BABY MIU 46

462 30 0
                                        

Kana sungguh ingin tertawa mendengar jawaban dari Art, masa lalu?!

"Karna pemikiran mu yang dangkal itu aku kehilangan anakku!" Kana hendak memukul Art tapi sebuah tangan memegang lengan nya. Dia menengok dan mendapati Tul sedang menatapnya dengan mata yang memerah akibat menangis.

"Jangan menyakiti nya." Ucap Tul membuat Kana maupun Mew menatap Tul dengan tatapan tak percaya. Setelah semua bukti ini Tul tetap mempercayai Art?

Sebelum Mew membuka suara, Tul sudah lebih dulu bersuara.

"Hentikan Kana! Kasihan Art.. " Tul melepas kan tangan Kana dan membantu Art untuk berdiri.

"Ma!"

"Kau tidak apa, sayang?" Tanya Tul khawatir.

"Ma--mamaaa... " Art memeluk Tul erat dan menangis sesenggukan di pelukan pria itu.

"Tidak apa sayang... " Tul mengelus punggung Art dan ikut menangis.

Dia melepas kan pelukan itu memandang wajah Art yang terdapat luka dan sudah sangat sembab. Matanya begitu sayu namun juga sangat menyedihkan.

Tul merasakan hatinya hancur berkeping-keping.

"Berhenti menangis, ada mama di sisi mu." Tul mengusap wajah anak nya.

Dia melihat pada Mew lalu berganti pada Kana. "Aku sungguh memohon maaf atas semua yang di perbuat Art. Aku sungguh meminta maaf." Ujar Tul penuh salah dan menundukkan kepala nya.

"Mama--"

"Mew jangan katakan apapun." Mohon Tul memberi peringatan pada putra nya.

"Dan juga aku kembali memohon padamu.. Lepaskan Mew dan biarkan dia menikah dengan Art." Lanjut Tul yang mana membuat semua yang disana menatap pria itu tak percaya termasuk Art.

Kana sungguh tidak habis fikir sebenarnya apa yang di lakukan Art sampai membuat Tul tetap membela nya.

"Setelah semua ini?" Kana bergeming menatap aneh pada Tul.

Tul mendongak guna menatap pada Kana dengan pandangan bertanya.

Tangan nya mengepal menghilangkan perasaan aneh yang berkumpul menjadi satu dalam dadanya.

"Kurang apa lagi? Bukti? Aku sudah memberikan nya. Aku sudah membuktikan betapa busuk nya dia. Art yang sudah membuat ku kehilangan anak ku yang lain, pria itu yang membuat mu kehilangan salah satu cucu mu!" Sungguh jika yang di depan nya bukan lah mama dari pria yang ia cintai mungkin Kana sudah sejak tadi memukul bahkan membunuh nya dengan kejam.

"Semua tidak kurang. Aku percaya atas bukti yang kau berikan, tapi bukan kah cukup dengan Art yang meminta maaf padamu dan menyesal seumur hidup nya?"

Tidak!

"Mama fikir dengan Art meminta maaf bisa membuat anak ku kembali?" Sela Mew. Dia sudah tidak tahan, entah mengapa sikap Tul yang sekarang membuat Mew merasa berbeda.

Ini bukan seperti mama nya dan Mew merasa asing akan hal itu.

Tul menggeleng dia juga cukup tahu jika permintaan maaf tidak bisa membuat semua nya kembali baik-baik saja.

"Mama tahu Mew.. Tapi Kana egois jika tetap bersama mu bukan? Kau sejak awal adalah milik Art, bukan Kana. Art yang harus menjadi pendamping mu, bukan Kana. Art yang harus menemani masa tua mu, bukan Kana." Tul harus menjelaskan seperti apalagi supaya Mew mengerti?

"Berhenti mengatur kehidupan putra ku, Tul!" Ujar Max yang datang dengan langkah lebar dan mata yang tajam menatap pada pasangannya.

Tul menatap Max sembari menggeleng tapi dia juga sedikit lega melihat suami nya dalam keadaan baik-baik saja.

"Max kau kemana saja?" Tul hendak menghampiri suami nya namun sudah lebih dahulu di halangi oleh tangan kanan Max.

"Minggir!" Tajam Tul.

"Jangan mendekati ku! Aku muak Tul." Max menatap pada Tul. Matanya sudah tidak tajam lagi justru mata itu yang membuat hati Tul merasa tidak karuan. Ini kali kedua dia melihat Max menatap nya seperti itu, tatapan itu pernah dia dapat kan puluhan tahun yang lalu, saat istri pertama Max meninggal secara tragis karna ulah nya.

"Max... " Lirih Tul seraya menetes kan air matanya. Tul takut akan apa yang dia pikirkan terjadi, Tul tidak ingin kehilangan Max untuk kedua kali nya.

"Tidak Max." Ucap Tul kembali.

"Berhenti mengatur kehidupan putraku. Jangan karna keegoisan mu, kau membuat hidup putra ku hancur." Ujar Max membuat Tul semakin menangis.

"Dia juga putra ku."

Mew semakin bingung dengan semua ini. Percakapan kedua orang tua nya membuat nya bingung.

"Papa apa maksudnya?" Mew menatap papa nya dengan pandangan bertanya.

Max membuang nafas nya kasar sebuah rahasia yang seharusnya dia kubur sampai dia mati. Rahasia besar yang membuat nya di hukum karna sifat bejat nya di masa lalu.

"Bubar kan semua orang." Perintah Max pada sekretaris nya.

"Baik tuan."

Max kembali menatap pada Tul dan Mew. "Ikuti papa." Max berjalan lebih dahulu menuju sebuah ruangan di ujung lorong hotel.

Mereka mengikuti begitu pun dengan Art yang ikut sembari di gandeng oleh Tul.

Sesampainya disana Mew dibuat terkejut mendapati ruangan yang penuh dengan foto papa nya dan seorang wanita.

Bahkan ada lukisan besar seorang wanita sedang menggendong seorang bayi.

"Ini.. " Gumam Mew. Itu dia tapi siapa wanita yang menggendong nya.

"Max aku mohon... " Ucap Tul getar ketakutan.

"Papa bisa jelaskan?" Desak Mew tidak sabaran. Entah kenapa ada rasa sesak dalam hatinya kala melihat wajah wanita dalam lukisan itu.

"Dia... Mama mu."

Deg.

PART INI CUMA BISA DI BACA DI PDF!!

DAN UNTUK HARGA DIJAMIN MERAKYAT BANGETT, YANG MINAT BISA DM ATAU WA KE NOMOR:088223889574

PEMBAYARAN VIA:
-SHOPE PAY
-DANA
-GOPAY

baby miu🌻🌞 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang