mereka sebelum akhirnya Aeryn menggigit kuat bibir Harvy agar ciuman mereka terlepas.
Harvy menatap tajam Aeryn, seolah tak terima dengan perlakuan wanita itu, "Aku tak suka aroma rokok, kalau kau mau mati, mati saja sendiri, jangan membawaku, aku tau aku begitu menggoda tapi aku tak mau mati bersamamu." Sahut Aeryn tak kalah tajam menatap Harvy.
Harvy terkekeh, "Bibirmu memang paling lihai." Sarkas pria itu sambil mencubit bibir Aeryn gemas.
"Katakan sepuasmu, tapi aku tak ingin mencium aroma rokok." Aeryn berdiri dari pangkuan Harvy.
"Kau tak menyukai aroma rokok? Wanita senakalmu tak mungkin tak menyukai rokok Bae."
"Kau salah menilai Vivi, senakalnya aku dalam pikiranmu berbanding terbalik dengan faktanya." Aeryn memasuki kamar mandi, tentu saja untuk membersihkan bekas aroma rokok yang menempel.
Saat Aeryn kembali sudah tak ada Harvy dibalcony, ia pun lantas mencari keberadaan pria itu dan berhenti mencari saat mendengar suara percikan air di kamar mandi. Aeryn lantas kembali ke dapur, setidaknya ia bisa masak sesuatu untuk dimakan sebelum nanti digempur habis-habisan oleh Harvy.
Aeryn tak menemukan apapun didapur, tak ada roti, buah, atau bahkan mie instan hingga membuat Aeryn berdecak kesal tanpa sadar.
Aeryn menatap Harvy yang keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk melingkar di pinggangnya, dada bidang dan berotot, perut 8 packs dan lengan yang berotot. Tubuh Harvy tidaklah terlalu besar tapi ideal dan Aeryn baru menyadari itu.
"Take off your clothes and get on your four." Perintah Harvy tanpa basa-basi. Dan terjadi lagi pergulatan panas keduanya namun kali ini Harvy cukup baik karna tak bermain lama dengan Aeryn, hanya 2 jam, itupun karna suara keroncongan dari perut Aeryn.
"Kau belum makan?" Harvy memakai boxer dan kaos putih, begitu juga dengan Aeryn yang mulai memakai pakaiannya kembali.
"Hmm, aku melewatkannya." Sahut Aeryn dengan tenang tanpa rasa malu. Satu yang patut ia acungi jempol untuk Harvy, pria yang bergulat dengannya tadi benar-benar tau cara memperlakukan wanita di atas ranjang dengan lihai, setelah selesai pun Harvy membantu Aeryn untuk membersihkan cairan di vaginanya dengan tisu basah tanpa rasa jijik, tidak seperti pria kebanyakan yang sudah meninggalkannya sendirian setelah selesai bermain.
Harvy pun mengeluarkan dua lembar uang 50000 won dan memberikannya pada Aeryn, "Cari makan dan pulanglah dengan Taxi, jangan terlambat besok ke kantor dan aku harap kau masih menggunakan kaki jelly-mu Bae." Harvy mengeluarkan smirk-nya.
Wah! Aeryn rasanya ingin mencabik-cabik wajah Harvy sekarang, "Kau juga akan pulang ke apartmentkan? Kenapa tidak barengan saja?"
"Kau mau tinggal lebih lama denganku Bae? Buang pikiranmu jauh-jauh, kau tak akan pernah memasuki mobilku Bae, menghabiskan waktu lama-lama denganku bisa membuatmu jatuh cinta padaku Bae."
"Aku? Jatuh cinta padamu? Mungkin hartamu." Sahut Aeryn dengan santai.
"Kau memang sungguh materialistis Bae."
"Aku anggap itu pujian." Setelah itu Aeryn keluar begitu saja dari president suite itu tanpa mengambil uang yang diberikan Harvy.
TBC
Ada komentar?
AeilsyIr
![](https://img.wattpad.com/cover/323670942-288-k102351.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomanceHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.