21. Siaga

875 52 3
                                    

Selamat membaca my luv. Eak.

______________



Lingkaran calon sarjana yang sudah terbebas dari ujian akhir dan tugas-tugas di luar nalar sedang menikmati manisnya es teh.

Soto semarang Lek Muh memang enggak ada obat. Apalagi ditemani es teh manisnya yang murah meriah. Makanan kantin yang bakal dikangenin setelah wisuda kayanya ini. Adalagi, bakmi langganan Pak Johnny yang masih di kawasan kampus juga, yakni bakmi jawa milik Yu Nam. Semua menjadi favorit gue juga.

"Minggu ini jadi ke konser?"

Ini topik yang bakal gue tuntasin. Sumpah, bisa gila gue kalau mikirin ini sendirian selama satu minggu ini. Selama hari tenang, gue cuma pacaran sama tugas dan buku-buku. Hiburannya cuma dapat pelukan dari Pak Johnny.

"Kemarin gue udah cerita ke kalian digrub kan?"

Melisa dan Jamal mengangguk. Gue sudah sempat curhat ke mereka dan kali ini gue bakal jabarin semuanya.

"Gue enggak bisa nemenin lo nonton. Regal ngajak jalan."

"Gue juga, Vin. Gue pulang ada hajatan sepupu gue. Dan gue wajib datang."

"Terus gue gimana?" tanya gue frustasi.

"So sorry, Avin." Keduanya menatap gue enggak enak.

Lima detik meja yang kami tempati hening. Saatnya mengeluarkan kekuatan gue.

"Kalian ingat soal ancaman Pak Johnny tentang nilai enggak?"

Mereka cukup tersentak. Memang mancing orang biar panik menjadi keahlian gue. Gue suka sekali dengan kesombongan yang gue punya kali ini. Bercanda.

"Memangnya dia serius pas itu?"

"Pernah suami gue bercanda ke-mahasiswanya?" Sudah mirip Pak Johnny belum gue? Bikin orang deg-deg-an enggak karuan.

"Anjir! Jadi kita beneran dapat E, walaupun numpuk tugas dan ikut ujian?" Melisa mulai depresot.

Gue cuma mengangkat kedua bahu acuh. "I don't know. Tapi kayanya bakal lebih parah kalau Pak Johnny tahu gue nonton konser tanpa kalian."

"Dia kan, ngiranya gue nonton sama kalian," lanjut gue memainkan kedua alis penuh kemenangan.

Jamal mendengus. "Itu mah, akal-akalan lo, Vin. Kalau Pak Johnny tahu, tiket konser itu dari cowok yang suka sama lo gimana? Lo yang bakal mengulang dimata kuliahnya. Artinya, lo gagal skripsi semester depan."

Kok jadi gue yang ditangkis. Mana perkataan Jamal benar lagi. Pak Johnny bakal lebih marah kalau dengar yang sebenarnya.

"Tolongin gue." Wajah gue memelas.

"Kenapa lo enggak jujur sama Pak Johnny dari awal?" sidik Jamal.

"Gue mau jujur, tapi Pak Johnny keburu motong pembicaraan. Dan malah ngira gue nanton sama kalian."

"Ya sudah. Lo batalin saja tuh nonton konser." Awalnya gue juga mikir gini, tapi.

"Pak Johnny bakal lebih kepo kalau gue tiba-tiba batalin nonton."

Our MerriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang