Kana dan Max masuk ke dalam rumah besar itu dan di dalam sudah ada Tul dan Mild yang menunggu.
Kana mengernyit kenapa sahabat nya bisa sampai di sini? Dia bahkan tidak memberitahu apapun soal ini kepada Mild, saat bersitatap dengan Mild dan melihat seringaian itu Kana menahan emosi nya.
Sangat yakin kalau semua ini juga terdapat campur tangan sahabat nya itu.
"Kana astaga kamu cantik sekali mirip dengan Clara saat muda dulu" Tul memberikan pujian dan pelukan singkat pada nya.
"Aunty Tul bisa saja" Kekeh Kana sopan.
Mild yang berada di belakang Tul mencibir dengan citra baik yang di bangun oleh Kana, hei sifat brengsek itu pergi jika berhadapan dengan orang-orang penting.
"Mew nya dimana? Orang babysister nya datang kok gak di sambut" Tanya Max.
"Dia tidur mas bentar deh aku bangunin" Tul melangkah ke lantai atas untuk membangun kan anak nya.
"Duduk Kana" Ajak Mild.
Kana melirik sinis dan menyentak pelan lengan itu.
Max juga menyuruh maid untuk membuat kan minum, "Kana sama Mild sudah berteman lama kan? Paman juga tahu dari Mild kalau Kana ingin bekerja jadi pengasuh bayi" Ujar nya.
Kana melebarkan mata dia tidak pernah meminta pekerjaan seperti itu pada Mild, hei tanpa bekerja pun dia sudah menjadi kaya raya.
Bahkan jika hanya tertidur saja saldo dalam kartu nya akan selalu bertambah.
"Paman Mild bisa bicara sebentar sama Kana?"
"Oh boleh boleh" Max menyetujuinya karna terlihat mereka berdua seperti mempunyai sesuatu untuk di bicarakan.
Mild menggeret Kana untuk ke taman belakang dan dia langsung meringis merasakan jeweran di telinga.
"Awss lepaskan Kana!" Ringis nya ngilu cubitan dari Kana tidak main-main.
"Kau yang menyarankan pada pak tua itu kan?" Marah nya.
Mild mengusap telinganya yang memerah dan melihat pada Kana.
"Tidak kok aku hanya bilang pada uncle Felix untuk membuat sibuk karna pekerjaan" Elaknya.
Kana yang hendak menjawab ucapan dari Mild terhenti karna suara jeritan tangis di dalam, mereka berdua saling pandang dan akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam.
Kana dapat melihat seorang pria bertubuh bongsor duduk di lantai dengan tangisan.
"Hiks papa boong! Mana baby sister miu huaa" Tangisan itu menjadi.
Tul menenangkan anak nya dan melihat Kana yang mendekat dia bernafas lega.
"Baby lihat lah kebelakang sayang" Tul menunjuk ke arah belakang anak nya.
Mew menoleh ke belakang tangisan nya terhenti melihat seseorang yang cantik bersama sepupu nya tapi isakan nya masih terdengar.
"Papa kok wanita sih yang jadi hiks baby sister nya miu?! Miu kan sudah bilang ingin baby sister cowo!" Miu memelankan suaranya dan bibir mengerut.
"Dia cowo sayang." Ujar Tul mencium pipi sang anak gemas.
"Benarkah?" Miu langsung berdiri dan menghampiri Kana yang hanya terdiam dengan raut bingung.
"Wah Miu baru melihat ada cowo cantik selain mama~~~... Kakak cantik namanya siapa? Aku miu~~" Ucap Miu sambil memeluk Kana erat wajah nya memerah malu dan nada bicara nya sangat menggemaskan.
"Astaga santai dong untung Kana tidak jatuh." Mild dengan cepat menahan tubuh sahabat nya yang hampir terjungkal karna pelukan itu.
"Baby hati-hati lihat kak Kana nya bisa terjatuh" Omel Max.
"Hehe sowwy ya kakak cantik nanti Miu kasih candy~" Ucap Miu sambil kembali memeluk Kana yang lebih pendek dari nya dan menenggelamkan kepala nya di ceruk leher itu.
"Kau harus terbiasa dengan ini Kana."
"Baik... " Kana menggantung ucapan nya karna tidak tahu harus memanggil apa pada dua pasangan itu.
Tul tersenyum, "Panggil aku mama." Lembut nya.
Max menghampiri istrinya dan merengkuh pinggang ramping itu, "Baiklah aku dan istriku akan kembali ke kantor, mohon di jaga anak papa ya Kana... Miu jangan nakal" Peringat nya pada sang anak yang masih setia memeluk Kana.
Ketika Max dan Tul sudah menghilang dari balik pintu Miu melepaskan pelukan itu dan mencium pipi berisi milik Kana.
Dan itu membuat sang empu mengernyit tidak suka.
Cup~~
"Hihi sayang Kakak cantik banyak-banyak" Ujar Miu memeluk kembali Kana.
Kana merasa risih dan melihat ke arah Mild meminta pertolongan tapi sahabatnya malah menggedik kan bahu acuh.
"Kau urus sendiri karna itu pekerjaan mu tuan muda" Mild berlalu dari sana mengabaikan tatapan maut dari Kana.
Kana bingung harus memulai nya dari mana sebenarnya dia bisa saja mendorong pria ini tapi ada rasa nyaman dalam hati nya mendapatkan pelukan hangat dari pria bongsor itu.
"Emm bisakah kita duduk dulu? Aku terlalu lelah berdiri" Ucap Kana kaku.
Seketika Mew melepaskan pelukan nya dan menarik tangan Kana untuk duduk di sofa.
Dia tetap menempel pada pria cantik itu dan sesekali memberi ciuman pada pipi Kana.
Mew menatap wajah cantik dan manis itu entag kenapa jantung nya berdegup kencang melihat mata bulat bermanik coklat itu.
"Kakak cantik main yuk sama Miu di kamar, Miu punya banyak sekali boneka." Ajak Mew.
"Hah? Kau bermain boneka? Umur mu berapa?" Kaget Kana.
Kemudian yang di lakukan pria tampan itu menghitung jari nya dan langsung memberikan jari sepuluh nya dua kali kepada Kana dan kemudian empat jari.
"Eung~~~ umur Miu dua puluh empat" Binar Mew saat berhasil berhitung.
"24?" Kana menerka apakah anak ini memiliki kelainan?
"Kakak ayo maen sama Miu~~~" Kemudian dia menarik tangan Kana untuk naik ke kamar nya.
Sampai di kamar pria dewasa itu dia di buat sakit mata karna silau dengan warna cerah dari dalam kamar itu.
Demi tuhan kamar ini seperti milik anak kecil berumur lima tahun.
Sangat bertolak belakang dengan pintu dari kamar ini yang mendominasi berwarna gelap.
Bahkan terdapat banyak sofa disana dan kamar mandi yang luas dengan kesan elegan, balkon dengan pemandangan indah dan tanaman yang di gantung.
Kana dapat melihat banyak boneka dalam sebuah lemari kaca, dari ukuran yang terkecil dan terbesar.
Tanpa sadar dia mengelilingi kamar berwarna cerah namun menenangkan itu sampai dia tidak sengaja membuka sebuah pintu.
Di dalam nya terdapat ruangan berwarna cream yang sangat besar, sedang melihat ruangan itu dia tersentak dengan sebuah tangan melingkar di pinggang nya posesif.
Greb.
"Kakak cantik kenapa tinggalin Miu? Miu lagi ambil mainan tau~~" Rengek Miu di perpotongan leher Kana.
"Miu lepaskan!"
"Ndak mauuu~~" Dia semakin merengkuh tubuh itu erat.
Kemudian Mew memeluk dan mencium leher putih itu dengan sensual.
"Bau nya kakak enak, Miu suka--mhhh" Erang Mew dengan suara berat dan serak.
Kana merinding dan tangan nya mengepal, sial jika posisi di biarkan lebih lama maka dia akan berbuat hal gila.
"Akhghhh" Desah Kana tertahan saat lehernya di jilat dan di gigit.
Mew tetap memeluk dan mengusap perut rata itu sensual secara perlahan.
"Dia tidak idiot! Pria bodoh mana yang pandai merangsang?!" Teriak Kana dalam hati.
Ayo kita bikin plot twist yang mengejutkan yaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
baby miu🌻🌞 (END)
Fanfictionhanya kisah manis yang ternyata menyimpan banyak rahasia.