Aeryn sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai sekretaris Harvy saat tiba-tiba saja pintu lift terbuka dan sebuah tamparan keras sampai dipipi kanan Aeryn hingga membuat Aeryn bisa mengecapi rasa besi yang menandakan bibirnya berdarah.
"Wanita jalang sialan! Bisa-bisanya kau membuatku kehilangan semua pekerjaanku!" Suara Eric memenuhi gendang telinga Aeryn.
Aeryn tak mengerti apa yang dikatakan Eric tapi ia tak peduli, ia menatap bengis pria yang menatapnya dengan penuh kemarahan dan kebencian, ia berdiri sehingga ia bisa mengikis jarak keduanya.
"Ssibal! Kau pikir hanya kau saja yang bisa menampar?" Aeryn menampar keras pipi Eric bukan sekali tapi 3 kali dan tanpa rasa kasihan ia menjambak rambut hitam milik Eric dengan brutal sebelum menghantamkannya ke meja kerja.
Aeryn jelas marah dan kesal, pria menjijikkan ini selalu mengatainya jalang sejak semalam di pesta pernikahan Gina dan Jonah, jika semalam Aeryn hanya diam dan merasa harga dirinya diinjak-injak maka hari ini berbeda. Aeryn menahan diri semalam karna tak ingin membuat kekacauan di hari bahagia sahabatnya tapi jika hari ini, ha! Eric tak akan lepas dari tangannya.
"Kau yang mengataiku jalang sejak semalam, aku membiarkanmu semalam karna aku pikir kau sedang mabuk tapi nyatanya kau memang senang mencari perkara." Aeryn kembali menjambak rambut Eric hingga membuat pria itu menatapnya, lalu dengan cepat ia menendang kemaluan Eric hingga membuat pria itu langsung jatuh berlutut menahan sakit, Aeryn tak membiarkan kesempatan itu terlewat begitu saja, dengan cepat kedua tangannya sudah melingkar sempurna dileher Eric hingga membuat kesepuluh kuku panjangnya melukai leher pria itu.
Eric sendiri berusaha keras melepaskan cekikan Aeryn pada lehernya sembari menahan sakit pada kemaluannya, begitu cekikannya lepas Eric langsung menarik napas banyak-banyak setelah terbatuk beberapa kali.
"SAEKKI!" Eric berteriak kencang penuh amarah hendak menyerang Aeryn lagi tapi bukannya takut Aeryn malah menantang pria itu.
"Kau pria bajingan! Berhenti berteriak padaku! SSIBALLLL! Kau pikir hanya kau yang bisa berteriak!" Aeryn juga mengeluarkan suara kencangnya.
"Kau! Kau! Kau menghancurkan semua rencanaku sialan!" Eric tak jadi menyerang tapi pria itu masih memaki Aeryn.
Aeryn hendak mengeluarkan suara lagi jika saja Harvy tak keluar dari ruangannya dengan wajah dingin, "Sudah kukatakan kau memilih wanita yang salah Eric, dan sekarang urusanmu denganku." Harvy tanpa aba-aba langsung menghajar Eric tanpa ampun.
Aeryn sendiri hanya menatap perkelahian itu dengan tenang, ia enggan melerai, baginya, Eric pantas mendapatkan hal itu.
Harvy menghajar Eric sampai babak belur dan tak berdaya barulah Harvy berhenti. Harvy merilekskan tubuhnya setelah menghajar Eric lalu ia menatap Aeryn yang berdiri tanpa melakukan apapun, rahang Harvy mengeras saat melihat bekas darah disudut pipi Aeryn.
Harvy melangkah mendekati Aeryn dan tanpa babibu ia mencium bibir Aeryn, lebih tepatnya sudut bibir Aeryn yang terluka dengan lembut.
"No man touch you except me Bae." Suara berat Harvy terdengar begitu menekan setelah pria itu melepaskan ciumannya.
Aeryn memandang Harvy yang juga sedang memandangnya, keadaan hening dan mereka hanya saling menatap beberapa saat sebelum Aeryn lebih dulu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Aeryn heran pada kelakuan Harvy, pria itu mengatakan kesepakatan mereka hanya berlaku diluar kantor dan juga saat menjelang malam, tapi ini masih dikantor dan masih siang tapi pria itu menciumnya, apakah pria itu sudah gila?
———
Aeryn mau tak mau harus memanggil security untuk membawa tubuh babak belur Eric ke rumah sakit, bukan karna prihatin, lebih tepatnya ia malas bekerja jika ada tubuh Eric diruangan yang sama dengannya.
Soal Harvy, pria itu sudah menjelaskan alasan Eric bisa datang ke kantor mereka, karna Harvy sudah menghancurkan semua kontrak milik Eric dan tentunya hal itu membuat perusahaannya merugi bermiliaran won, tapi meskipun begitu Aeryn tak memaklumi apa yang dilakukan Eric padanya, justru baginya apa yang dilakukan Harvy masih kurang.
Dan begitu selesai menjelaskan Harvy kembali keruangannya dan menyuruh Aeryn untuk kembali bekerja, pria itu bersikap seolah tak ada kejadian apa-apa.
Ponsel Aeryn berdering hingga membuyarkan lamunannya, nama Gina terpampang jelas disana dan Aeryn pun mengangkatnya, belum saja ia mengucapkan halo tapi pertanyaan Gina sudah keluar tanpa henti.
"Ya! Apa yang terjadi denganmu dan Harvy? Kau memiliki hubungan dengan pria itu? Kau tau kalau Harvy menghancurkan RicL tanpa sisa? Jonah juga mengatakan kalau Harvy menarikmu keluar dari after party semalam? Kau benar-benar memiliki hubungan dengan Harvy? Seingatku kau membencinya, ada apa? Aku ketinggalan apa?"
Aeryn bahkan harus menarik napas panjang mendengar pertanyaan bertubi-tubu dari Gina.
"Seingatku kau sedang berada dibandara untuk terbang ke New Caledonia." Ucap Aeryn sebagai respon.
"Ya! Mana mungkin aku bisa tenang terbang ke sana jika Jonah tiba-tiba memberitahuku hal ini, jelaskan Aeryn, ada hubungan apa kau dengan Harvy?"
"Tak ada, hanya sekretaris dan bos." Jawab Aeryn tenang.
"Sekretaris dan bos yang memiliki hubungan lebih seperti didrama atau bagaimana? Harvy bukan pria yang mau membela sekretarisnya tanpa sebab Ryn." Aeryn bisa mendengar seberapa frustasinya Gina.
"Kau bisa bertanya kangsung pada Harvy jika kau mau, tapi kami tak memiliki huhungan apapun. Mana ku tau kenapa Harvy tiba-tiba melakukan hal itu pada Eric, mungkin roh kudus sedang masuk ke tubuh pria itu atau mungkin ia sedang mabuk."
"Yang benar saja! Kau menyembunyikan hubungan kalian?!"
"Heol! Aku tak memiliki hubungan dengan Harvy, astagaaa Gina seharusnya kau sudah bersenang-senang dengan Jonah membuatkanku keponakan bukannya membuang waktu untuk pertanyaan gila ini." Omel Aeryn.
"Pokoknya, aku tak mau tau, jika saja kau benar-benar berhubungan dengan Harvy maka aku yang harus pertama kalo kau beritahu!"
"Hm." Hanya itu respon dari Aeryn.
"Okay, good, kalau begitu aku akan membuatkanmu keponakan yang lucu sekarang."
Ucapan Gina membuat Aeryn terkekeh kecil sebelum panggilan mereka berakhir.
Aeryn tak sepenuhnya bohongkan, ia dan Harvy tidak dalam huhungan asmara hanya hubungan ranjang dan keduanya sepakat untuk menutup mulut mereka rapat-rapat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomanceHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.