26. Halo Semarang

851 52 3
                                    

Yeorobon. Jangan lupa vote.

Selamat membaca.

____________

Selama perjalanan Jakarta-Semarang, gue dihantui rasa kantuk yang sangat besar. Gue cuma tidur saja dan sesekali melihat pemandangan yang dilewati kereta.

Semalam, tidur di kamar Pak Johnny pas bujangan menambah rindu saja. Tak ada hal menarik di kamarnya. Di sana cuma ada album masa kecilnya dan di dalam lemari hanya ada baju-baju miliknya yang lawas.

Tak ada pesan darinya, kecuali saat dia baru sampai tujuan. Pusing sekali gue memikirkan ini semua. Pak Johnny marah dan kecewa ke gue dan gue yang enggan mengirim pesan terlebih dahulu untuknya. Jangankan pesan, kehadiran gue saja enggak dilirik.

"Misi mbak, saya duduk di sini ya." Seorang laki-laki yang pawakannya mirip sekali dengan Pak Johnny meminta izin duduk di samping gue. Ini sedang berhenti di salah satu stasiun yang ada di Jawa Tengah, tujuan terakhir adalah stasiun Tawang Semarang.

"Silahkan, Mas." Sial, kenapa mirip sekali dengan Pak Johnny.

Buru-buru gue menepis pikiran gue yang dihantui wajah Pak Johnny.

Gue menguap dan parfum lelaki di samping gue benar-benar menusuk perut sampai gue mual sendiri. Wangi sih, tapi kalau satu botol dipakai semua malah jadi enek.

Barang-barang yang setidaknya aman ditinggal gue tinggal di bagasi atas. Gue pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan makanan dari perut karena enek mencium aroma minyak wangi lelaki ini.



Halo Semarang. Pemberitahuan melalui pengeras suara membuat gue lega. Tujuan akhir, Stasiun Tawang akhirnya tiba setelah memakan waktu berjam-jam di dalam kereta.

Sial! Gara-gara mas-mas minyak wangi bikin gue lemas selama perjalanan.

"Yah, mampir makan dulu ya," pinta gue.

Di dalam kereta gue cuma bisa makan cemilan dikit-dikit untuk menghindari mual. Akibatnya, sekarang gue kelaparan setengah sadar.

"Sudah ayah duga sih. Pasti kamu langsung nagih makan." Ayah sedikit ketawa.

Gue melihat spion tengah menyaksikan deretan gigi ayah yang masih kokoh.

Bangunan yang menjadi ikon kota Semarang masih ramai pengunjung seperti dulu. Bahkan, sekarang sepertinya sudah semakin bagus.

Kota Lama yang dulu sering gue lewati setiap jalan-jalan. Gue juga sering ke sini jika ada pameran dan tak lupa bersinggah ke tempat barang-barang antik. Gue juga pernah ke sini dengan Mas Tyok sewaktu libur kuliah.


 Gue juga pernah ke sini dengan Mas Tyok sewaktu libur kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Koleksi pribadi]

Jalanan sore menjelang malam. Kami memutuskan makan di tempat ini. Selain mau, gue juga sudah tak bisa menahan rasa lapar ini.

Our MerriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang