Aeryn dibawa kabur oleh Harvy menuju kamar hotel dimana tempat resepsi pernikahan Gina dan Jonah berlangsung, keduanya menyelinap keluar dari acara resepsi dan menuju kamar hotel yang akan ditempati Harvy.
"Kau tau bahwa aku seorang bridesmaids-kan?"
"Tugasmu sudah selesai dan kau sendiri lihat bahwa bridesmaids yang lain pun sudah bersama kekasih masing-masing, aku juga seorang best man jika kau lupa."
"Lalu kenapa kau membawaku kesini?"
"Kau bahkan tak menolak Bae jadi berhentilah mengoceh."
"Kau yang tak memberikanku pilihan Vivi." Omel Aeryn.
Padahal Aeryn mengomel pun sudah tak ada gunanya karna ia dan Harvy sudah bergulat didalam kamar hotel selama setengah jam, keduanya bahkan sudah sama-sama naked.
Aeryn lantas bangkit dari rebahannya menunjukkan tubuh telanjangnya yang begitu indah dihadapan Harvy, ia mulai memakai kembali pakaiannya.
"Kau mau kemana?" Harvy bertanya sambil memandang Aeryn yang merapikan penampilannya.
"After party, aku tak mau melewatkan itu, aku ingin menari dan mabuk." Jawab Aeryn dengan santai, "Ah sepertinya dress ini tak cocok untuk after party."
"Ingat Bae, no man can touch you."
"Kau bukan siapa-siapaku Harvy, aku bisa dekat dengan siapapun yang aku mau, pria manapun bisa menyentuhku selagi aku mengijinkannya."
"Jangan menantangku Aeryn."
Aeryn terdiam dan menatap Harvy yang tengah menatapnya tajam, ini pertama kalinya Harvy menyebutkan namanya dengan begitu tegas, biasanya pria itu selalu memanggilnya Bae dan kini terasa aneh.
"Secuil saja kau membiarkan pria lain menyentuhmu, kau akan mendapatkan hukuman dan pria itu mati."
"Kau tak mengatur kehidupanku Harvy." Desis Aeryn tak terima.
"Aku mendapatkan apapun yang aku mau Bae. Wanita, uang, kuasa, semuanya Bae. Hidupmu sudah dibawah kuasaku sejak kesepakatan kita."
"Oh babe, kau tak akan bisa mengatur hidupku dan kau tak bisa mendapatkanku."
"I haven't try." Harvy berujar dengan tajam.
Aeryn tak berkomentar apapun lalu ia keluar dari kamar hotel Harvy begitu saja, ia butuh alkohol.
Aeryn memutuskan langsung kembali ke ballroom dan ia langsung disambut dengan lampu kelap-kelip dan dentuman dj, ah sepertinya after party-nya sudah dimulai. Dengan langkah pasti Aeryn langsung menghampiri sekumpulan sahabatnya.
"Ya! Kau darimana saja?" Omel Zoa begitu menyadari Aeryn sudah menghampiri mereka.
"Aku yang tak menemukan kalian." Sahut Aeryn dengan santai.
Zoa terkekeh kecil, sepertinya wanita itu sudah minum alkohol, karna memang dari mereka berlima Zoa dan Yeona adalah peminun yang buruk, sedikit saja alkohol maka mereka sudah bisa berceloteh.
"Kau belum melempar buket Gi." Ucap Sena pada sang pengantin wanita malam ini.
"Oh benar!" Panik Gina yang langsung berjalan menghampiri suaminya.
Dan tak lama kemudian ruangan yang tadinya ribut dengan suara dentuman dari DJ sekarang menjadi sunyi dan terang benderang. Gina dan Jonah mengumpulkan para wanita yang masih belum menikah untuk mengikuti acara pelemparan buket bunga.
Gina berdiri ditengah ruangan dengan setidaknya ada 20 wanita yang berdiri dibelakangnya termasuk Zoa dan Yeona, keduanya berdiri dibarisan paling depan.
Gina lantas memberi aba-aba hendak melempar bukeg bunga ditangannya.
"1.. 2.. 3!" Teriak Gina lalu melemparkan bunganya kebelakang tepat dimana para wanita menanti.
Hap!
Yeona melompat dan mengapai buket bunga dengan begitu semangatnya. Wajah Yeona begitu sumringah dan ia berteriak heboh sementara Zoa sudah memasang wajah kesal, bukan pada Yeona, tapi pada dirinya sendiri yang kurang cepat bergerak.
Semua orang bertepuk tangan dan Yeona malah mencari keberadaan kekasihnya, Noah, guna menunjukkan bahwa mereka harus menyusul Gina dan Jonah sebentar lagi.
Tapi apa yang dilihat Yeona membuat kedua matanya membulat, bagaimana tidak! Noah, kekasihnya berjalan penuh kharisma kearahnya dan bersimpuh dengan satu kaki tepat dihadapannya.
"Kau sudah mendapatkan buketnya, jadi aku akan menikahimu secepatnya!" Ucap Noah tanpa keraguan sedikit pun sambil menunjukkan sebuah cincin berlian berbentuk kotak, dengan berlian-berlian kecil disisinya.
Oh God! Ini bukan ajakan atau permintaan ataupun pertanyaan, kalimat yang dilontarkan Noah adalah sebuah perintah, perintah agar Yeona menikah dengannya.
Yeona tak menjawab namun ia lantas mengangguk dan membuat Noah langsung menyematkan cincin itu dijari manis Yeona, keduanya berpelukan diiringi dengan sorak-sorakan dan tepuk tangan dari semua tamu yang hadir.
Zoa, Sena, Gina, dan bahkan Yeona sendiri sudah menangis terharu dengan moments lamaran mendadak yang dilakukan Noah, dipesta pernikahan Gina dan Jonah pula. Sementara Aeryn tersenyum bahagia dan bertepuk tangan meriah sambil melihat bagaimana mesranya Noah dan Yeona berciuman.
Aeryn memandang para sahabatnya satu per satu, Gina sudah menikah dengan Jonah, Sena sudah bertunangan dengan Juno, dan sekarang Yeona yang dilamar oleh Noah, lalu Zoa yang sudah menjalin hubungan secara serius dengan Jasper. Aeryn tersenyum bahagia, sangat bahagia untuk keempat sahabatnya. Iri? Sedikit, mengingat apa yang pernah terjadi dalam hidupnya, Aeryn tak begitu percaya dengan cinta sejati tapi ia yakin bahwa para sahabatnya telah menemukan cinta sejati masing-masing, bukankah miris? Hanya Aeryn sendiri yang masih belum jelas, masih single dan kemungkinan Aeryn untuk menikah dalam 5 tahun kedepan adalah mustahil.
Tapi jika boleh jujur, Aeryn juga ingin seperti para sahabatnya, menemukan cinta sejati masing-masing, menemukan pria yang bisa bertanggungjawab atas segala hal, yang bisa melindungi, saling melengkapi, dan memimpin, bukan memanfaatkan dan mencelakai, ah lupakan, ini adalah moments bahagia, bukan hanya untuk Gina tapi juga untuk Yeona, untuk Aeryn, Sena dan Zoa juga tentunya.
"Congratulations girl!" Seru Aeryn begitu menghampiri Yeona dan Noah yang sudah memutuskan ciuman mesra mereka.
"Thank you." Yeona tak bisa menyembunyi binar-binar kebahagiaan dimatanya dan wanita mungil itu langsung menghambur memeluk tubuh Aeryn, lalu jadilah ketiga wanita yang lain ikut berpelukan sehingga kelimanya seperti telettubies.
"Si maknae sudah dilamar!" Seru Sena dalam pelukan mereka.
"Oh Tuhan! Seharusnya aku marah karna ini acara pernikahanku dan kau mengambil spotlight-nya. Tapi aku juga bahagia!" Lanjut Gina.
"Aku iri sekali! Kau sudah mendapatkan buket, kau langsung dilamar! Dan sialnya aku ikhlas!" Zoa ikut bersuara.
Aeryn terkekeh kecil mendengar celetukan ketiga sahabatnya sedangkan yang menjadi bahan pembicaraan sudah menangis terharu, lantas Aeryn pun menepuk-nepuk punggung Yeona dengan lembut.
"Kenapa harus menangis sih, ini moments bahagia." Keluh Aeryn dengan candaan.
"Ini air mata bahagia!" Kesal Yeona, "Aish! Kau membuatku berpikir kalau aku menangis seperti orang tolol." Lanjut Yeona lagi hingga membuat keempatnya terkekeh.
AeilsyIr
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dusk-END
RomansaHe hates her so fucking much, but he loves her after dusk.