Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta!
*
*
*
*
*Seungri benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang. Duduknya yang gelisah di kursi kantornya jelas memperlihatkan jika dia sedang memikirkan sesuatu. Beruntung kali ini tidak ada siapa-siapa di ruangannya karena memang dia tidak ingin bertemu dengan siapapun hari ini. Seungri berpesan pada sekretarisnya untuk tidak menerima tamu.
Jadi, beginilah dia sekarang. Bersandar di kursi, menatap ke jendela di belakang meja kerjanya. Ditonton oleh langit biru karena yang Seungri lihat pada pantulan jendela adalah dirinya sendiri juga bayangan akan tindakan Jiyong tadi pagi. Bahkan kata-kata Jiyong telah mengganggu pikirannya. Siapa orang yang disukai yang dimaksud Jiyong? Dan siapa Jia itu?
Ah, untuk apa Seungri berpusing soal Jia. Mungkin itu hanya anak dari temannya atau sepupunya yang lain, tapi jika itu sepupunya mengapa Jun Ho tak pernah memberi tahunya? Seungri mengurut batang hidungnya karena penat yang menyerangnya.
Lalu, kenapa hanya dengan sentuhan Jiyong saja tubuhnya bereaksi berlebihan? Ini kembali menyerang pikirannya. Jun Ho adalah orang yang dinikahinya. Orang yang berhak atas tubuhnya. Namun, ketika orang lain menyentuhnya, tubuhnya berkata lain. Terlebih orang itu adik iparnya sendiri. Rasanya dia akan gila sebentar lagi.
Seungri mengusap wajahnya kasar. Dia perlu menghentikan ini. Menghentikan aksi Jiyong yang semakin liar nantinya. Seungri tidak boleh membiarkan dirinya berada dalam pusara sesat. Dia telah jatuh dalam kubungan dosa, maka dia juga harus membersihkan diri.
Dengan langkah cepat, dia menyambar ponselnya. Menelpon supir pribadinya untuk bersiap di lobi karena dia dalam perjalan turun ke lantai dasar. Orang-orang yang melihatnya melintas hanya terabaikan oleh Seungri. Heran dengan sikap atasanya belakangan ini.
"Ahjussi, antar aku ke kantor Jiyong!" perintah Seungri.
Sang supir bukannya bergegas, dia justru mencerna perintah tuannya. Matanya melirik spion memastikan tuannya tidak salah bicara.
"Tuan yakin?"
"Yakin. Memangnya kenapa?"
"Ah, tidak apa-apa! Saya segera antar Anda ke PMO," ucap Kim Ahjussi buru-buru. Pasalnya dia teringat pada apa yang terakhir kali dilihatnya. Apa mungkin tuannya ini memang sedang bermain gila dengan iparnya sendiri?
Seungri tiba di perusahaan milik adik iparnya yang tergolong tidak terlalu besar, namun sedikit mencolok. Bunga Daisy dengan kelopak yang putus menghiasi bagian atas perusahaan sebagai simbol Peaceminusone. Pintu masuk dengan logo P merah menyambut Seungri begitu memasukinya.
Dia langsung mencari keberadaan ruangan Jiyong dengan membaca tulisan sebagai petunjuk ruang di lantai berapa. PMO memiliki lima lantai. Lantai pertama lobi dan juga kantin serta mini market. Lantai dua bagian desain dan produksi, lantai tiga bagian penjualan dan marketing, lantai empat sebagai ruang rapat direksi dan menyambut klien baru. Sementara lantai lima merupakan bagian ruang pemilik perusahaan alias CEO beserta beberapa pekerja yang memiliki jabatan atas PMO.
Seungri segera menekan tombol lift lantai lima begitu masuk ke dalamnya. Tak menutup dia gugup untuk bertemu Jiyong dan ini pertama kalinya Seungri mendatangi kantor adik dari suaminya. Tidak heran juga dengan dirinya yang cukup dikenal sebagai pemilik perusahaan entertainment sekaligus pasangan dari keluarga Kwon ini jadi bahan perbincangan oleh mereka yang tak sengaja melihat atau bahkan mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken White [END]
FanfictionPutihnya sebuah pernikahan melambangkan kesucian. Namun apa yang dijalani setelah janji suci itu terucap nyatanya tidak sesuci dan seindah yang dibayangkan. pengkhianatan dan keserakahan, dan cinta orang ketiga menjadi penghancur utama mahligai ruma...