Chapter 8

202 29 21
                                    

Sebelum membaca, mohon jangan kaget di part tertentu ya. Nikmati aja pokoknya. Chapter ini chapter terpanjang selama ff ini lahir. Karena apa? Karena ya karena...

Dah lah, selamat menikmati. Bintang ditekan kalo udah baca!

.
.
.
.
.



Tiga hari kemudian

Jun Ho berada di Jeju setelah sebelumnya dia harus mengatur ulang keberangkatannya karena Seungri sakit. Sebelum bekerja seperti biasa Jun Ho selalu mengabarkan Seungri tentang kabarnya, lalu memulai pekerjaaanya.

"Dara-ssi, senang bisa bertemu denganmu," ucap Jun Ho sambil menjabat tangan wanita cantik di depannya.

"Selamat datang di Jeju Jun Ho-si. Senang bisa bertemu kembali dengan Anda. Mari langsung saja saya perlihatkan kantornya."

"Tentu saja. Mari!"

Jun Ho mempersilakan Dara lebih dulu jalan untuk menunjukkan letak kantor yang nantinya akan Jun Ho gunakan jika dalam kunjungan ke Jeju.

....

Di lain tempat ...

"Bagaimana perkembangannya?" tanya orang di depan Jiyong.

"Apa maksudmu?" Jiyong bertanya balik tanpa melihatnya.

"Jangan pura-pura tidak tahu."

Tatapan Jiyong yang awalnya sedang fokus ke iPad-nya langsung beralih pada seseorang yang sedari tadi bertanya di depannya.

"Perkembangannya ...," Jiyong menjeda kalimatnya. "Baik," jawabnya sedikit ragu.

"Ck, aku rasa kau masih takut," tuding Seung Hyun.

"Sejak kapan aku takut! Aku hanya menunggu waktu saja," Jiyong berkelit. Dia membuang wajahnya ke lain arah menyembunyikan wajah ragunya.

"Hm? Menunggu waktu? Sudah beberapa minggu setelah kau menelponku dan minta taruhan," cecar Seung Hyun. Sahabat Jiyong ini menguncangkan satu kakinya, mengangkat sebelah alisnya. Jiyong tak berkata-kata.

"Sampai kapan kau akan diam, hm? Pilihanmu cuma dua di sini. Bergerak atau menyerah, Lil' bro!"

Perkataan yang dilontarkan Seung Hyun langsung membuat mimik wajah Jiyong berubah 180 derajat. Kepalanya saat ini sedang berpikir untuk memukuli hingga tak berdaya orang yang berada di depannya ini, akan tetapi dia tersadar kalau orang yang ditatap merupakan hyung kesayangannya.

"Kau akan liat, Hyung!" Jiyong menjawab dengan pasti sekarang.

"Lihat apa? Melihatmu duduk saja?" sarkas seorang Seung Hyun sambil meminum winenya.

"Aku dengar suaminya pergi ke Jeju mengurus bisnis cabangnya."

"Lalu?"

Jiyong menyunggingkan senyumnya evilnya sekarang.

"Bermain sebentar dengannya kurasa bukan ide yang buruk," jawab Jiyong, "dia harus membayar atas luka di sudut bibirku."

"Oh, Kwon Jiyong mendendam rupanya," Seung Hyun terkekeh.

"Terserah kau bilang apa!"

"Hm, it's a good time Lil' bro," ucap Seung Hyun lagi sambil mengeluarkan smirk-nya

...

"Dilihat secara keseluruhan sudah cukup bagus. Kau bekerja dengan baik," ucap Jun Ho usai melihat hasil yang telah dikerjakan Jennie selama di Jeju.

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang