Harvy

1.7K 146 12
                                    

18+++
Bawah umur dilarang baca!

Harvy tak terima dan merasa tertantang mendengar perkataan Aeryn, ia tak peduli dengan ketaksukaannya pada wanita dalam genggamannya, yang ia pedulikan adalah egonya, mana mungkin wanita seperti Aeryn tak menginginkannya, pesonanya terlalu besar untuk dilewatkan begitu saja, dan malam ini ia akan membuktikan bahwa Aeryn menginginkannya dan pasti sudah 'basah' karnanya.

Tangan kanan kekar Harvy merengkuh pinggang polos Aeryn yang tak tertutupi baju sedangkan tangan kirinya mengelus belakang leher Aeryn dengan sensual, "Aku ingin membuktikannya Bae." Bisik Harvy dan bisa ia rasakan wanita itu mendesah pelan, sialnya malah membuat Harvy yang bernapsu.

"Never Vivi, keep dreaming." Aeryn sekali lagi mendorong tubuh kokoh Harvy agar bisa terlepas lalu setelah itu kembali berjalan menuju bar untuk memesan segelas gin lagi yang tadi tumpah saat bertabrakan dengan Harvy.

Harvy memandang kepergian Aeryn yang membelah kerumunan menuju bar, tanpa ragu ia mengikuti wanita itu, sepertinya ia juga butuh alkohol.

"Herradura Coleccion de la Casa on the rock." Suara baritone Harvy terdengar saat berdiri disamping Aeryn. Herradura coleccion de la casa adalah sejenis tequila yang nikmat saat dinikmati dengan ice cube.

"Thanks for drink sajangnim." Ucap Aeryn dengan senyuman manis lalu meminum gin dari gelasnya dengan satu kali tegukan.

Harvy terkekeh kecil memandang sekretarisnya yang bahkan baru bekerja 1 hari untuknya.

"Kau tau bahwa tidak ada yang gratiskan Bae?" Harvy meneguk sedikit tequila dalam gelasnya yang baru saja diberikan oleh bartender.

"Jika kau tak mau membayarnya, aku bisa membayarkannya untukmu. Hey babe, it's on me." Bukan Aeryn yang menjawab tapi seorang pria baya yang pastinya hidung belang karna tangannya sudah memeluk pinggang Aeryn dengan penuh napsu, tak lupa ia menyempatkan untuk mengelus napsu pinggang mulus Aeryn.

"Aww! Kau baik sekali." Ujar Aeryn dengan wajah manisnya, sialan, ternyata type Aeryn adalah yang tua-tua, atau mungkin Aeryn hanya menyukai uang saj, entahlah tapi Harvy mengeratkan genggamamnya pada gelas tequila-nya.

Harvy bisa melihat betapa lihainya tangan Aeryn melepaskan tangan pria baya itu dari pinggangnya dan menjauh dari pria itu, "Kau hanya perlu membayar minumanku, bukan menyentuhku." Aeryn berujar dengan tegas, hilang sudah wajah sensual yang tadi ditunjukkan pada Harvy.

"Ayolah, jangan terlalu jual mahal, aku sudah membantumu membayar minuman setidakmya biarkan aku menciummu." Pria baya itu masih mencoba mendekati Aeryn tapi wanita itu dengan cepat menahan leher pria itu agar tak mendekatinya.

"Kau sangat menjijikan." Ujar Aeryn sambil mendesis dan perkataan Aeryn membuat pria itu kesal bukan main dan hendak menampar Aeryn tapi dengan cepat Harvy menarik tubuh Aeryn dan menabrak dada kokohnya.

Sejak tadi Harvy hanya diam memandangi pria baya yang sepertinya sudah mabuk dan berhidung belang sedang menggoda Aeryn yang sudah tipsy juga. Tangan besar milik Harvy memeluk posesif pinggang telanjang milik Aeryn.

"Dia bersamaku, pergi sebelum aku menghajarmu." Tegas Harvy sambil memandang tajam pria berhidung belang itu.

Mendapat tatapan tajam dari pria yang lebih muda darinya tentu membuat pria baya hidung belang itu tak terima tapi ia tetap menjauh dari keduanya.

Harvy enggan melepaskan tangannya pada perut Aeryn, ia justru nyaman memeluk wanita itu, belum lagi aroma white tea yang menguar dari rambut hitam panjang milik Aeryn. Harvy mengeluarkan smirk-nya tanpa diketahui oleh Aeryn saat mengetahui wanita itu menghela napas, lega sepertinya. Lalu dengan cepat Harvy meremas payudara Aeryn yang masib terbungkus croptop, and shit! Aeryn tak menggunakan bra!

After Dusk-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang