baby miu 17 🌻🌞

763 103 12
                                    

Win menghampiri Kana yang duduk di ruang tengah apartemen Kana.

Win melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya dan ikut duduk di samping Kana. "Kau ada masalah?" Tanya Win menyambar wine yang memang selalu terletak di meja.

Kana menghembuskan nafasnya secara kasar, "Aku membutuhkan seseorang yang bisa memuaskan nafsuku." Ujar nya.

Win hanya melirik dan menggeleng kan kepala kelakuan Kana memang tidak pernah berubah sedikitpun.

"Katakan jika mempunyai masalah Kana. Jangan selalu berlari dengan melakukan sex, kau mempunyai aku untuk menjadi sandaran mu." Ucap Win penuh kelembutan.

"I'm pregnant."

Uhuk.

Uhuk.

Win tersedak wine nya perkataan Kana benar-benar membuat nya kaget setengah mati.

"Haha Kana kau bercanda." Tatap Win tepat pada wajah Kana yang datar.

"Kau melihat wajah ku sedang bercanda?"

"Kana... Kau pria."

"Aku juga tidak percaya Win tapi setelah memeriksa di dokter kandungan aku bisa hamil, aku mempunyai rahim layaknya seorang wanita." Jelas Kana.

Win memegang kepalanya dan memukul kecil beberapa kali takut jika yang dia dengar kan adalah mimpi.

"Aku tidak paham tapi akan mencoba untuk mengerti, lalu siapa yang membuatmu hamil? Kau sudah memberitahu nya?"

Melihat Kana yang tetap diam membuat nya mengumpat keras. "KANA KAU TIDAK MELAKUKAN SEX SECARA ACAK KAN?" Teriak Win menggema di ruang itu.

Kana menutup telinga nya yang berdengung sakit mendengar teriakan dari Win tepat di sebelah Kana.

"Aku tidak semurah itu Win."

"Lalu siapa anak dari bayi mu? Kau melakukan nya secara mabuk?" Tanya Win.

"Ini anak ku dan Mew.." Cicitnya sangat pelan.

"HAH?" Lagi dan lagi Kana membuat nya kaget dalam waktu bersamaan, dengan Mew? Yang benar saja.

Kana menghembuskan nafasnya, "Aku melakukan sex dengan Mew berulang kali dam dia tidak menggunakan kondom. Aku juga tidak tahu jika menjadi anak." Lesunya tidak bersemangat.

Bagaimana bisa bersemangat saat dia tengah hamil dan malah tidak di terima dengan baik oleh Mew? Kana rasanya ingin menangis saja.

"Bukan nya kau bilang jika kau menjadi pihak atas?"

Kana menggeleng, "Aku pihak bawahnya---"

"Seorang Kana yang brengsek mendesah di bawah seseorang? Wah kejutan apalagi yang akan aku dengar setelah ini?" Cukup Win rasanya ingin berteriak karna ini.

Yang benar saja Kana menjadi pihak bawah? Seorang pria brengsek seperti Kana pasrah menjadi pihak bawah.

Kepalanya serasa ingin pecah mendengar ini.

"Mew juga ingin aku menggugurkan bayi ini... " Pelan Kana.

Win menatap kembali pada Kana dan terdiam mendengarkan sahabatnya bercerita.

"Aku memang brengsek Win tapi aku masih memiliki hati, bagaimana bisa aku membunuh janin yang tidak bersalah? Dia hadir karna kecerobohan ku dan Mew. Aku tidak setega itu untuk membunuh nya bahkan dia belum sempat menyapa dunia ini.... " Jeda Kana mengusap pipi nya yang kembali basah oleh air mata mengingat pertengkaran dengan Mew tadi.

"Dia harus lahir dan mengenal dunia yang kejam ini, aku harus membuat nya untuk hadir di dunia Win. Aku ingin dia mengetahui tentang ayah nya yang brengsek itu, aku ingin anak ini tahu sejahat apa dunia kepada nya nanti. Bahkan Mew hampir membunuh nya, Mew dengan tega ingin membunuh anak yang berasal dari benih nya.." Sambung Kana menatap kosong pada langit apartment Win.

"Mew mempunyai kekasih dia tidak ingin kehadiran anak ini mengganggu hubungan mereka. Bagaimana bisa ada orang sejahat Mew? Jika memang dia sudah memiliki kekasih kenapa membawa ku masuk? Kenapa dia memberikan sebuah cinta yang luar biasa besarnya, kenapa Mew memberikan ku sebuah bahu untuk aku menumpahkan segalanya? Mew memberikan ku sebuah rumah untuk pulang, dia mengatakan semua cinta dengan lembut memberikan ku sesuatu yang tidak pernh aku dapatkan sebelumnya." Ujar Kana dengan pelan walaupun matanya kosong seperti tidak ada kehidupan, mata itu tetap mengeluarkan kristal bening menandakan sebuah perasaan nya yang begitu terluka.

"Dia membuat ku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya, membuat ku dapat melihat sebuah masa depan yang bahagia jika bersama dengan nya. Mew membawa aku masuk padahal dia mempunyai kekasih, kenapa harus aku? Sekian banyak nya manusia kenapa tuhan yang memilih ku untuk merasakan rasa sakit ini? Tuhan seperti memiliki dendam untuk ku, Tuhan seperti sangat membenci ku melihat ku hidup bahagia. Win jika Mew mengatakan dia memiliki kekasih pasti aku akan membatasi diri agar tidak jatuh cinta saat di minta untuk menjadi perawatnya, kenapa harus aku Win?" Sekian banyak nya pertanyaan hanya ada kata mengapa dan kenapa harus dia, Kana mempertanyakan itu seharian ini. Kenapa harus dia? Kenapa harus Kana? Kenapa dan kenapa.

Kenapa dia merasakan jatuh cinta ini?

Kenapa harus Kana yang merasakan sakit ini?

Kenapa harus Kana yang menginginkan Mew?

Kenapa tuhan?

"Kana..... "

"Bahkan gilanya kekasih Mew adalah seseorang yang membuat hidupku hancur. Seseorang yang membuat ku hampir gila, yang membuat ku merasakan takut untuk jatuh cinta. Lin Yi.... "

Deg.

Win sangat tahu nama itu sangat lah sensitif untuk Kana. Lin Yi, seorang pria yang pernah membuat Kana berada di titik terendah dalam hidup nya.

"Kana.... "

"Setelah sekian lama kenapa dia hadir? Setelah membuat luka besar untuk ku, kenapa dia harus hadir saat aku perlahan mulai melupakan kejadian itu? Aku di rundung rasa takut setiap malam nya, dia mempunyai peran besar dalam luka ku. Kenapa setelah aku mencintai Mew kenyataan ini harus muncul?" Tanya Kana terisak kecil.

Win tidak tega melihat Kana dan langsung membawa sahabat nya masuk dalam dekapan nya sembari mengusap pelan punggung bergetar Kana.

Dalam pelukan itu hanya ada tangisan kecil yang keluar dari mulut Kana tapi mata nya melihat ke arah pojok meja.

"Berapa lama lagi kita harus berpelukan?" Bisik Win sangat pelan.

Kana mengeratkan pelukan itu dan mendekat kan bibirnya di telinga Win. "Sebentar lagi." Bisiknya tak kalah pelan.

Win memutar bola matanya malas, "Kau membuat drama murahan yang hampir membuat ku tertipu." Ujarnya.

"Untuk membuat Mew dan yang lain percaya.. " Bisik Kana.

Memang Kana tahu tentang alat penyadap di apartemen nya, dia di kirimi pesan oleh nomor tidak kenal jika Mew menyadap apartemen nya.

Jadi Kana menyuruh anak buah daddynya untuk memeriksa segala sisi apartemen nya dan ada banyak alat penyadap.

Bahkan di kamar yang dia tempati bersama Mew pun ada tida alat penyedap, seniat itu Mew ingin membuat hidupnya seperti di neraka.

"Kau licik Kana. Bagaimana bisa membuat drama seperti ini, bukan kah kau dan pria itu sama-sama salah di masa lalu."

"Aku hanya menyelamatkan diriku dari pemerkosaan."

"Dan mengorbankan seseorang yang tidak bersalah." Lanjut Win.

Kana mencubit pelan perut Win. "Dia juga berada disana dan sudah di gilir tiga orang, bahkan dia menikmati pemerkosaan itu. Aku hanya membantu nya mendapatkan kepuasan." Bela Kana untuk dirinya sendiri.

"Tapi kau tahu kan itu ulah seseorang... "

"Aku tahu." Kana langsung melepaskan pelukan nya dengan tangisan kecil yang masih terdengar.

baby miu🌻🌞 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang