Harvy langsung kembali ke rumah sakit sesaat setelah menerima pesan itu, ia mengatakan pada Jino dan Soora untuk mengintai Hanabi dan Halmeoni sementara untuk orang-orang yang terlibat Harvy tak bisa menghukum mereka meskipun ia mau, ia masih mempunyai hati terlebih keempatnya tak memiliki pilihan, apalagi saat mendengar alasan mereka akhirnya mau membuka suara.
"Nona Bae Aeryn tidak bersalah, kami melihat dan merasakan betapa orang-orang mencaci dan membencinya, kami tau apa yang sebenarnya terjadi dan jika kami tetap diam maka kami akan terus-menerus dihantui rasa bersalah dan penyesalan. Terlebih berita-berita mengatakan bahwa nona Bae melakukan percobaan bunuh diri."
Itulah penjelasan dari keempatnya hingga akhirnya Harvy hanya bisa menyuruh mereka pulang dan mengucapkan terima kasih karna bagaimana pun mereka akhirnya mau membuka suara.
Harvy harus cepat-cepat sampai ke rumah sakit, karna jika berita saja sudah bisa memberitakan bahwa Aeryn melakukan pencobaan bunuh diri dengan melompat dari rooftop maka bisa dipastikan Hanabi dan Halmeoni juga sudah tau, ia tak ingin keduanya mendatangi Aeryn dan melakukan sesuatu yang lebih buruk.
Harvy masuk kedalam ruang rawat Aeryn, ia memindahkan wanita itu ke tempat VVIP agar tak sembarangan orang bisa masuk.
Aeryn belum membuka matanya tapi Harvy masih sabar menunggu, padahal ia sudah sangat khawatir karna Aeryn tidur terlalu lama, namun kata dokter Aeryn baik-baik saja.
Tepat jam 7 malam yang berarti sudah lebih dari 12 jam Aeryn tertidur, Aeryn membuka matanya disaat bersamaan dokter masuk untuk melakukan pengecekan. Harvy sendiri hanya duduk diam disofa, dan memberikan isyarat pada sang dokter untuk tidak membuat Aeryn sadar akan keberadaannya.
"Nona Bae Aeryn, anda sudah sadar?" Tanya sang dokter sambil menghampiri Aeryn yang masih terlihat linglung.
Aeryn tak menjawab, ia hanya menganggukkan kepala.
"Anda mengingat apa yang terjadi nona BAe?"
Aeryn diam beberapa saat lalu kembali menganggukkkan kepalanya.
"Bisa kau jelaskan?" Tanya sang dokte perlahan.
"Seseorang menyusup ke rumahku dan menyerangku karna tak memenuhi permintaannya sampai akhirnya ia mencekikku diujung rooftop dan membiarkanku jatuh." Suara Aeryn sangat serak tapi siapapun masih bisa mendengar penjelasannya.
"Dia berniat membunuhmu?"
Aeryn menganggukkan kepala, wanita itu hendak bangkit namun ia merintih kesakitan.
"Tetaplah berbaring seperti itu, ada retakan di pinggul kanan dan pergelangan tangan kananmu, kemungkinan besar bagian itu yang mendarat terlebih dahulu sehingga menopang semua tubuhmu saat terjatuh." Jelas sang dokter sambil membantu Aeryn untuk berbaring lagi.
"Apakah akan lama sembuh dok?"
"Tergantung pada tubuhmu sendiri nona Bae, tapi jika melihat kondisimu sepertinya harus 2-3 bulan."
"Dan selama itu aku tak bisa beraktifitas seperti biasa?"
"Sayangnya begitu nona Bae, tapi bukankah bagus, anda dalam masa pemulihan karna keguguran juga, lebih baik memang beristirahat."
"Kegu..guran?"
Dokter wanita itu terdiam, seolah paham jika Aeryn tak tau tentang kehamilannya.
"Benar nona Bae, anda hamil 8 minggu tapi karna anda terjatuh dan terkena benturan, janin anda tidak bisa bertahan."
"Aku hamil?" Aeryn menatap sang dokter tak percaya.
"Anda tak tau anda hamil nona Bae?"
"Tidak, aku.. aku tak melihat tanda-tanda kehamilan sama sekali." Aeryn terdiam beberapa saat, "Aku melewatkan jadwal haidku, aku pikir karna aku terlalu lelah dan stress hingga haidku tidak lancar." Jawab Aeryn pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomanceHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.