Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta! Juga dilarang plagiat! Jika itu terjadi, aku sedot ubun-ubunnya! ⭐ Vote di pencet. Tuh, ada di bawah!
*
*
*
*
*"Hyung, apa lagi yang kau lamunkan?" panggil Glory. Tangannya terkibas di depan wajah Seungri.
Bisa-bisanya CEO-nya melamun saat membicarakan tawaran kontrak yang diberikan Jiyong. Jennie mengerjapkan mata melihat atasanya ditegur Glory.
"Hum? Apa?" tanya Seungri dengan wajah polosnya.
"Aku yang harusnya tanya apa. Belakangan ini kulihat kau sering melamun. Apa yang kau lamunkan?"
"Tidak ada. Aku hanya memikirkan baju apa yang harus aku kenakan nanti di acara suamiku," jawab Seungri membetulkan duduknya.
Glory coba menahan tawa saat mendengar ucapan Seungri. Seorang Seungri mengkhawatirkan soal pakaian dan itu hal yang amat aneh.
"Uangmu banyak dan aku yakin koleksi baju bagusmu pun tak main-main. Kau punya kenalan butik terkenal. Lalu, untuk apa kau khawatir soal itu? Harusnya aku yang bingung, karena itu acara suamimu dan aku harus tampil keren bukan?"
"Benar Oppa, kita harus berpakaian menarik di acara suamimu agar kau tak malu," tambah Jennie. Glory lantas menjentikan jarinya tanda setuju dengan ucapan Jennie.
"Hahh, lagian kenapa suamiku harus mengundang kalian sih?"
"Lho, jadi kami tidak boleh hadir?" tuding Glory.
"Tidak tidak! Bukan begitu. Sudahlah jangan bahas lagi."
"Jadi, apa yang kau lamunkan?" tanya Glory penasaran.
"Astaga, Glo! Aku tidak sedang melamunkan apapun dan hubungi Irene untuk bicarakan kontrak itu dengannya," perintah Seungri.
"Jadi, kau akan pakai Irene? Kenapa tidak Jennie saja?"
"Ck, dia managerku. Kau jangan macam-macam!"
Glory melihat Seungri bangun dari kursi kerjanya. "Kau mau ke mana?"
"Ke butik!" jawab Seungri sambil meninggalkan meja kerjanya.
"Jennie-ah, apa kau tidak merasa aneh dengan sikapnya?" bisik Glory saat Seungri sudah tidak di ruangannya.
"Dia seperti orang sedang jatuh cinta," jawab Jennie yang mendapat pandangan aneh dari Glory.
"Apa?" tanya Jennie bingung.
"Kata-katamu tepat sekali. Kupikir hanya aku yang merasa seperti itu. Tapi, dia sudah menikah. Mana mungkin dia jatuh cinta pada suaminya?"
Plak
"Aw! Kenapa memukul kepalaku?" kesal Glory sambil mengusap kepalanya.
"Bodoh! Mungkin saja suaminya itu orang yang romantis sampai-sampai dia bisa jatuh cinta terus setiap saat," tukas Jennie.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken White [END]
FanfictionPutihnya sebuah pernikahan melambangkan kesucian. Namun apa yang dijalani setelah janji suci itu terucap nyatanya tidak sesuci dan seindah yang dibayangkan. pengkhianatan dan keserakahan, dan cinta orang ketiga menjadi penghancur utama mahligai ruma...