BABY MIU 39 🌻🌞

637 48 1
                                        

Tangan Kana mengepal matanya menajam namun juga memerah mendengar perkataan Felix padanya. Kana sakit hati, dia memang benci dengan Felix tapi mendengar serentetan kata itu membuat nya hancur.

Felix menahan nafasnya kala melihat mata yang mirip dengan wanita yang dia cintai menatap nya dengan menahan tangis nya. Felix merasa gagal menjadi seorang ayah untuk Kana, dia merasa malu untuk mengatakan dia sangat mencintai Kana melebihi apapaun, Felix malu setelah apa yang terjadi. Dia merasa hanya Tay yang layak mendapatkan kasih sayang dari Kana bukan dia.

"Daddy... " Suara Kana bergetar padahal dia sudah seberusaha mungkin agar terlihat tidak menahan tangis nya.

"Pergi kau sudah tidak memiliki hak disini. Kau bukan bagian dari keluarga ini, pergi Kana sebelum para bodyguard itu melakukan kekerasan padamu." Felix memeluk bahu Helina dan membawa wanita nya masuk ke dalam rumah meninggalkan Kana yang termenung di taman.

Melihat Felix yang abai padanya membuat pertahanan Kana hancur seketika. Dia duduk lemas dan menggigit bibir dalam nya untuk tidak mengeluarkan isakan nya.

Sementara di dalam kamar lantai dua Felix melihat Kana dengan tatapan bersalah.

"Kenapa kau menyakiti nya." Ujar Helina pelan.

"Aku tidak pantas menjadi daddy nya... " Suara Felix purau, untuk kedua kalinya Helina melihat pria itu menangis tanpa suara dan pasti itu sangat menyesakkan.

Pertama kali Felix menangis adalah saat Clara meninggal dunia. Hari itu dia melihat pria tegas itu menangis sesenggukan dengan pilu, Helina tahu Felix masih sangat mencintai Clara. Pria itu menahan nya agar tidak pergi mungkin saja karna merasa ikut bertanggung jawab atas kehancuran ini.

Cinta Felix habis untuk Clara.

"Felix temui dia dan katakan bahwa semua perkataan mu adalah kebohongan, Kana pasti hancur mendengarnya tadi." Desak Helina.

"Tidak." Felix tidak bisa. Dia tidak memiliki hak atas Kana, hanya Tay yang berhak untuk Kana sebagai ayah yang memiliki darah yang sama dengan Kana.

Pantas saja selama ini sifat mereka bertolak belakang.

*****

Mew masuk ke dalam rumah nya dengan wajah yang sumringah karna semalam telah menghabiskan waktu bersama Kana. Bahkan pagi tadi sebelum mereka berpisah, Kana kembali mengajak nya bertemu di apartemen, Mew sangat tidak sabar menantikan malam hari tiba.

"Mew kau baru pulang?" Langkah Mew terhenti mendengar suara mama nya yang sedang duduk di ruang keluarga bersama papa nya dan Art.

Seketika mood Mew hancur melihat Art. Matanya terasa perih memandang pria itu.

"Aku lelah." Mew terlalu malas meladeni mamanya yang pasti akan mengoceh hal tidak bermutu.

"Tunggu mama belum selesai bicara." Cegah Tul yang langsung berdiri menghadang Mew agar tidak naik ke kamar.

"Ma! Aku lelah, bicarakan nanti." Ucap Mew menekan emosi nya agar tidak meledak begitu saja di depan mama nya.

Tul tetap tidak takut dengan putranya yang terlihat menahan emosi. "Mama bertemu dengan Kana dan dia membawa putra. Dia pasti putra mu Mew." Tul akan melakukan apapun supaya hak asuh anak itu jatuh di tangan Mew, jika memang itu adalah putra Mew maka mereka harus merebutnya.

"Apa?!" Kaget Mew menatap mamanya.

"Mereka tinggal di dekat apartemen mu." Art tersentak mendengar perkataan Tul. Sebelah apartemen Mew? Apakah mereka pernah bertemu? Art panik.

Mew memejamkan mata mengontrol mimik wajahnya untuk terlihat tidak percaya dengan perkataan mamanya. Dia merasakan sesuatu yang buruk dengan hal ini.

"Ma, tidak mungkin. Apartemen ku di samping ku kosong sudah lama, lagipula Kana belum ditemukan, jika memang sudah di temukan pasti Mew yang pertama kali tahu." Ujar Mew.

"Mew--"

"Benarkah kau tidak pernah bertemu?" Art ikut menimpali dan sekarang dia mendekat pada Mew untuk melihat ekspresi wajah calon suami nya.

"Jika bertemu pun aku tidak mungkin setenang ini dan melaksanakan pernikahan dengan mu." Mew balik menatap Art tajam.

"Mew mama dengan jelas melihat Kana bersama anak kecil. Mama yakin dia pasti putramu, kita harus merebutnya." Tul tidak mungkin membiarkan cucu nya hidup bersama seorang pembunuh seperti Kana.

"Tul kau lagi-lagi melewati batas mu!" Max tidak bisa diam saja melihat Tul yang semakin menggila membenci Kana yang tidak bersalah.

****

lanjutannya ada di pdf yaaa buat harga cuma 30k aja kalo minat hubungin:088223889574

oh iyaaa lin yi nya aku ganti jadi Art biar tambah greget kalo baca.

baby miu🌻🌞 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang