Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta! Juga dilarang plagiat! Jika itu terjadi, aku sedot ubun-ubunnya! ⭐ Vote di pencet. Tuh, ada di bawah!
*
*
*
*
*"Seungri-ah, sudah waktunya kau pulang. Jun Ho Hyung akan mencarimu," ucap Jiyong seraya menepuk pundak Seungri pelan.
Pria itu tengah asyik bermain bersama Jia. Putri kecil yang baru dia kenal sebagai anak Kwon Jiyong. Setelah pertengkaran hebat dengan Jiyong, Seungri sedikit terobati dengan Jia yang selalu berceloteh tentang dirinya dan bagaimana Jiyong jarang ada di rumah.
"Hum? Siapa itu Jun Ho?" tanya Jia yang langsung menoleh pada Jiyong. Seungri menatap Jiyong yang juga menatap Jia.
"Bukan siapa-siapa."
Jia hanya mengangguk. Netra hitamnya menyorot kesedihan karena akan ditinggal Seungri.
"Papa, kapan ke sini lagi?"
Seungri nampak berpikir, "Tidak tahu Sayang. Papa akan lihat jadwal kerja Papa dulu, nde?"
"Oke, kasih tahu Jia jika Papa tidak sibuk ya," jawab si kecil dengan wajah cerianya.
Seungri mengusap kepala si gadis cilik ini. Dia memutuskan untuk bersiap pulang karena waktu juga sudah semakin sore. Dia tak mau suaminya mencarinya seperti saat di Jeju karena pulang telat.
Jia menemai Seungri yang sedang memakai sepatunya, selalu memandanginya dengan mata berbinar. Jiyong pun memperhatikan putri kecilnya itu.
"Appa ..."
"Iya?"
"Kapan Appa dan Papa akan menikah?"
Pertanyaan polos terlontar dari bibir mungil Kwon Jia yang membuat dua orang dewasa di sana nyaris terdesak napas sendiri.
"Appa tidak tahu. Waeyo?"
"Biar Jia ada temannya. Jia bosan ditinggal dengan Sehun Samchon. Jia tidak punya eomma, Appa juga sibuk kerja dan jarang pulang," keluh Jia dengan wajahnya yang tiba-tiba murung.
Seungri tak tega melihatnya. Anak itu memang sempat bercerita jika sejak kecil dia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Hanya Jiyong dan Sehun yang bergantian menjaganya.
"Jia Sayang, Papa dan Appamu belum lama saling kenal. Jadi, kami belum siap memutuskan untuk menikah," jawab Seungri.
"Baiklah, Jia mengerti. Jia tidak akan jadi anak nakal agar Papa mau menikah dengan Appa," ucap Jia. Kemudian dia menarik Seungri agar lebih mendekat dan membisikan sesuatu, "kasihan Appa. Lama hidup sendiri."
Seungri ingin tertawa di akhir kalimat Jia. Namun, dia urungkan. Hanya karena tak ingin menyinggung perasaan Jiyong. Lagi pula, mungkin ada alasan mengapa Jiyong belum juga menikah.
"Sampai nanti lagi, Sayang," ucap Seungri sebagai salam perpisahan.
"Bye Papa! Sampai ketemu lagi," balas si kecil dengan lambaian tangan.
...
"Sepertinya kau cepat sekali akrab dengan Jia," ujar Jiyong memecah keheningan di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken White [END]
FanfictionPutihnya sebuah pernikahan melambangkan kesucian. Namun apa yang dijalani setelah janji suci itu terucap nyatanya tidak sesuci dan seindah yang dibayangkan. pengkhianatan dan keserakahan, dan cinta orang ketiga menjadi penghancur utama mahligai ruma...