Sudah seminggu dari kejadian dimana Aeryn dan Harvy had sex, dan selama itu juga keduanya sibuk, Harvy sibuk mengurus perusahaannya, jika Harvy sang CEO sibuk maka sang sekretaris lebih sibuk lagi. Tapi Aeryn bisa bersyukur karna ia belum melakukan kesalahan sedikitpun bahkan Harvy sampai terheran dengan kemampuan yang dimiliki Aeryn, bagaimana mungkin wanita seperti Aeryn mampu melakukan tugas sekretaris dengan baik padahal wanita itu baru saja belajar, terkesan.
Bahkan Aeryn bisa menggunakan berbagai bahasa yang memudahkannya untuk mendengarkan percakapan rekan saat sedang meeting, membawa keuntungan bagi Harvy.
Baik Harvy maupun Aeryn sama sekali tak ada yang menyinggung soal pergulatan tak terduga yang pernah mereka lakukan, keduanya bersikap profesional dan hanya membicarakan pekerjaan.
Tapi.
Tidak untuk saat ini.Aeryn baru saja mendapatkan pesan dari dosen jurusannya yang menanyakan mengenai kapan Aeryn bisa membuat Fashion Show-nya, tentu saja untuk memamerkan pakaian-pakaian yang sudah ia rancang, tapi Aeryn sama sekali tak mempunyai dana untuk itu, bukan dana hanya dana untuk acara fashion-nya, bahkan untuk baju yang ia rancang pun, ia belum memiliki dana untuk membeli bahannya, sial sekali bukan?
"Aku bisa membantumu Bae." Aeryn kaget dan menjatuhkan ponselnya begitu saja hingga ponsel itu menghantam meja.
Aeryn memicing pada sang bos yang muncul secara tiba-tiba dan pastinya sudah membaca pesan diponselnya sampai bisa mengatakan hal itu.
"Kau membutuhkan uangkan? Aku bisa membantumu untuk itu, jadi kau bisa melakukan fashion show-nya." Lanjut Harvy dengan sebelah tangan masuk ke dalam kantong, sok tampan.
"Kau tidak sedermawan itu." Sahut Aeryn, mereka memang masih di kantor tapi ini sudah lewat jam kerja, jadi Aeryn tak perlu berlaku formal lagi pada Harvy.
"Memang, kau hanya perlu melakukan apa yang kusuruh." Jawab Harvy dengan santai.
Aeryn menaikkan sebelah alisnya, "Dan yang aku lakukan adalah memuaskanmu diranjang?" Tiba-tiba saja hanya hal itu yang terlintas diotak Aeryn.
"Sepertinya menjadi sekretarisku bukanlah kemampuanmu, mungkin kau harus menjadi seorang peramal saja Bae." Sahut Harvy yang menandakan bahwa Aeryn menjawabnya dengan jawabannyang benar.
"Tak sulit Vivi, pria sepertimu memang hanya sex yang diperlukan, terlebih dengan image-mu, playboy." Aeryn sebenarnya menyindir.
"Auh, playboy terdengar sangat buruk, mungkin lebih tepatnya cassanova." Harvy berujar dengan sombong.
"Ah, benar, playboy terlalu buruk, mungkin maksudmu penjahat kelamin Vivi." Ejek Aeryn lagi, wanita cantik itu membereskan semua perlengkapannya, bersiap-siap untuk pulang tentunya.
Harvy terkekeh kecil sebelum kembali bersuara, "Katakan semaumu Bae. Tapi seingatku kau memuja permainanku dan masih teringat jelas bagaimana suaramu mendesahkan namaku."
Sialan! Ingin rasanya Aeryn menenggelamkan dirinya sendiri hidup-hidup dalam lautan Jepang. Memalukan! Aeryn sendiri sadar diri bagaimana ia pernah mengejek dan menantang seorang Harvy tapi siapa sangkah jika permainan Harvy memang senikmat itu.
"Pikirkan Bae, kesempatan ini tidak datang 2 kali. Kau membutuhkan uang dan aku bisa memberikannya untukmu, sebagai gantinya, kau hanya perlu memuaskanku." Lanjut Harvy.
"Kau membuatku seperti seorang jalang." Aeryn menatap Harvy yang masih berdiri didekatnya.
"Kau berpikir seperti itu? Aku menganggapnya sebagai bisnis Bae." Harvy mengeluarkan smirk-nya yang rasanya ingin Aeryn tonjok saja wajah tampan itu.
"Pikirkan baik-baik dan kuberi kau waktu sampai besok Bae." Harvy meninggalkan sekretaris cantik itu begitu saja, bahkan ia tak menawarkan pulang bareng padahal apartment mereka sebelahan, walaupun ditawarkan belum tentu Aeryn mau, tapi apa juga yang mau diharapkan dari seorang Harvy.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomansaHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.