Chapter 38

167 25 11
                                    

Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta! Juga dilarang plagiat! Jika itu terjadi, aku sedot ubun-ubunnya! ⭐ Vote di pencet. Tuh, ada di bawah!
*
*
*
*
*

"TANGKAP PRIA ITU!!" teriak Seung Hyun yang melihat secara langsung penusukan pada sahabatnya.

Beberapa orang langsung menyergap Jun Ho dan menjauhkannya dari Jiyong yang sudah tergeletak di paha istrinya. Jun Ho menatap bengis pada adik satu-satunya. Dia bahkan menyeringai bahagia saat sang adik berjuang untuk bertahan.

"Kenapa kau lakukan ini?" raung Seungri dengan tangisnya yang menyayat hati.

"Jika aku tidak bisa memilikimu, maka dia pun tidak!" ujar Jun Ho yang masih dipegangi oleh dua laki-laki agar tidak lari.

Glory sudah menghubungi polisi setelah Jun Ho diringkus. Sementara Daesung sedang memeriksa keadaan Jiyong dengan darahnya tak mau berhenti.

"Lukanya cukup dalam. Tapi, sepertinya tidak mengenai organ dalam. Aku minta beberapa serbet untuk menahan darah yang mengalir!" pinta Daesung. Segera saja Sehun serta Jennie mengambilkan dua hingga tiga helai serbet.

Jia sudah menangis histeris dipelukan sang ibu. Dia syok melihat Jiyong ditusuk tepat di depan matanya. Juyeon berusaha menenangkan anaknya dan sedikit menjauh dari Jiyong.

"Tolong beri ruang agar Jiyong dapat oksigen!" perintah Daesung agar tidak ada yang terlalu mendekat dengannya.

"Jiyong ... jangan tinggalkan aku! Aku tak ingin anakku tidak punya appa," ucap Seungri berurai air mata.

"Ja-jangan mena-ngis Sa-sayang!" ucapan Jiyong terbata karena oksigen yang masuk ke paru-parunya mulai menipis. Keringat dingin bercucuran di wajahnya. Namun, dia masih bisa tersenyum juga menyentuh wajah Seungri.

"Tidak! Aku mohon kau harus bertahan!"

"Ma-af ...," ucap Jiyong sebelum akhirnya menyerah. Pandanganya semakin buram, napasnya pun sudah pendek-pendek. Perlahan netra coklat almond milik suami Seungri ini tertutup.

"Arhh JIYOOONNGGG ... BANGUN! JANGAN TUTUP MATAMU! BANGUUUNN!!" teriakan histeris Seungri menggema di rumahnya.

Ambulance datang dan Jiyong segera diangkut dengan Daesung langsung memberi tindakan untuk mempertahankan nyawa Jiyong. Seungri yang mengikuti di belakangnya berjalan lambat karena perutnya terasa sakit.

"Akh!"

"Seungri Hyung!" Sehun membantu Seungri berjalan tiba-tiba harus menahan bobot tubuh Seungri yang merosot ke lantai.

"Suamiku ... tolong ... Jiyong ...," ucapnya sepotong-sepotong sampai akhirnya Seungri pun tidak sadarkan diri.

"Hyunngg!" panggil Sehun," tolong bawakan satu brankar lagi!" teriak Sehun panik.

Semua tamu yang hadir di acara pernikahan Jiyong dan Seungri menatap horor. Acara yang seharusnya berakhir menyenangkan justru mengenaskan.

Semua mata memandang pada Jun Ho yang diringkus polisi. Tak menyangka jika pemilik Chroma mampu berbuat demikian bahkan pada adik kandungnya. Mereka melihat Jun Ho seperti orang gila yang tertawa puas telah menyaksikan adiknya meregang nyawa.

Suara sirine ambulance serta mobil polisi menghiasi jalan di sekitar perumahan mewah. Langsung terjadi kehebohan di sekitar jalan. Calon tetangga Jiyong ini sekedar ingin tahu apa yang terjadi.

Sementara di dalam mobil ambulance, Daesung berjuang dan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan dua orang. Detak jantung Jiyong sungguh lemah, sedangkan Seungri menangis dalam tidurnya.

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang