Waktu berlalu dengan begitu cepat, sekarang sudah 5 tahun terlewatkan, Aeryn tengah berbaring diatas kasur memainkan perutnya yang sudah membuncit.
"Bae, kenapa?" Pintu kamarnya terbuka dan membuat Aeryn tersentak sebentar, Harvy muncul dengan wajah khawatir.
"Aeryn ingin makan wagyu." Cicit Aeryn sambil memandang mata Harvy, tatapan puppy face, salah satu kelemahan terbesar Harvy.
"Ayo, kita makan wagyu." Ucap Harvy dengan semangat, setidaknya istrinya baik-baik saja, tidak seperti yang ada dalam pikirannya, Harvy panik saat Aeryn menelepon sambil menangis tapi tak mengatakan apapun dan langsung memutuskan panggilannya.
"Tapi aku ingin wagyu seafood."
Blank~
Harvy tertegun, terbodoh, terbengong. Tolong jelaskan pada Harvy apa makudnya Wagyu seafood?
"Jabarkan pelan-pelan sayang, kau ingin makan apa tadi?' Harvy sudah terbiasa dengan ke-random-an makanan seorang Aeryn semenjak hamil.
"Aku ingin wagyu seafood." Jawab Aeryn kali ini lebih tegas.
"Kau ingin makan wagyu dan seafood bersama?" Harvy mengelus pelan kepala Aeryn, mencoba tenang meskipun kepalanya sudah ingin pecah memikirkan perkataan Aeryn.
"Kenapa kalian tidak ada yang mengerti sih? Aku ingin wagyu seafood, aku ingin makan semuanya, huahhhhhhh!! Kalian menyebalkan!!" Aeryn menangis histeris dan Harvy langsung panik, pria itu langsung berusaha menenangkan sang istri namun tak berhasil, 20 menit sudah wanita hamil itu menangis hingga akhirnya tertidur.
Harvy sudah terluka-luka karna cabikan sang istri, semenjak hamil Aeryn memang sering bertingkah random dan semuanya selalu menyakiti Harvy, ia tak peduli selagi itu bisa membuat istrinya bahagia maka tak masalah.
Aeryn dan Harvy baru menikah tahun lalu dan kini kehamilan Aeryn sudah memasuki minggu ke 32, sejak hamil Aeryn sudah harus bed rest karna kejadian dimasa lalunya dan Harvy tentu tak mengijinkan wanita itu bekerja sama sekali, Harvy bahkan harus membawa pekerjaannya ke rumah dan beberapa kali sekretarisnya, Youn Jung harus datang ke rumah mereka hanya untuk menyuruh Harvy menandatangani berkas.
Harvy memastikan Aeryn tertidur dengan posisi yang benar lalu mengencup kening Aeryn penuh kasih, sebelum mengelus perut buncit milik Aeryn, "Cepatlah keluar sayang, kasian Eomma."
-----
01.30 pagi tanggal 9 Agustus Aeryn terbangun dan merasakan kontraksi di perutnya namun bukannya membangunkan Harvy, Aeryn malah berjalan ke kamar mandi, untuk mandi dan mempersiapkan diri, begitu merasa sudah cukup barulah ia membangunkan suaminya.
"Harvy. Harvy. Harvy. Kau ingin menemaniku diruang bersalin atau tidak?" Aeryn menguncang tubuh suaminya.
Harvy langsung membuka matanya dan menatap Aeryn yang sudah memakai terusan cantik, rambutnya panjangnya ia gerai, memakai polesan bibir sedikit, Harvy heran.
"Ayo cepat bangun, kau mau menemaniku melahirkan tidak sih?" Omel Aeryn.
"Tentu saja mau." Harvy langsung bangkit dari kasurnya dan baru menyadari, Aeryn sudah siap dengan koper bersalinnya dan menggeret koper itu dengan santai sambil mengelus pelan perutnya.
"Kita sudah akan ke rumah sakit?" Harvy seolah baru terkumpul nyawanya.
"Ehem, aku sudah merasakan konttraksinya, ayo." Cara Aeryn berbicara bahkan sangat santai, untuk itu Harvy bisa tenang juga.
Namun baru saja tenang selama 30 menit di perjalanan, Harvy sudah panik karna ternyata Aeryn sudah sampai pada pembukaan kesepuluh, kepala bayi mereka bahkan sudah kelihatan tapi Aeryn justru tak mengeluh sama sekali, beberapa kali ia hanya merasakan Aeryn menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat namun tak ada keluhan yang keluar.
"Ayooo sekali lagi nona Kim. Dorong!!" Titah sang dokter yang membantu Aeryn bersalin.
Aeryn mendorong sesuai dengan anjuran dokter dan benar saja, ia merasakan sensani panas seolah terbakar menjalar di vaginanya lalu suara bayi menangis terdengar memenuhi ruangan.
Harvy bahkan belum sempat memberikan semangat pada istrinya namun istrinya sudah melahirkan bayi mereka, mandiri sekali, namun Harvy bersyukur, dengan cepat ia mencium kening dan bibir istrinya, mengucapkan terima kasih dan cintanya.
"Saranghae Kim Aeryn, gomawoo~" Harvy menangis, menangis dengan derasnya dan Aeryn terkekeh kecil.
"Setidaknya aku dan kerandomanku sudah tak menyusahkanmu." sahut Aeryn tenang.
Dokter langsung membiarkan sang bayi skin to skin dengan sang ibu.
-------
"Victor Kim." Panggil Aeryn dengan tegas dan Harvy pun hanya bisa terkekeh kecil melihat ibu dan anak itu, jika dulu saat Aeryn hamil hanya Harvy yang dipersulit maka kini kebalikannya, anak semata wayang mereka suka sekali menyulitkan sang ibu.
Seperti kali ini, Aeryn dibuat kesal setelah Victor meminta untuk dibuatkan Pasta sebagai menu makan malam tapi begitu pasta-nya sudah jadi Victor justru mengatakan bahwa kekasihnya memesankan fried chicken untuknya dan anak laki-laki yang baru berusia 17 tahun itu lebih memilih menghabiskan fried chicken daripada pasta buatan Aeryn.
"Eomma, mianhe, mianhe, aku akan memakan makanan eomma tapi tidak sekarang, mungkin beberapa jam lagi." Ucap Victor sambil berusaha memeluk tubuh eommanya namun wajah Aeryn sudah sangat masam.
"Eomma terbaik, eomma yang kucinta, eomma yang paling cantik, mianheee.." Victor bahkan sudah mencium pipi sang eomma berkali-kali namun masih tak berhasil.
Pertengkaran Aeryn dan Victor adalah makanan sehari-hari Harvy sehingga hal tadi adalah hal biasa, lihat saja, satu jam lagi ibu dan anak itu akan segera berbaikan, percayalah.
Dan benar saja, tak sampai 1 jam, ibu dan anak itu bahkan sudah bermain nintendo bersama sambil tertawa, "Bagaimana mungkin kalian bermain tanpa appa?" Harvy menghampiri keduanya dengan tangan di pinggang.
"Appa terlalu sibuk dengan pekerjaan jadi kami tak ingin mengganggu." Sahut Victor dengan santai.
"Okay, next match dengan appa." Ujar Harvy sebagai titah.
"ye ye ye." Sahut ibu dan anak itu berbarengan.
Harvy duduk diam memandangi kedua dunianya, ia bahagia, sangat bahagia, ia tak percaya jika pada akhirnya Aeryn yang berjodoh dengannya, ia yang awalnya merasa bahwa Aeryn adalah beban justru kita merasa bahwa beban adalah saat tidak melihat Aeryn, yes, Harvy sangat mencintai Aeryn, tidak peduli sampai kapanpun itu, tidak peduli juga jika harus memutuskan hubungan dengan halmeoni-nya, semuanya akan dilakukan Harvy jika itu sudah menyangkut Aeryn.
Ngomong-ngomong soal Halmeoni-nya, meskipun Aeryn memutuskan untuk menarik tuntuatan tapi Aeryn enggan mendekatkan diri dengan halmeoni, begitu juga dengan Harvy, hanya Yeona yang sesekali menghubungi halmeoni itupun karna merasa tak tega, karna halmeoni hanya hidup bersama maids sekarang.
Sementara Hanabi, wanita itu dan keluarganya sudah menghilang entah kemana, bisnis besar milik Tanaka bahkan bagkrut dan justru meninggalkan banyak hutang.
Gina dan Jonah sudah memiliki 2 anak, yang satu adalah Sabella Park (23 tahun) dan Shaen Park (17 tahun), lalu Yeona dan Noah yang memiliki 2 orang anak juga, Yohan Jeon (21 tahun) dan Yara Jeon (20 tahun), Sena dan Juno memiliki seorang anak laki-laki, Dean Min (20 tahun) dan terakhir Zoa dan Jasper yang memiliki twins Jeha dan Jinni Jung (20 tahun).
Dan semuanya hidup dengan baik, tidak selalu bahagia namun mereka selalu bersyukur.
THE END
Semoga ini bisa nemanin malam kalian tanpa uri Seokjinie. See you another works, berarti tinggal The Shadow yah! by the way ada yang mau ditanyain nggak?
AeilsyIr
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomanceHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.