Chapter 21

196 30 44
                                    

Aku peringatin ya, sebelum baca lanjutan FF ini untuk menekan bintang di akhir. Juga warning dengan segala isi yg kadang diikuti Typo. Isi konten merupakan imajinasi penulis juga ide aslinya. Jadi, dilarang protes karena ini mutlak milik pencipta! Juga dilarang plagiat! Jika itu terjadi, aku sedot ubun-ubunnya!
*
*
*
*
*

Seungri sudah melalui masa pemulihannya selama hampir satu minggu dan selama itu pula dia sama sekali belum melihat penampakan dari tuan muda kedua keluarga Kwon tersebut. Hanya pesan terakhir darinya yang mengatakan akan segera pulang jika urusan Jiyong sudah selesai.

Untuk apa pula Seungri harus menunggunya? Toh, Jiyong bukan siapa-siapa Seungri. Dia hanya pria berengsek yang tiba-tiba menghilang setelah apa yang sudah terjadi.

Namun, seperti kata kebanyakan orang. Ketika ada orang yang gemar menjahili dan orang itu menghilang, maka akan ada rasa kosong. Seperti itu yang Seungri rasakan. Wajah menjengkelkan Jiyong terus terlintas di benaknya saat diam-diam dia berdiri di depan kamar pria tersebut.

Aneh memang, kakinya tanpa sadar membawanya ke sana. Tangannya bahkan hampir saja memutar kenop pintu kamar Jiyong karena bisikan halus yang menyuruhnya untuk buka dan masuk ke dalam. Akan tetapi semua itu dia urungkan. Sadar jika Jiyong hanya adik ipar.

Setelah bosan dengan pergelutan di hatinya, Seungri memilih untuk pergi berbelanja karena melihat persediaan di lemari es mulai menipis. Jun Ho sempat tidak setuju dengan keinginan istrinya.

"Kau bisa suruh In Na untuk pergi belanja," ucap Jun Ho.

"Aku ingin sendiri, Hyung. Lagi pula aku sudah lama tidak keluar rumah," balas Seungri dengan tatapan puppy eyes-nya saat sedang merapikan pakaian sang suami.

"Kau baru sembuh. Tidak bisakah kau menunggu?"

"Aku sudah sehat. Kau lupa bahkan kita sudah melakukan itu semalam," rayu Seungri.

Jun Ho menatap istrinya dengan gemas. Dia mencubit ujung hidungnya.

"Harus diantar Kim Ahjussi!" perintah Jun Ho.

"Hm, aku akan minta Kim Ahjussi mengantarku. Kau tenang saja," Seungri setuju sembari mengangguk.

Akhirnya perdebatan kecil antara Seungri dan suaminya selesai dan di sinilah dia sekarang. Sebuah supermarket yang cukup komplit dalam menyediakan barang. Tak sedikit dari pengunjung yang menyadari kehadiran Seungri di sana.

Mereka tersenyum, Seungri pun membalas. Kemudian dia akan fokus dengan keranjang yang siap diisi oleh barang keperluannya.

Tangan dan matanya telah terbiasa dengan apa yang akan dia beli. Beberapa keperluan sudah ada didalam troli belanjaan, hanya perlu membayarnya saja sekarang. Begitu total dari belanjaannya muncul, Seungri membayarnya dengan kartu hitamnya.

Kini tangannya sudah penuh dengan kantong belanja. Seungri membawanya menuju Kim Jun Yeong yang sudah menunggu di luar supermarket. Dengan sigap sang supir mengambil kantong belanja tersebut dari tangan Seungri dan membawanya ke mobil. Seungri memeriksa sekali lagi belanjaan yang akan ditaruh di bagasi mobil. Namun, dia teringat sesuatu.

"Ah sial! Seharusnya aku menaruh penyedap instan tadi," ucapnya.

"Biar saya saja yang beli. Tuan tunggu di mobil saja," saran sang supir.

"Uhm, baiklah," jawab Seungri.

Kim segera kembali ke dalam supermarket dan mencari barang yang dimaksud berdasarkan apa yang tuannya jelaskan sebelumnya.

Broken White [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang