Harvy

1.1K 116 6
                                    

Sedari awal Harvy memang sudah mengawasi Aeryn dari jauh, matanya tak pernah lepas dari siluet wanita seksi yang menjadi EWB belakangan waktu ini. Harvy kesal bukan main saat seorang pria memeluk Aeryn dari belakang, ia merasa Aeryn sedang mengujinya, tapi salah, karna ia bisa melihat Aeryn mencoba menjauh dari pria itu.

Hal itu membuat Harvy melangkahkan kaki mendekati keduanya.

"Ck! Jangan mendrama babe, aku tau kau juga membutuhkan uang itu, kau hanya perlu melayaniku, seperti biasa." Ucap pria itu pada Aeryn, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan keduanya, Harvy langsung berdiri ditengah-tengah Aeryn dan pria itu, membuat Aeryn berada dibalik punggungnya dan menjaga jarak dengan pria itu, "Kau salah memilih wanita." Suara berat dan penuh kharisma milik Harvy sampai ditelinga Aeryn dan juga pria itu, terlihat dengan ekspresi pria itu yang kaget.

"Ah, jadi karna dia kau merasa bahwa kau tak memerlukan uangku lagi Aeryn?" Pria itu mencoba menatap Aeryn yang sudah Harvy sembunyikan dibelakang tubuhnya.

"Hanya karna Aeryn menolakmu bukan berarti dia seorang wanita penggila uang. Terima saja nasibmu yang sudah ditolak dan jangan merendahkannya." Tegas Harvy.

"Wah, kau pasti memberikannya uang yang besar dan wanita itu memberikan pelayanan terbaiknya untukmu sampai kau yang merupakan CEO KH mau membelanya. Berapa yang kau berikan? 100 juta? 1 miliar?"

"Tak salah jika Aeryn menolakmu, kau memang pria bajingan, aku sampai heran, entah bagaimana kau bisa diundang diacara pernikahan ini, seingatku baik Gina ataupun Jonah tak ada yang bekerja sama denganmu."

"HO! Kau tak tau siapa aku? Hanya karna kau CEO perusahaan besar bukan berarti kau bisa merendahkanku, aku pemilik perusaan RicL dan perusahaanku bekerja sama dengan milik Jonah, untuk itu wajar jika aku diundang dipesta pernikahan rekan bisnisku sendiri."

"Ah, perusahaan kecil, pasti Gina yang mengundangmu, karna setauku Jonah tidak selevel untuk mengundang perusahaan kecil sepertimu."

"SSIBAL! Kau menghina perusahaanku hanya karna wanita jalang sepertinya?"

"Bahkan jika kau menjual habis perusahaanmu pun tak akan mampu membeli wanita yang kau sebut jalang, karna memang ia bukan barang yang bisa dibeli, pergilah sebelum aku mempermalukanmu, kau menghancurkan pesta pernikahan ini."

"Kau berbicara seolah kau lebih baik dariku Harvy, kau bahkan juga sama, kau mempermainkan hati para wanita, kau seorang cassanova."

"Ah, kau tau namaku, jika kau tau maka seharusnya kau juga tau apa yang akan terjadi jika sampai kau membuatku kesal ...." Harvy menghentikan perkataannya karna tak tau nama pria yang berada dihadapannya ini.

"Eric, namaku Eric Lee."

"Aku seorang cassanova, tapi aku tak pernah merendahkan wanita, tidak sepertimu Eric, jadi enyahlah."

"Urusanku bukan denganmu, tapi dengan wanita jalang ini." Eric dengan keadaan mabuk sudah bisa menggapai tangan Aeryn yang berdiri dibelakang tubuh Harvy sejak tadi.

"Katakan itu sekali lagi maka aku akan menghancurkanmu tanpa sisa Eric." Harvy menahan tangan Eric yang menarik Aeryn. Mata Harvy menyiratkan kemarahan dan ia terus menatap Eric dengan tajam.

"SSIBAL! Ya! Aeryn! Setidaknya kembalikan semua uang dan barang-baramg yang sudah kuberikan padamu! Kau jalang sialan yang menguras semua uangku." Teriak Eric sampai menarik perhatian beberapa tamu padahal suara musik sudah begitu keras.

Aeryn sedari tadi hanya diam saja, ia masih memikirkan perkataan Eric sejak tadi, apakah benar ia begitu rendahnya dihadapan semua pria.

Harvy menarik napas panjang, berbicara dengan pria mabuk adalah hal yang sia-sia, begitu juga dengan bermain fisik, pasti akan buang-buang tenaga dan waktu, "Sepertinya kau memang menguji kesabaranku Eric, malam ini adalah malam terakhir kau bisa merasakan kekayaanmu." Tegas Harvy dan dengan mudahnya ia melepaskan tangan Eric yang menarik tangan Aeryn lalu membawa wanita itu keluar dari dancefloor, bahkan keluar juga dari ruangan.

Harvy menarik Aeryn terus berjalan menuju mobilnya, tapi saat ia membukakan pintu mobilnya dan menyuruh Aeryn masuk wanita itu hanya diam, pandangannya kosong.

"Aeryn."

"Aeryn."

"AERYN!" Harvy menguncang tubuh Aeryn dan meninggikan suaranya hanya untuk menyadarkan wanita itu.

Aeryn mengerjap beberapa saat lalu melihat Harvy dan mobil pria itu yang sudah terbuka pintu penumpangnya, seolah mengerti bahwa pria itu hendak menyuruhnya masuk.

"Kau berniat mengantarku pulang?"

"Masuk." Tegas Harvy yang masih merasa kesal dan mendidih kepalanya.

"Kau sedang ingin mendekatiku dan menjalin hubungan denganku?" Tanya Aeryn tiba-tiba.

"Apa maksudmu?"

"Seingatku kau yang mengatakan tak ada cuddling, tak akan membiarkanku berada satu mobil denganmu jika bukan karna pekerjaan karna kau bisa membuatku jatuh cinta padamu, bukan begitu? Lalu sekarang kau menyuruhku masuk ke dalam mobilmu, setauku, ini masih jam 11 malam Harvy dan kita sedang tidak dalam hubungan bos dan sekretaris. Jadi jika kau sedang mencoba mendekatiku maka aku menolaknya." Aeryn berjalan menjauh dari Harvy.

Sebelum Aeryn benar-benar menjauh Harvy sudah menahan lengan Aeryn, "Masuk Aeryn, atau aku akan membopongmu masuk." Harvy tak main-main dengan ucapannya dan Aeryn tau itu, untuk itu ia masuk ke dalam mobil Harvy tanpa banyak kata.

Harvy pun tanpa menyia-nyiakan waktu langsung memasuki mobilnya dan mengendarainya keluar dari parkiran.

Keadaan dalam mobil begitu sunyi karna Harvy sedang dalam emosi sedangkan Aeryn yang masih terbengong dan tipsy.

"Harvy." Panggil Aeryn begitu pelan, jika saja keadaan mobil tidak sunyi maka pasti Harvy tak bisa mendengarnya.

"Hm?" Harvy hanya berdehem sebagai respon.

"Ayo kita hentikan kesepakatannya." Ucapan Aeryn membuat Harvy menginjak rem secara mendadak hingga membuat mobilnya berhenti ditengah jalan, beruntung saja jalanan yang mereka lewati sangat sepi sehingga tak ada kejadian buruk yang terjadi.

"Apa maksudmu?" Harvy mengeraskan rahangnya sambil menatap Aeryn.

"Kesepakatan yang kita buat, ayo kita hentikan." Aeryn juga menatap Harvy dan bisa Harvy lihat betapa rapuhnya seorang Aeryn.

Harvy diam sehingga Aeryn kembali mengeluarkan suaranya.

"Aku tak pernah melakukan hubungan ranjang dengan pria yang tak memiliki status hubungan denganku, dan benar kata Eric, aku seperti seorang jalang. Dan dengan kau memberikanku uang hanya untuk memuaskanmu diranjang membuatku benar-benar seperti seorang jalang meskipun kau tak menganggapnya seperti itu, jadi ayo hentikan, aku akan mengembalikan uangnya padamu."

Ah, Harvy mengerti sekarang, Aeryn memasukkan perkataan Eric sialan itu kedalam hati dan pikirannya.

Harvy masih diam enggan membuka suara, mata elang itu masih menatap mata Aeryn dalam diam, menganalisa wanita itu.

"Jika begitu, ayo kita hentikan." Jawab Harvy setelah diam selama hampir 10 detik.

Aeryn pun lantas mengeluarkan ponselnya dan mulai mengutak-atiknya, tak berapa lama ponsel Harvy berdenting, "Aku belum memakai uangnya sama sekali, thanks, dan kau bisa menurunkan aku di stasiun."

"Ayo berpacaran kalau begitu."

Satu kalimat dari Harvy yang membuat Aeryn membeku.

TBC

AeilsyIr

After Dusk-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang