Chapter 29

181 30 11
                                    

Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta! Juga dilarang plagiat! Jika itu terjadi, aku sedot ubun-ubunnya! ⭐ Vote di pencet. Tuh, ada di bawah!
*
*
*
*

"Ahjussi, kau boleh pulang atau ingin ke tempat yang kau inginkan. Aku akan menghubungimu jika sudah selesai," perintah Seungri.

Tuan Kim melihat tuannya seperti sedang terburu-buru dari kaca spion dalam mobil. Tanpa perlu bertanya dia Sendiri sudah paham untuk apa tuannya mendatangi apartemen Jiyong. Tuan Kim-lah yang selalu menjadi saksi akan perselingkuhan Seungri dengan iparnya sendiri.

Namun, dia tetap menjaga rahasia ini dengan rapi karena Tuan Kim sendiri tahu jika Seungri sudah dikhianati suaminya, maka anggap saja keduanya telah melakukan pembalasan yang impas.

"Tuan, apa Anda tidak akan pergi ke kantor?" tanya Kim Ahjussi. Seungri baru akan membuka pintu mobilnya.

"Kurasa tidak. Jiyong sedang sakit, mungkin aku akan lama di sini," jawab Seungri.

Kim Ahjussi mengangguk sebagai jawaban. Netra pria paruh baya ini melihat Seungri meninggalkan mobil pribadinya dan berhambur ke dalam gedung apartemen. Helaan kecil keluar dari mulutnya.

"Semoga kau bahagia, Tuan Lee," ucapnya.

....

Seungri bergegas ke unit di mana Jiyong tinggal. Tersirat wajah cemas Seungri saat mendengar suara mungil yang tengah ketakutan sambil menangis saat mengabarinya jika Jiyong sakit. Jari gembilnya menekan bel apartemen Jiyong sedikit kasar dan ingin segera dibukakan pintu.

Clek

Tak berapa lama dia menunggu, pintu memang terbuka dan menampilkan sosok tinggi pucat dengan tatapan datar sedang menggendong si kecil yang Seungri kenal juga dia rindukan.

"Papaaa!!" pekik Jia saat melihat kehadiran Seungri di unitnya. Lantas saja dia minta digendong Seungri.

"Hi, Sayang," sapa Seungri juga langsung menggendong Jia.

"Kau sudah datang," ucap Sehun, "masuklah Hyung."

Seungri masuk duluan melewati Sehun yang menutup pintu apartemennya. Jia masih sibuk mendusel di pundak Seungri melepas rindu karena belum juga bertemu papanya.

"Rindu Papa, hum?"

"Hum," angguk Jia, "Papa, hiks Appa ...," isak Jia lagi.

"Bagaimana keadaannya?" Seungri bertanya pada Sehun. Satu tangannya menepuk punggung Jia.

"Saat aku dan Jia datang, dia tertidur di sofa dengan baju basah. Ternyata demamnya tinggi," jelas Sehun. Dia mengantarkan Seungri ke kamar Jiyong meski Seungri sendiri sudah tahu letak kamar pria bermarga Kwon tersebut.

"Kau sudah panggilkan dokter?"

"Jiyong Hyung menolak. Tapi, dia sempat mengigau memanggil namamu," jelas Sehun.

Seungri menurunkan Jia di atas kasur Jiyong. Dia duduk tepat di sisi pria yang masih terpejam. Tangannya menyentuh kening Jiyong yang ternyata masih panas.

"Sehun-ah, tolong ambilkan kompres untuknya," perintah Seungri tanpa mengalihkan tatapannya pada Jiyong.

"Iya, Hyung."

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang