Bagian 19

261 25 5
                                    

Jangan lupa vote nya ya sayang-sayang akuhh... Typo bejibun,, maafkeun,, bakal ngebut nyelesain,, sebelum ide hilang dibawa permasalahan di realife.... Happy reading..

                      ******

"Aku akan pergi ke Amerika dan melanjutkan sekolah disana."

      Pembahasan Siwol yang kini duduk dihadapannya itu sama sekali tak menarik bagi Eunbi, dihatinya hanya ada perasaan muak pada gadis muda di depannya ini. Karena berada di kantor Namjoon juga karena ia merasa lebih dewasa dari Siwol, Eunbi menyetujui ajakan gadis itu untuk berbicara, hari ini di jam makan siangnya.

"Jadi kuharap Unnie bisa kembali pada Taehyung Oppa, aku tak akan menganggu hubungan kalian."

       Wajah Siwol terlihat serius, ia menatap Eunbi dengan raut menyesal, entahlah Eunbi sudah tak simpatik lagi. Melihat Siwol hanya akan membuat Eunbi semakin merasa menyedihkan.

"Oppa ya?, " Jawab Eunbi lirih, sebelumnya Siwol selalu memanggil Taehyung dengan sebutan "sunbae"

"Jadi kau kini baru merasa bahwa kau adalah penganggu di kehidupanku dan Taehyung?, " Kata Eunbi mengaduk es lemon tea yang dipesankan Siwol untuknya, musim semi segera datang dan Eunbi sudah merasakan hawa panas luar biasa. Bukan dari pergantian musim, tapi dari hatinya yang dipenuhi kemarahan.

"Unnie, aku benar-benar minta maaf. Aku baru menyadarinya, Taehyung Oppa, maksutku Taehyung Sunbae dia tak bisa hidup tanpamu, ia hanya mencintaimu."

      Eunbi tersenyum meremehkan menatap wajah Siwol yang kini dipenuhi perasaan bersalah, "Siwol-ssi, kau tahu kan betapa cantiknya dirimu? Kau cantik, berbakat, dan juga muda."

    Siwol hanya terdiam, wajah Eunbi mengerikan, cara wanita itu menatapnya bukan seperti sebelum-sebelumnya. Ia harus tetap berusaha tenang, Taehyung duduk tak jauh dari mereka, pria itu tengah memperhatikan tingkahnya. Misinya hanya untuk membuat Eunbi kembali pada Taehyung.

"Bahkan setelah Taehyung menolakmu, kau masih bisa melebarkan sayapku, menyambut masa depan dengan bersekolah di luar negeri. Kau memiliki banyak rencana dan juga kekuatan di dalam hidupmu, " Eunbi berhenti berbicara sebentar, "Tapi aku, selama sepuluh tahun duniaku berpusat pada seorang Kim Taehyung."

"Unnie,,,,"

"Dan kau telah menghancurkan duniaku dua minggu yang lalu."

    Sama seperti Siwol, Taehyung yang duduk membelakangi Eunbi itu terkejut saat mendengar perkataan Eunbi.

"Unnie juga adalah dunianya, karena itu kembalilah, Taehyung membutuhkanmu, "kata Siwol lagi, ia tak menyerah untuk menyakinkan Eunbi, ia merasa bersalah pada wanita dihadapannya ini. Mendengar perkataan Eunbi membuat ia semakin merasa berslaah, harusnya dari awal Siwol tak menuruti egoisnya yang menyimpan perasaan pada kekasih orang.

"Kau ingin aku menerima duniaku yang sudah hancur, " Eunbi menggeleng, "aku tidak mau. Taehyung tahu aku hanya memiliki dia selama sepuluh tahun, tapi dia tetap melakukan hal yang tak bisa aku maafkan. Sepertinya aku harus kembali bekerja, jam istirahatku sudah habis, " Eunbi mengakhiri kata-katanya, ia berdiri dari kursinya.

"Unnie,, "

"Tapi Siwol-ssi, bukankah seharusnya kau memohon padaku untuk dimaafkan, kau adalah pemeran jahat dalam kisahku dan Taehyung kan?."

"Unnie, itu,, aku."

   Siwol begitu terkejut saat Eunbi kini menyiram wajahnya dengan lemon tea dingin milik wanita itu.

"Unnie kau,,, " Gadis itu berdiri dengan raut wajah kesal, ia menoleh ke kanan dan kiri, semua orang tengah memperhatikan mereka sekarang.

"Alih-alih mengobrol seperti teman lama, bukannya harusnya aku melakukan ini padamu, " Eunbi berbalik dan terkejut saat mendapati Taehyung kini berdiri di hadapannya. Disaat seperti ini, kenapa ia harus bertemu Kim Taehyung.

"Kita bicara sebentar, " Kata Taehyung.

"Aku harus bekerja, " Kata Eunbi, ia tak ingin membahas apapun lagi dengan Taehyung.

"Aku mohon, Eunbi-ya, hanya sebentar, " Taehyung menahan tangan Eunbi saat gadis itu hendak melewatinya begitu

                      *****

   Eunbi bersedia berbicara dengan pria itu, meminjam ruang kerja Yoongi yang sedang istirahat makan siang.

"Eunbi-ya,, aku,,, "

"Selama berbulan-bulan saat ada telepon kau memilih mengangkatnya di balkon, lalu berbicara hingga beberapa lama, " Eunbi berhenti berbicara sebentar merasa bodoh saat tak bisa menyembunyikan air matanya, ia sudah terlihat sangat menyedihkan sekarang.

"Kau bahkan bertelepon dan selalu menjauh dariku, lalu saat kau selesai kau terlihat begitu bahagia. Siwol memang cantik gadis itu lugu dan bergaya imut persis seperti yang kau inginkan," Suara Eunbi bergetar ia bahkan tak sanggup berbicara dengan menghadap Taehyung yang kini berdiri dihadapannya. Tubuhnya tak mampu lagi berdiri, ia sedari tadi duduk di sofa yang ada di dalam studio musik itu.

"Eunbi-ya,,, " Nafas Taehyung tercekat, ia telah menyakiti Eunbi sedalam ini. Ia tak pernah menyadari, hubungan akrabnya dengan para wanita bisa berakibat fatal untuk kehidupan pribadinya. Taehyung baru menyadari saat Eunbi pergi selama dua minggu ini.

       Taehyung sudah terbiasa dengan makanan atupun pakaian yang disiapkan Eunbi, berat sekali saat bangun tanpa Eunbi di sampingnya.

"Tapi Taehyung-a, tak bisakah selama aku masih hidup kau hanga mencintaiku saja? Hmm?, " Wajah Eunbi sungguh memelas kali ini ia menatap Taehyung dengan air mata penuh pengharapan membuat dada Taehyung terasa sesak, seolah sesuatu telah menusuknya.

      Mata Taehyung memerah, ia tak bisa menutupi kesalahannya ia berlutut lalu menangkupkan kedua tangannya memohon ampun pada Eunbi, "maafkan aku Eunbi-ya, maafkan aku, " Pria itu menunduk dalam. Suara tangis mereka berdua yang menyayat hati.

   Eunbi berjanji dalam hatinya ini yang terakhir ia menangis untuk membahas masa lalunya dengan Taehyung, Eunbi benar-benar akan meninggalkan Taehyung.

             
                       *****

    Seperti sudah menjadi alarm saat Taehyung bangun tengah malam setelah tiga minggu kepergian Eunbi. Ia terbangun dan kembali merasakan kesakitan karena tak ada Eunbi di samping tidurnya. Wangi gadis itu sudah agak memudar, Taehyung ketakutan bila ia tak bsia merasakan kehadiran Eunbi di rumahnya lagi.

    Rumahnya tetap bersih, Chanhee mendatangkan beberapa asisten rumah tangga untuk merapikan rumahnya, tapi itu tak akan sama dengan yang dilakukan Eunbi, sisi ranjangnya terasa dingin, biasanya Eunbi memijat kakinya lalu bercerita tentang kesehariannya yang mungkin tak begitu di dengar Taehyung, tapi kali ini ia merindukannya.

"Mau sarapan apa, Sayang."

"Sayang, air hangatnya sudah siap."

"Taehyung-a, ayo bangun, Sejin Oppa terus menelponmu."

   Suara-suara yang masih tampak nyata bagi Taehyung. Selama mereka bersama, semenyebalkan apapun dirinya, Eunbi tak pernah mengeluh. Gadis itu bahkan lebih sabar dari ibunya.

   Taehyung mendesah, pertengkaran mereka di kantornya kemarin masih membekas diingatannya. Ia benar-benar sudah melukai Eunbi dengan dalam. Saat orang-orang di kantor juga mengatakan mulai heran dengan sikapnya, baru Taehyung sadari bahwa selama ini ia memang agak berlebihan dengan para teman wanitanya. Ia menanggapi chat mereka bahkan sering menghabiskan waktu dengan minum bersama, mengabaikan seorang gadis lain yang tengah menunggunya dirumah. Benar kata Yoora, ia memang berengsek.

    Taehyung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, Taehyung harus mencari teman, ia pasti tak akan tidur setelah ini, itu terjadi berulang setelah Eunbi meninggalkan rumahnya.

"Hyung,,, " Taehyung menyapa orang yang menjadi lawan bicaranya di telpon itu.

"Kau dimana? Aku akan kesana, bisa kau temani aku minum."

Jang Nara

Ayooo siapa yang bisa nebak,, siapa yang dihubungi Taehyung?? Aku bakal lanjut kalau kalian pada jawab di komen.. Nggak perlu bener, komen aja aku udah seneng...

Please comeback, Chagi!! "KTH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang