Sementara Seungri masih dalam kebingungannya karena satu kata yang Jiyong bisikan, sebuah mobil Cadillac hitam terparkir di salah satu tempat khusus bagi orang penting yang boleh berada di situ..
Bunyi hak sepatu pantofel mengkilat Jun Ho beserta seorang pengikutnya di belakang menggema di lorong gedung kantor berlantai lima begitu liftnya berhenti tepat di lantai tiga. Cukup berjalan sebentar, ruang rapat sudah menanti dan pengikut Jun Ho membukakan pintu. Terlihat beberapa orang sedang membicarakan si bos yang sudah ditunggu di ruang rapat untuk membicarakan bisnis barunya.
"Selamat pagi, Tuan-Tuan sekalian," sapa Jun Ho diiringi senyum khasnya.
"Ah, ini dia pengusaha jenius kita," ucap asisten Jun Ho sambil berjabat tangan dengan Jun Ho.
"Maafkan saya agak sedikit terlambat karena masih ada beberapa dokumen yang harus saya urus di rumah. Jalan juga macet pagi ini," jelas Jun Ho.
"Ahaha ... aku mengerti masalahmu. Apalagi Anda baru menikmati pernikahan lagi. Baik, karena Tuan Jun Ho dan para peserta rapat sudah hadir, mari kita mulai rapatnya."
Rapat dilalui dengan lancar di mana mata Jun Ho begitu fokus memandang layar yang menampilkan beberapa slide presentasi yang dipaparkan mesin proyektor. Rapat kali ini dihadiri oleh beberapa pemegang saham untuk membahas mengenai pembukaan cabang store Chroma Entertainment di Jeju.
Proyek mereka yang satu ini dibilang merupakan rencana yang cukup besar dan sudah terpikirkan dan direncanakan dari jauh hari sebagai pematangan ide dalam dunia bisnis.
"Pembangunan gedung hampir rampung. Hanya tinggal mengurus desain interiornya dan yang perlu aku sampaikan, proyek ini telah memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Jadi, aku harap dalam cabang baru ini akan melebihi ekspektasiku," tutur Jun Ho.
"Tentu saja dan untuk pengelolaan serta desain interior kami merekrut seseorang yang bisa dibilang profesional di bidangnya," ucap Song Min Ho sebagai penanggung jawab dalam urusan cabang di Jeju.
Seorang lagi masuk ke ruang rapat dan membisikan sesuatu pada Min Ho.
"Baiklah, sepertinya orang yang dimaksud sudah datang."
Semua yang di dalam rapat sedang menunggu orang yang dimaksud Min Ho. Pintu ruang rapat terbuka. Kaki jenjang dengan dibalut stiletto hitam tengah memasuki ruangan. Seorang wanita muda dengan usia kisaran 30 tahun berjalan mendekat podium. Rambutnya hitam bergelombang, panjang sepunggung. Dia tersenyum manis di depan para anggota rapat, terutama pada pemilik perusahaan.
"Maaf atas keterlambatan saya Tuan-Tuan sekalian. Perkenalkan saya Sandara Park. Saya yang akan mengambil bagian dalam pengelolaan cabang store Chroma Entertainment di Jeju," ujar Sandara memperkenalkan diri.
"Ah, akhirnya Anda datang," ucap Min Ho, "Tuan Jun Ho, seperti yang dikatakan Nona Dara tadi bahwa dialah yang akan mengambil alih dalam mengelola cabang store."
"Senang bisa mengenal Anda, Jun Ho-ssi."
"Jadi, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengelola store cabang Chroma nantinya?"
Pertanyaan pembuka yang dilontatkan Jun Ho membuat Dara sedikit memperlihatkan senyum tipisnya. Dara berjalan ke depan dan memperlihatkan rencananya di proyektor tanpa ragu sedikitpun.
Beberapa pemilik saham yang memperhatikan Dara cukup takjub melihat rencana yang dilakukan wanita bertubuh kecil itu. Tak kalah juga dengan sang founder dari Chroma yang dengan fokus menatap ke depan dan menilai kinerja Dara.
"Atap solar flat akan kita pasang di sepanjang jalan store nantinya. Kita akan membuat nyaman para pengunjung yang datang. Konsep ruang terbuka, namun mereka tidak akan kepanasan maupun kehujanan saat melihat-lihat store. Begitu kira-kira yang bisa saya sampaikan," jelas Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken White [END]
FanfictionPutihnya sebuah pernikahan melambangkan kesucian. Namun apa yang dijalani setelah janji suci itu terucap nyatanya tidak sesuci dan seindah yang dibayangkan. pengkhianatan dan keserakahan, dan cinta orang ketiga menjadi penghancur utama mahligai ruma...