Dua orang itu saling memeluk dengan erat penuh kehangatan setelah beberapa jam menghabiskan waktu untuk bercinta dengan panas.
Kamar luas itu berantakan karna pergumulan panas mereka. Mew memeluk pinggang ramping Kana sesekali dia memberi ciuman di kepala Kana.
"Bagaimana pernikahan mu dan Art?" Tanya Kana mendongakkan kepalanya untuk menatap pada Mew.
"Sudah hampir selesai, dua hari lagi pernikahan akan segera dilaksanakan." Mew ikut menatap balik pada Kana.
"Kau yakin akan membalas Art lewat acara itu? Nama keluarga mu bisa tercoreng." Ujar Kana.
Mew semakin memeluk Kana erat dia tidak peduli dengan reputasi keluarganya atau bahkan nama keluarga nya yang akan ikut hancur. Dia tidak mau kembali kehilangan Kana dan putranya karna tidak tegas, Mew tidak ingin hancur untuk kesekian kalinya karna kehilangan Kana.
"Aku tidak masalah dengan semua itu. Bahkan jika aku tidak menjadi pewaris keluarga ku, aku tidak masalah selama kau dan Axel tetap bersama ku." Kana dapat melihat sorot mata Mew yang begitu lembut dan penuh kehangatan untuk sesaat dia tenggelam pada bola mata setajam elang itu. Bola mata hitam legam yang selalu terlihat dingin kini sedang melembut dan hangat hanya untuk nya seorang.
Terlintas dalam benak Kana untuk mengadukan semua kesakitan dan penghinaan yang dia terima dari Tul. Tapi jika dia mengadukannya, Kana takut itu akan merusak hubungan Mew dan mama nya.
Dia memilih untuk bungkam dan menyamankan diri dalam pelukan Mew.
"Aku akan membalas semua rasa sakitnya... Kau hanya perlu duduk diam dan melihat kehancuran Art, aku siap menjadi alat balas dendam mu." Mew begitu tahu Art sangat menginginkan nya maka dari itu dengan pernikahan ini hancur itu bisa membuat Art hancur, dan melihat bagaimana Art begitu antusias menyiapkan segalanya.
Malam itu keduanya bercerita ringan dan sesekali tertawa. Sungguh malam yang indah yang membuat keduanya berdoa bahwa malam ini akan terus berulang setiap harinya di masa depan.
*****
Helina menatap kosong pada hamparan bunga di taman belakang rumah nya. Dia kembali meneteskan air matanya untuk kesekian kalinya karna teringat dengan sakit yang diberikan oleh Lee Thanat.
Beberapa hari ini pun dia memisahkan diri dari Felix bahkan setiap bertemu Felix sebisa mungkin Helina menghindar. Pria itu terlalu baik untuk nya, Helina merasa bersalah pada Clara karna merebut Felix. Setiap malam dia terbayang dengan wajah Clara yang menangis pilu karna mengetahui Felix mendua.
"Nyonya." Seorang pelayan datang membuat lamunan Helina buyar.
"Ada apa?" Suara Helina serak karna selama ini dia menghabiskan waktunya hanya untuk menangis.
Pelayan itu mendekat dan menundukkan kepalanya terlihat ragu untuk menyampaikan sesuatu.
"Katakan saja." Helina menyadari gelagat aneh dari wanita didepan nya ini.
"Didepan.... Ada tuan muda.. "
Helina tersentak sepenuhnya tubuh nya menegang dan matanya membola terkejut menatap maid wanita itu.
"Jangan bercanda!" Sentak Helina berdiri dari duduk nya.
Wanita itu menunduk takut karna mendengar bentakan dari nyonya nya.
Helina mengusap wajah nya kasar dia menarik nafas dalam lalu membuang nya perlahan, Helina tidak boleh terlihat panik karna kehadiran Kana.
"Suruh dia masuk---"
"Kenapa lama sekali mengijinkan ku masuk?!" Kana melangkah tegas dan menatap lurus pada Helina yang berdiri menatap nya dengan tatapan terkejut.
Tubuh Helina perlahan melangkah mundur melihat Kana yang semakin dekat dengan nya.
Saat Kana tiba tepat didepan Helina dia tersenyum miring menatap wanita itu lalu mulutnya berdecih seolah jijik dengan Helina.
"Pergi." Suara dingin itu membuat Helina dan maid wanita itu bergetar. Kana memang menakutkan sejak dulu tapi sekarang Kana terlihat seperti seseorang yang berbeda, Helina sangat menyadari tatapan Kana yang sudah berubah bahkan aura nya terlihat beda.
*****
lanjutannya ada di pdf yaaa buat harga cuma 30k aja kalo minat hubungin:088223889574
oh iyaaa lin yi nya aku ganti jadi Art biar tambah greget kalo baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
baby miu🌻🌞 (END)
Fanfictionhanya kisah manis yang ternyata menyimpan banyak rahasia.
