Harvy

1.6K 156 10
                                    

Shit! Kata-kata Aeryn yang begitu vulgar terbayang-bayang dalam otak Harvy bahkan setelah 4 jam terlewat sudah. Harvy sedang berada dihotel di HongKong, ia memutuskan untuk menginap di HongKong satu malam karna selanjutnya mereka akan berangkat ke UAE.

Sialan! Padahal tadi Harvy hanya bercanda tapi mau bilang apa, yang ia hadapi adalah Aeryn, wanita satu-satunya yang mampu mengadu mekanik dengannya, Harvy bahkan bisa merasakan gejolak aneh pada hasratnya, damn, Aeryn memang seksi, Harvy akui itu tapi mendengar kata-kata tadi membuat harga dirinya terasa diinjak-injak.

Ugh! Rasanya ia ingin membuktikan pada wanita pemberani itu bahwa jarinya tentu lebih bisa memuaskan, tapi mustahil, have sex with Aeryn adalah sesuatu yang tak pernah ada dalam kamus Harvy.

Harvy tak suka dengan Aeryn, sangat tak suka, baginya Aeryn hanyalah pembawa masalah bagi adiknya, Yeona, terlebih diantara persahabatan mereka berlima hanya Aeryn yang masa depannya belum jelas, apa lagi latar belakangnya pun Harvy tak tau, ia merasa persahabatan Aeryn dengan adiknya hanyalah untuk keuntungan wanita itu semata. Apalagi wanita itu tak perlu membayar uang sewa dan bisa tinggal disalah satu gedung apartment mahal milik Jonah.

Bagi Harvy, Aeryn hanya memanfaatkan keempatnya dan sialnya tak ada seorang pun dari mereka yang mau mendengarkannya, terutama adiknya sendiri, bagi mereka Aeryn sangatlah baik dan tak pernah menyusahkan mereka.

Harvy pernah bertengkar hebat dan tak berbicara dengan adiknya selama seminggu hanya karna Aeryn. Saat itu pertama kalinya Yeona masuk ke kantor kepala sekolah karna bertengkar dengan kakak kelasnya dan itu setelah berteman dengan Aeryn. Aeryn adalah contoh dan teman buruk bagi Yeona, Harvy tak suka.

Harvy sangat protektif terhadap adiknya karna sejak kecil, Yeona tak pernah merasakan kasih sayang orangtua karna keduanya sudah meninggal saat Yeona masih diperut eomma-nya, karna hal itu pula Yeona harus dilahirkan secara prematur, mereka berdua akhirnya dibesarkan oleh kakek nenek dari papa mereka.

Tapi semakin bertambahnya usia sang adik malah membuat wanita itu semakin pembangkang, seolah bisa melakukan segala sesuatu sendiri, membuatnya sakit kepala.

Itu sebabnya, tak mungkin bagi seorang Harvy mau menjadikan Aeryn teman seks-nya, sangat mustahil.

 Harvy menengak habis segelas whisky dan membiarkan sensasi panas mengelitik kerongkongannya, sial! bayang-bayang Aeryn tak bisa hilang dari benaknya, gambaran-gambaran jari-jarinya memasuki liang milik Aeryn terpampang jelas dalam otaknya dan sialnya tak bisa ia enyahkan.

Harvy menarik napas kesal sebelum bangkit dari duduknya, ia harus melepaskan birahinya, dengan cepat ia turun ke club yang memang berada digedung yang sama dengan hotel yang ia tinggali.

Harvy memasuki club dan langsung disambut dengan dentuman bass yang membuat jantungnya bergebu-gebu. Ketahuilah, Club, Wanita, Alcohol, dan Money adalah candu bagi seorang Harvy, tapi terkhusus untuk wanita, ia tak suka menghabiskan malam dengan wanita yang sama, untuk itu juga Harvy terkenal sebagai playboy tapi juga cassanova, karna ia bisa mendapatkan wanita manapun dengan wajahnya yang bak dewa yunani.

Harvy bisa melihat betapa banyaknya orang yang berada dalam club, entah di dancefloor, bar, atau ditable, ia juga bisa melihat pasangan-pasangan yang sudah make out disana, ah, pastinya ia juga akan mengalaminya.

Mata Harvy menangkap siluet seorang wanita dengan pakaian seksi, merah, sedang meliukkan tubuhnya mengikuti lagu yang diputar DJ, mata mereka bertemu dan Harvy langsung tau, wanita itu adalah mangsanya malam ini, benar saja, wanita itu langsung berjalan menghampirinya, mengajaknya untuk 'menari' bersama, ia tentu tak menolak, terlebih wanita ini adalah type seorang Harvy, kulit putih, pemberani, rambut hitam panjang, body yang aduhai tentunya.

Benarkan, tak sulit bagi seorang Harvy untuk mendapatkan pemuas, ia hanya perlu memandang dan para wanita akan segera menghampirinya. Harvy membawa wanita yang entah siapa namanya, ia tak perlu tau ataupun bertanya karna bisa dipastikan mereka tak akan bertemu lagi, bahkan jika bertemu pun Harvy tak akan mengingatnya.

Langkah Harvy terhenti saat ia tak sengaja menabrak seseorang yang sudah tipsy sambil membawa segelas minuman gin.

Harvy menggerang kesal karna Gin itu tumpah mengenai pakaiannya, sialan.

"Sialan!" Desis Harvy dengan suara pelan namun sangat berat.

"Sorry." Ujar seseorang itu yang begitu familiar ditelinga Harvy, ia pun mengangkat wajahnya dan melihat siapa yang menabraknya, salahkan betapa ramai dan gelapnya ruangan club, hanya cahaya lampu disko yang menerangi mereka.

"Aeryn." Harvy menatap Aeryn dari atas ke bawah.

"Harvy." Berbeda dengan Harvy yang menyebutkan nama Aeryn dengan dingin, Aeryn justru menyebutkan nama Harvy dengan intonasi ceria, mungkin karna sudah tipsy.

"Oh! Kau sudah memiliki jalang lain untuk memuaskan dirimu huh." Ejek Aeryn sambil menatap wanita yang berada dibelakang Harvy dan tangan Harvy masih menggenggam tangan wanita itu.

Bukannya menjawab Harvy masih memandang Aeryn dari atas kebawah, bibir yang dipoles lipstik merah, atasan crop top  hitam v neck rendah yang menampilkan perut ramping dan putih juga belahan payudara serta rok mini ketat yang membungkus bokong sintalnya, tak lupa dengan highheels pencil 5cm yang mempercantik kaki jenjangnya. 

"Pandang sepuasnya Harvy karna kau tak bisa menyentuhnya." Ucapan Aeryn menyadarkan Harvy.

"Kau yakin?" Harvy merasa tertantang.

"Eoh, terlebih kau sudah memiliki jalangmu sendiri, aku tak suka berbagi Harvy." Aeryn berujar dengan begitu tipsy, "Nikmati jalangmu." Aeryn mengedipkan matanya sebelum berbalik hendak meninggalkan Harvy bersama wanitanya.

Namun belum sempat Aeryn pergi, tangan kekar Harvy sudah melingkar di perut Aeryn dan memutar tubuh mungil Aeryn hingga menghadap Harvy lagi, "Jika aku meninggalkan jalang ini, kau akan mengijinkanku untuk menyentuhmu?" Suara Harvy berbisik sensual ditelinga Renee.

Sedari tadi tentu mereka menggunakan bahasa Korea hingga wanita yang Harvy hendak bawa tak mengerti pembicaraan mereka, wanita itu bahkan sudah terlihat kesal tapi siapa peduli.

"Bahkan jika kau menyentuhku pun, kau tak akan bisa memuaskanku Harvy." Jawab Aeryn sambil mengelus rahang tegas milik Harvy.

Sialan, dengan begini saja Harvy rasanya ingin menyentuh tubuh Aeryn lebih lagi.

"Jalangmu sudah menunggu." Aeryn melepaskan dirinya dari pelukan Harvy tapi bukannya terlepas Aeryn malah merasakan bibirnya bertemu dengan bibir Harvy. Aeryn kaget dan ia bisa melihat wanita yang tadi bersama Harvy sudah memandangnya kesal lalu pergi meninggalkan mereka berdua sambil menghentakkan kakinya.

"Sekarang dia sudah pergi, jadi mau membuktikan bahwa aku tak mampu memuaskanmu?" Harvy berujar setelah melepaskan ciumannya, kedua mata mereka bertemu.

"Dari skala 1 sampai 100 berapa persen kau ingin having sex with me?" Harvy masih terus menatap mata Aeryn saat menanyakannya.

"Negatif  1 juta." Jawab Aeryn dengan tegas, sepertinya rasa tipsy-nya sudah hilang karna ciuman yang secara tiba-tiba diberikan Harvy padanya.

"Jangan berbohong Bae, bahkan jika aku menyelipkan jari-jariku kedalam panties-mu pun kau pasti sudah basah." Harvy memainkan jari-jari panjangnya diatas rok mini ketat milik Aeryn secara sensual.

"Kau berharap berlebihan Harvy, kau hanya akan mendapati betapa 'keringnya' diriku, dirimu tak bisa membuatku 'basah' Harvy." Aeryn dan mulut sarkasnya.



TBC

Sepertinya buat anak-anak dibawah umur boleh mencari bacaan lain karna kedepannya cerita ini mungkin terdapat hal-hal vulgar.

AeilsyIr


After Dusk-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang