Chapter 9

254 32 45
                                    

Warning ⚠️

Baca ini perlu napas banyak-banyak!
.
.
.
.
.

Sebelumnya

Gemerlap kehidupan malam memang tak pernah luput dari seorang Kwon Jiyong. Terbukti dia menikmatinya malam ini hanya untuk hilangkan penat. Penat yang mengganggunya sejak 3 hari lalu. Jiyong tak bisa melupakan insiden di mana tangan kakaknya kembali melayang di pipinya.

Bukan, bukan karena pukulannya. Melainkan tatapan kasihan dari Seungri. Juga karena aduan istri kakaknya itu dia harus mendapat pukulan keras hingga sudut bibirnya sobek. Jiyong semakin ingin meraih pria itu, membuat kakak tersayangnya merasakan apa yang pernah dia rasakan lima tahun. Dengan dirinya menenggak segelas whisky, harusnya dia mampu menghilangkan pikiran tentang tiga hari lalu. Ternyata dia semakin tersiksa akan hal itu.

"Ada apa dengan wajahmu? Kusut seperti baju yang belum diseterika?" Seung Hyun memperhatikan gelagat tidak beres dari sahabatnya sejak sejam yang lalu. Bahkan dengan dengan wanita penghibur sekalipun tidak juga membuat Jiyong tidak untuk melamun.

Jiyong kembali menghela napasnya, terdengar berat. Berselang itu, dia menjawab, "Dia benar-benar menggangguku, Hyung!"

Seung Hyun melihat wanita yang bergelayut manja di lengan Jiyong demi membuat laki-laki itu meliriknya ataupun menyentuhnya. Namun, sepertinya malam ini Jiyong tidak berniat sama sekali.

Seung Hyun bertanya, "Seberapa bagusnya dia hingga kau dibuat uring-uringan seperti ini?"

"Entahlah. Aku belum mencobanya!" jawab Jiyong sekenanya.

"Hahaha kegilaanmu memang tidak pernah hilang. Apa dengan Chaerin pun kau sudah mencobanya?" Gelak tawa lepas dari Seung Hyun, tapi wajah Jiyong menjadi kecut.

"Tidak dengannya. Aku tidak berani menyentuhnya," ucap Jiyong, kemudian meneguk kembali whisky di tangannya.

"Karena kau mencintainya?"

Jiyong memandangi gelas whisky yang isinya tidak terlalu banyak. Wanita yang setia bergelendotan di lengannya pun tetap terabaikan.

"Tapi dia tidak. Dia hanya menganggapku temannya, tak lebih."

Seung Hyun kembali prihatin mendengarnya. Sudah berapa kali dia mendengar kalimat itu tiap kali dirinya bertanya pada Jiyong apa Jiyong mencintai Chaerin. Hingga lima tahun kemudian, tak satupun yang mampu menggetarkan hati si dingin ini. Mungkin ada untuk kali ini.

"Lalu kau mau apa dengan Seungri?"

"Menurutmu?" Jiyong melirik Seung Hyun.

"Dia istri kakakmu, Jiyongie. Bagaimanapun dia kakak iparmu!" ucap Seung Hyun sekedar mengingatkan.

"Cinta tak akan melihat status. Aku akan buat dia berpaling dari Jun Ho Hyung," tukas Jiyong dengan menenggak habis whiskynya.

Jiyong mengibaskan tangan sebagai tanda agar wanita panggilannya untuk segera pergi. Seung Hyun memberikan kode pada wanita yang melihatnya untuk mengiyakan suruhan Jiyong. Sepeninggalnya si wanita penghibur, Jiyong menyerahkan ponselnya pada Seung Hyun.

"Apa?" tanya Seung Hyun bingung.

"Ponselku!"

Seung Hyun menatap datar, "Aku tahu. Lalu, ada apa dengan ponselmu?"

"Hubungi Seungri. Minta dia untuk menjemputku. Katakan jika aku mabuk dan tidak bisa membawa mobil pulang ke rumah!" Jiyong seenaknya memerintah Seung Hyun.

Bodohnya kekasih Daesung itu menurutinya sambil mendengus dan meraih ponsel Jiyong. Mencari-cari kontak Seungri sambil berkata, "Bagaimana kau bisa memiliki nomornya?"

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang