Aeryn

1K 90 2
                                    

Setelah mendapatkan surat-surat itu Aeryn benar-benar baru mencari tahu apa yang terjadi padanya, ia melihat di sosial media dan berita, semua memberitakan bagaimana seorang Aeryn denagn tega mendorong Halmeoni dari tangga hingga menyebabkan Halmeoni harus masuk rumah sakit, juga tentang foto-foto syurnya dengan beberapa pria yang disamarkan wajahnya. Aeryn terdiam, ia tak berpikir bahwa semuanya akan semakin parah, ia pikir dengan menghilang dari hadapan mereka mampu menyelesaikan semuanya.

Aeryn terduduk dilantai rumah yang ia sewa, semua orang menyumpah serapahinya, mencacinya, mengharapkan ia mati atau setidaknya dihukum seberat-beratnya saat pengadilan yang akan dilakukan secara live. Aeryn bahkan melihat video dimana Harvy berbicara pada pers bahwa ia akan membuat Aeryn menderita karna telah mencelakakan keluarganya. Belum lagi kabar bahwa Harvy akan bertunangan dengan Hanabi Tanaka dan menggabungkan kedua perusahaan.

Ah, jadi ini yang dimaksud dengan Halmeoni, ia akan melakukan segala sesuatu agar Harvy meninggalkannya. Tidak cukupkah meninggalkannya, kini pria itu bahkan hendak melawannya, membuatnya menderita, tidakkah mereka sadar bahwa hidup Aeryn sekarang sudah cukup menderita?

Sebuah pesan masuk ke ponsel Aeryn, dari Izumi, 'Tak apa, jangan takut, aku dan suamiku akan menyewa pengacara handal untuk membuktikan bahwa kau benar-benar tak bersalah. Apapun yang terjadi aku akan tetap disampingmu.'

Aeryn merasa bersyukur, setidaknya dengan adanya Izumi membuat Aeryn masih mau menjalani hidup. Ia pun membalas pesan itu, mengucapkan terima kasih pada wanita cantik itu. Seharian itu Aeryn hanya terdiam didalam rumah kecil sewaannya, tak melakukan apapun, tidak makan, tidak beraktivitas, tidak tidur juga.

Jam bahkan sudah menunjukkan pukul 1 pagi tapi mata Aeryn enggan menutup, masih terbuka lebar, menatap langit-langit kamar yang sudah 4 jam ia pandangi begitu saja, tubuhnya masih begitu lemas sehingga ia malas melakukan segala sesuatu, lampu didalam rumah itu bahkan tidak ia hidupkan sama semaki, hanya membiarkan sinar rembulan menyinari ruangan itu, remang-remang, terlebih malam itu mendung sehingga membuat sang bulan tak begitu terang cahayanya.

02.30 Aeryn baru memejamkan matanya karna ia masih harus bekerja nanti pagi, ia tentu tak bisa mengambil sick leave lagi karna sang supervisor sudah menanyai keadaannya dan memaksanya untuk masuk karna kekurangan pekerja.

Aeryn baru saja tertidur saat ia merasakan seseorang mencekik lehernya dengan kuat hingga membuatnya terbangun dan tentunya ia tidak bisa melihat dengan jelas karna ia tak menghidupkan lampu, tapi ia tau, seseorang yang mencekiknya adalah lelaki karna ia mendengar suara geraman.

Cekikan pada lehernya semakin kuat sampai Aeryn harus bangkit berdiri karna pria itu mengangkatnya berdiri, mendorongnya ke dinding dengan kuat dan Aeryn bisa merasakan kakinya sudah tak menapaki lantai, Aeryn kesulitan bernapas.

10

9

8

7

6

5

4

3

Cekikan dileher Aeryn terlepas hingga membuatnya jatuh menghantam lantai, dengan sekuat tenaga ia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, ia terbatuk sambil menepuk dadanya.

Click!

Lampu dinyalakan oleh pria itu dan seketika ruangan kecil itu terang dan Aeryn bisa melihat dengan jelas pria yang menyeludup masuk ke rumahnya. Mata Aeryn membulat, tubuhnya menggigil ketakutan, mendingin, sekelebat memory kembali dalam benaknya.

Pria dihadapannya adalah pria yang membunuh mama dan paman, memutilasi dan mengguliti mereka dihadapan Aeryn. Pria yang dikatakan sedang dipenjara menjalani hukuman, tapi kini berdiri dengan gagah dan wajah begis dihadapan Aeryn, ia bahkan tak bisa berpikir sama sekali, benar-benar kosong karna ketakutan berlebihannya. Jujur saja Aeryn bahkan tak tau alasan pria ini membunuh mama dan paman malam itu, dan sekarang gilirannya kah?

"Kau! Mencoba lari dariku huh?!" Suara pria itu begitu mengerikan hingga membuat Aeryn semakin takut walau hanya mendengar pertanyaan itu.

"Kau membiarkan papa tirimu menyentuhmu, kekasihmu Ryo menyentuhmu, dan pria-pria lain menyetubuhimu, terakhir kau justru bermain dengan Harvy di apartment, berulang kali." Lanjut pria itu.

Aeryn terdiam, "Kau.. kau yang merekam dan mengirimkan paket-paket itu?" Tentu maksud Aeryn bukan hanya paket flashdisk dan memory card tapi juga paket bangkai kelinci.

"Tentu saja, aku melihat bagaimana wajahmu penuh ketakutan saat melihat bangkai-bangkai itu, lalu video itu, kau benar-benar merasa puas bermain dengan Harvy? Aku bisa memuaskanmu juga. Kau tau Aeryn, kau sungguh seksi, aku cemburu karna papa tirimu bisa menyentuhmu dan aku tidak." Pria itu berjalan mendekat pada Aeryn, berjongkok dihadapannya dan berniat menyentuh dagu Aeryn namun Aeryn menghindar hingga membuat pria itu marah.

"Kau menolakku?! Kau menolakku?! Kau menerima saat pria lain menyentuhmu, tapi tidak denganku?! KENAPA?! Ssibal! Kau pikir kau wanita baik-baik saja?! Kau tidur dengan banyak pria dan kau menolakku!" Pria itu menjambak rambut Aeryn dan membenturkannya ke dinding dan lantai lalu melepaskannya begitu saja.

Aeryn tentu mencoba untuk kabur tapi tidak berhasil, ia hanya mencoba melindungi dirinya sendiri tanpa melakukan perlawanan seperti ia melawan pria-pria lain dulu, tidak ada tendangan, pukulan atau apapun yang dikeluarkan Aeryn pada pria ini, bukan karna ia tak mampu, tapi karna memang ia tak ingin, biarlah, jika pria ini ingin membunuhnya pun tak masalah tapi ia tentu tak ingin disetubuhi oleh pria dihadapannya ini.

Rumah kecil yang Aeryn sewa sudah berantakan karna Aeryn yang berusaha kabur dari pria itu, petir dan hujan sudah turun dengan lebatnya hingga membuat pemilik rumah dibawah tak mendengar apapun.

Aeryn berhasil kabur dan keluar dari rumah kecilnya namun pria itu berhasil mengejar dan kembali mencekik Aeryn.

"Kau berani lari dariku?! Kau tak ingin ku sentuh?! Baiklah! Jika kau tak ingin kusentuh maka tak ada pria lain yang boleh menyentuhmu! Membunuhmu sepertinya adalah pilihan yang baik." Pria itu dengan mudah membawa Aeryn keujung rooftop tanpa melepaskan cekikannya.

"Rumah yang kau pilih terlalu rendah dan tentu jatuh dari sini tidak akan membunuhmu Aeryn, ah, Keiko, kau pikir dengan merubah namamu bisa membuatmu menghilang begitu saja?" Aeryn bisa melihat betapa besarnya amarah pria ini hanya dengan menatap matanya, "Tapi tak apa, aku coba saja dulu setidaknya kau akan menderita, jika kau masih hidup maka aku akan kembali untuk membunuhmu. Ada kata-kata terakhir Keiko?"

Aeryn kesusahan untuk membuka suara, "Darimana.. kau..uughh.. mendapatkan.. sex tapenya?"

"Aku melihatnya langsung, kau sungguh seksi Keiko, kenapa kau menolak sentuhanku? Apa karna aku lebih tua 15 tahun darimu? Ah, maksudmu sex tape dengan Ryo? Aku mengambilnya setelah membunuh pria itu, kau hebat juga bisa memotong penisnya."

"Kenapaa.. kau.. melakukan.. ini?" Aeryn bertanya dengan terbata-bata karna cekikan dilehernya semakin kuat.

"Karna aku ingin memilikimu, ah, kau terlalu banyak bertanya." Pria itu langsung melepaskan cekikan pada leher Aeryn dan Aeryn pun terjatuh dari rooftop-nya, sialnya meskipun hanya satu lantai tapi jalanannya menurun dengan begitu tajam, hingga tubuh Aeryn terguling kebawah.

Semua yang Aeryn rasakan adalah sakit dan pusing, matanya hanya berkedip 4 kali, melihat bagaimana derasnya hujan menerpa tubuhnya dan gelapnya langit, sepi, sebelum akhirnya ia menutup matanya, kehilangan kesadaran.

TBC

AeilsyIr

After Dusk-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang