Satu minggu ini pencarian mereka tidak membuahkan hasil, Kana bak hilang ditelan bumi. Hanya mobil yang tersisa hancur di jurang, bahkan jika memang Kana sudah meninggal tidak ada mayat yang ditemukan sepanjang mereka menyisir seluruh hutan.
Tay bahkan sudah seperti mayat hidup kantung matanya menghitam dan wajahnya begitu pucat.
Anak nya menghilang entah kemana dan sebagai seorang ayah Tay merasa tidak becus menjaga buah hatinya.
Hatiny sakit belum sempat dia memeluk Kana tapi takdir berkata lain. Jika memang sang putra sudah tiada, Tay begitu memohon untuk ditemukan nya jasad sang anak.
"Uncle ayo makan dulu." Bow mendekati Tay yang duduk termenung di ruang tengah.
Memandangi foto seorang wanita sedang menggendong bayi.
Bow duduk didekat sang paman ikut memandang lurus pada figuran foto itu. "Uncle aku yakin Kana berada disuatu tempat, kita akan segera menemukan nya." Ujar Bow memecah kan keheningan yang terjadi.
Tay masih bungkam tidak merespon sedikitpun perkataan Bow.
Seorang penjaga mendekati mereka membuat Bow menatap pria itu dengan pandangan bertanya.
"Maaf nona mengganggu tapi di luar ada seorang pria yang mengatakan ingin bertemu." Penjaga itu berbicara sopan pada wanita yang menjadi ponakan tuan nya.
"Siapa?" Bow merasa tidak mempunyai tamu untuk harii ini, karna dia mengambil cuti dengan waktu yang tidak bisa di tentu kan.
"Saya juga tidak tahu tapi dia berkata ini bersangkutan dengan tuan muda." Ucap penjaga itu menundukkan kepalanya.
Tay sepenuhnya merespon, "Suruh dia masuk." Dingin Tay membuka suaranya dan diangguki oleh penjaga itu.
"Uncle apakah itu tamu uncle?"
"Uncle juga tidak tahu." Tay terus menatap pada pintu dengan gusar.
Siapa yang ingin menemui nya bahkan membawa informasi tentang sang putra? Tay merasa tidak mengumumkan kepada publik tentang siapa dirinya, harusnya pria itu datang pada Felix.
******
Dalam kamar yang gelap gulita itu berserakan dengan botol alkohol dan putung rokok.
Seorang pria dewasa duduk bersandar pada ranjang sembari memeluk lutut nya sendiri. Menenggelamkan kepalanya pada tekukan lutut nya, terdengar isakan lirih yang menggema di kamar gelap itu.
Mew merasa kehilangan semestanya, Mew kehilangan pusat hidupnya. Dia tidak tahu bahwa kehilangan Kana membawa efek tidak karuan pada dunia nya, Mew terus mengingat tentang perkataan serta perlakuan buruk nya.
Kana pergi entah kemana yang Mew sendiri pun tidak yakin apakah Kana dan anak mereka masih hidup. Kana menghilang dan semua ini pasti ada sangkut pautnya dengan masalah mereka.
Jika bisa memutar waktu maka Mew tidak akan menyakiti pria cantik itu, masihkah ada kesempatan kedua untuknya?
Tangan nya yang mengepal itu memegang foto usg anak nya, dia tidak tahu tentang perkembangan buah hatinya.
Mew merasa tidak becus menjaga keduanya, dia gagal sebagai seseorang yang menjaga cintanya dan juga gagal dalam menjaga calon anak nya.
"Tuhan aku mohon kembalikan Kana.... "
"Aku menyesal Kana.... "
"Pulang peach.... "
"Peachy.... Aku rindu.... Pulang sayang."
Gumaman lirih yang menyayat itu terdengar bahkan suara purau yang membuat siapapun tercabik kala mendengarnya.
Pria itu sedang dihukum atas semua kesalahannya.
"Peach jangan hukum aku seperti ini sayang.... "
"Aku mohon hiks... " Bahkan tangisan itu keluar hanya untuk satu pria yang ternyata sudah menempati hatinya.
Dia terlambat.
Terlambat dalam banyak hal.
Tentang anak nya.
Dan tentang perasaan nya.
Mew terlambat menyadari semuanya, menyadari seberapa pentingnya Kana dalam hidupnya.
"Peach.... "
"Hiks pulang sayang.... " Kana benar-benar berpengaruh besar pada hidup pria itu.
Sesak.
Rindu.
Penyesalan.
Semuanya bersatu membuat dia begitu sulit untuk mengambil nafas sejenak.
Tok tok tok.
"Mew mama masuk ya." Tul membuka pintu dan langsung mengernyit kala hidungnya terbaui dengan aroma alkohol yang begitu menyengat.
Tul meletakkan nampan makanan yang dia bawa dinakas dan duduk didekat Mew.
Dia mengelus wajah lesu itu, "Sayang makan dulu ya?" Tul tidak tega melihat Mew yang mengurung diri dan menghukum dirinya sendiri.
Mew menggeleng membuat Tul membuang nafasnya dengan pelan. "Kamu harus makan biar bisa bantu cari Kana." Lembut Tul.
Mew menoleh menatap sang ibu. "Bagaimana aku bisa makan saat aku tidak tahu keadaan Kana." Mew memberi jarak antara dia dan mama nya.
Tul tidak bisa menahan air matanya lagi. "Jangan seperti ini sayang... " Lirih Tul.
"Aku tidak bisa makan mah. Kana pasti sedang kesulitan diluar sana, bagaimana bisa aku makan?"
Tul menutup mulutnya sendiri takut isakan nya terdengar, hatinya perih melihat putranya seperti tidak mempunyai semangat hidup.
"Mew... "
"Kalau Kana sudah tiada bagaimana mah? Apa alasan Mew untuk hidup."
Dia menggeleng kan kepalanya, Tul yakin Kana selamat.
"Nak pasti Kana selamat... "
"Terus dimana dia sekarang mama?" Mew sekarang menatap mama nya.
"Ini semua salah Mew, mah.. Andai Mew tidak menyakiti Kana pasti semua ini tidak terjadi bukan? Semua ini salah Mew..... Seharusnya tuhan hukum Mew bukan dengan cara seperti ini, Kana seharusnya pukulin Mew bukan tinggalin Mew... "
Tul tidak sanggup dia langsung memeluk anak nya dan tangisan nya langsung tumpah begitu saja. Dia berharap Kana segera ditemukan agar anak nya tidak hidup dalam penyesalan lagi.
Mild yang mendengar di dekat pintu menahan tangis nya. Ini juga terdapat kesalahannya karna lebih memihak Lin Yi, dia akhir-akhir ini abai dengan Kana.
******
Win menggigit bibirnya sendiri diatas ranjang besar itu dia menangis seraya memeluk foto nya dan Kana.
Ranjang ini begitu dingin karna sudah lama tidak ditempati oleh Kana. Win berada dikamar Kana yang ada di apartemen nya.
"Kana maafkan aku hiks.... " Malam itu tidak seharusnya dia pergi meninggalkan Kana.
Malam itu seharusnya dia tetap bersama Kana menemani pria itu dan memberi pelukan. Sahabat macam apa dirinya?
Dia memang meminta Kana untuk pergi meninggalkan Mew tapi bukan dengan cara seperti ini.
"Kamu dimana sekarang? Kana pulang... Jangan terus bersembunyi.. " Isak Win.
Dia semakin memeluk foto itu, "Maafkan aku... " Ucap nya.
Kata maaf tidak pernah absen dari mulutnya selama seminggu ini. Win bahkan meninggalkan pekerjaan kantor nya, dia lebih memilih mencari Kana dibanding diam di ruang kerja nya tapi perasaannya berlarian kemana mana.
Win berharap Kana selamat dan segera kembali agar Win bisa melindungi sahabat nya, dia berjanji tidak akan lalai lagi dan menyepelekan semuanya.
Mereka terlalu santai kemarin menghadapi semuanya, berfikir jika pihak lawan akan membalas nya tidak dalam jangka waktu dekat ini.
Tapi ternyata salah mereka bergerak cepat bahkan langsung menghilangkan nyawa Kana.
Win sudah mengantongi nama orang yang membuat Kana celaka.
Dia akan membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
baby miu🌻🌞 (END)
Hayran Kurguhanya kisah manis yang ternyata menyimpan banyak rahasia.
