Chapter 12

163 25 29
                                    

Melihat seorang istri yang tengah menyiapkan sarapan bagi seorang suami adalah hal yang dirindukan Jun Ho. Selama dua hari di Jeju, dia tidak mendapatkan pemandangan seperti itu. Seungri terlihat lebih segar pagi ini dari pada semalam. Mungkin karena istirahatnya cukup dan yang pasti suaminya telah menjadi teman tidurnya.

"Kopimu, Hyung."

"Gomawo," jawab Jun Ho.

Seungri meletakan secangkir kopi di meja makan. Kemudian dia mengambil selembar roti untuk dioleskan selai kacang kesukaan Jun Ho.

"Bagaimana memarmu?"

"Hum? Sudah sedikit memudar. Jangan khawatir," jawab Seungri sambil meletakan roti yang sudah diolesi selai di atas piring.

"Makan dulu rotimu," ucap Seungri lagi.

"Senangnya aku bisa dilayani olehmu hari ini," kata Jun Ho yang berhasil membuat Seungri tersipu malu.

"Makanya jangan sering keluar kota!" Seungri pura-pura merengut.

"Setelah urusanku selesai, aku akan lebih banyak di Seoul, Sayang."

"Uhm, aku menantikan itu Sayang."

Seungri celingak celinguk seperti ada yang dicari.

"Jiyong belum bangun?"

Jun Ho menggidikan bahunya dan berkata, "Aku tidak tahu. Mungkin masih tidur. Dia baru pulang saat kau sudah tidur.

Seungri mengangguk. Jun Ho pun beralih pada pelayan yang baru saja menaruh sepiring telur mata sapi.

"Tolong kau bangunkan Jiyong!"

"Baik Tuan."

Sang pelayan berlalu menuju kamar tuan muda keduanya. Baru ketukan pintu keduanya, si pelayan sudah mendapat teriakan dari dalam kamar yang menyuruhnya untuk tidak mengganggu si penghuni kamar.

"Maaf Tuan, Tuan Jiyong tidak mau bangun," ucap si pelayan sekembalinya dari kamar Jiyong.

"Ck, anak itu susah sekali dibangunkan! Kau boleh kembali," perintah Jun Ho pada pelayannya yang dianggukinya.

"Biar aku yang bangunkan," ucap Seungri yang sudah mengangkat pantatnya dari kursi. Namun, tangannya dicekal Jun Ho.

"Jangan! Biarkan saja," titahnya.

"Hyung, ini sudah hampir lewat dari sarapan pagi. Hanya sebentar saja," bujuk Seungri perlahan. Jun Ho menatap dalam bola mata istrinya yang lembut dan akhirnya melunak juga.

"Oke, jangan terlalu lama!"

Hanya memberi senyuman, Seungri meninggalkan suaminya sendiri di meja makan. Ragu sebenarnya untuk mendatangi kamar adik iparnya, tapi Seungri juga ingin mengajak sarapan bersama terlepas dari apa yang pernah Jiyong lakukan padanya. Bagaimanapun dia harus menutupi kejanggalan terhadapnya dan Jiyong di depan Jun Ho.

Tok Tok!

Seungri mengetuk pintu yang tidak dijawab dari pemilik kamar. Dua kali dia mengetuk pintu kamar Jiyong dan tidak ada jawaban. Maka Seungri beranikan diri untuk masuk. Ini pertama kalinya Seungri masuk kamar Jiyong yang bisa dibilang cukup rapi.

Dengan jantung yang berdebar, Seungri mencoba menghampiri Jiyong yang masih bergelung di dalam selimut. Bisa dilihatnya punggung putih berhiaskan tato berupa tulisan, juga tato pada lehernya yang amat terlihat jelas. Seungri menggoyangkan badan Jiyong pelan.

"Jiyong, bangun! Sudah hampir siang, waktunya sarapan."

Hening

Jiyong sama sekali tidak menjawab ataupun berniat membuka matanya. Jadi, Seungri coba sekali lagi untuk membangunkannya.

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang