Setelah tak ada kejelasan tentang cincin, Pak Johnny meminta gue untuk tak mengusik masalalu. It's okey, karena ini sudah menjadi kesepakatan kita untuk tak membahas masalalu yang bisa menimbulkan problem dalam keluarga. Namun, gue percaya akan ada waktu yang tepat untuk semua ini.
Gue mencoba menerima keputusannya.
Weekend. Saatnya gue bermalas-malasan dengan tugas yang menumpuk, tapi enggan gue kerjakan. Malam minggu adalah hal haram bagi gue menyentuh tugas. Sekali-kali membahagiakan diri dengan menenangkan pikiran dan melupakan tugas.
Entah ada angin apa, grub chat yang beranggotakan tiga orang saja mendadak ramai.
Bara-bere
Jamalludin
Hey bestiee,
Ingatkah kalian dengan janji kemarin?Melisa
Iya anjir, gue lagi siap-siap.Jamalludin
@avinza lo jangan lupa dandan cantik, biar pas mabok enggak buluk.Melisa
Avin dandan lo jangan lama-lama!Hampir saja gue mengumpat kalau tak ada Pak Johnny yang sedang bersender di kepala kasur. Gue yang lagi tengkurap memandangi Pak Johnny bingung kudu oettoke.
Bingung bagaimana cara izin keluar di malam minggu, sedangkan suami gue lagi sibuk dengan pekerjaannya di layar besarnya. Ya, apalagi minta izin untuk kobam, mana bakal dapat izin. Sialan, ada aja ujian hidup.
Ekkhhm!
Gue sengaja berdeham untuk menarik perhatiannya. Kenapa gue bisa lupa dengan hal sepenting ini. Kan, kalau gue ingat bisa izin jauh-jauh hari.
Sekali lagi, gue mengeluarkan suara untuk menarik perhatiaannya dari layar kotak besar itu.
"Kenapa?" tanyanya dengan menurunkan kaca mata bacanya.
Akh! Gue harus gimana?
"Mas, kayanya saya lupa sesuatu deh," ucap gue cengengesan.
"Lupa apa? Bukannya tadi bajunya udah disetrika semua? Saya juga sudah bersihin lantai."
"Bu ... bu ... kan itu, Mas," kata gue tergagap.
Izin keluar ke Pak Johnny lebih susah ketimbang ke ayah dan bunda. Pasalnya, gue harus detil menjelaskan kemana gue akan pergi, tujuannya apa, sama siapa, dan kapan pulangnya. Belum lagi harus setor minimal foto untuk memastikan gue tak berbohong. Bukannya dia tak percaya sama gue, tetapi buat jaga-jaga saja kalau dia kehilangan jejak gue jika ada musibah.
"Terus?"
"Saya lupa ada janji sama Jamal dan Melisa, malam ini."
"Ngapain?"
"Nongkrong."
"Di mana?"
"Di kafe deket-deket sini lah."
"Sampai jam berapa?"
Kan apa gue bilang. Pak Johnny tuh melebihi detektif kalau mau kasih izin.
"Ya paling setengah dua belas," kata gue santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Merriage
RomansaCERITA LENGKAP!!! Kisah picisan antara mahasiswi dan dosennya. Avinza yang harus beradaptasi dengan kondisi barunya yang menyandang sebagai istri muda dari dosennya sendiri. Belum lagi menghadapi masa mudanya yang dikerumungi dengan kesenangan belak...