Chapter 7

202 31 23
                                    

"Tolong kau urus sisanya. Hubungi aku jika ada yang kau butuhkan," perintah Jun Ho.

Pip

Jun Ho mematikan panggilannya setelah menghubungi Min Ho untuk menangani pekerjaannya selama dia tidak datang ke kantor. Dia memang sengaja meliburkan diri untuk merawat Seungri yang sedang sakit.

"Hyung, sebaiknya kau pergi ke kantor. Aku sudah lebih baik," lirih Seungri.

Dia kembali terbaring di kasur besarnya setelah hampir pingsan saat keluar dari kamar mandi. Seungri merasakan kepalanya masih pening akibat demam yang melandanya. Hanya karena dia juga tidak mau membuat cemas suaminya sehingga dia mengatakan sudah sehat.

"Aku akan ke kantor kalau kau sudah sembuh!" jawab Jun Ho terdengar tegas, namun lembut.

Jun Ho duduk di sisian kasur di mana Seungri terbaring. Mengusap punggung tangan Seungri dengan lembut juga.

"Aku sudah tidak apa-apa," balas Seungri.

Jun Ho mendengus, "Kau yang hampir pingsan tadi masih bilang baik-baik saja? Tentu tidak, Sayang! Aku tidak akan tenang bekerja jika harus meninggalkanmu sendiri di rumah."

Seungri menatap suaminya dengan sendu. Sungguh dia lepas dari sakit yang menimpahnya sekarang. Tidak ingin berlama-lama membuat Jun Ho kerepotan merawatnya.

"Jangan anggap kau menyusahkan!"

Pikiran itu nampaknya terbaca Jun Ho. Seungri tersenyum malu karena suaminya bisa menebak apa yang sedang dia pikirkan. Jun Ho mengusap pipi Seungri dengan buku jari telunjuknya dan juga mengecup pipinya.

"Aku tidak berpikiran kau merepotkan, Sayang. Kau istriku dan sudah jadi tugasku merawatmu saat kau sakit," tutur Jun Ho.

Kalimatnya sungguh menyejukan hati Seungri. Dia terlena dengan kasih sayang yang diberikan suaminya itu.

"Tidurlah. Jika sampai besok demammu tidak kunjung sembuh, aku akan membawamu ke rumah sakit," ucap Jun Ho terdengar sedikit memaksa.

"Kau tahu aku tidak suka tempat itu!" dengus Seungri jelas-jelas menolaknya.

"Itu sebabnya kau harus lekas sembuh agar bisa memanjakan suamimu ini!" goda Jun Ho dengan memberinya cubitan pelan di ujung hidung Seungri. Istrinya tersenyum tipis mendengar godaan suaminya.

Di sisi lain ...

"Samchon, Appa ke mana?"

Sehun yang merasa terpanggil segera menoleh ke arah anak perempuan berusia tiga tahun tersebut. Dia tersenyum melihat anak itu berdiri di ambang pintu kamarnya seraya mengusak matanya.

"Eoh, kau kenapa bangun?"

"Jia ingin pipis," ucap si kecil dengan nada terdengar dia yang masih mengantuk.

"Ayo, Samchon temani."

Sehun hampiri Jia yang masih berdiri di ambang pintu. Dia menggandeng tangan mungil anak itu dan mengantarnya ke kamar mandi. Walaupun Jia bisa pergi sendiri, tapi untuk kali ini Sehun sengaja menemaninya karena si manis baru sembuh sakit. Hanya sekedar menemani di depan kamar mandi hingga anak itu selesai buang air kecil.

"Sudah?" Sehun bertanya sambil menggendong Jia.

"Hum! Appa ke mana?" tanya si kecil lagi akan keberadaan appanya.

"Seperti biasa, Appamu sudah pergi ke kantor," bohong Sehun.

"Samchon tidak ke kantor?" Jia menatap Sehun dengan wajah polosnya. Matanya yang bundar dengan bola mata sedikit kecoklatan membuatnya seperti boneka. Rambutnya pendek sebahu dengan poni agak lebat menutupi keningnya.

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang